Nyai Hj Azizah Aziziyah Saifouridzall
Biografi Nyai Hj Azizah Aziziyah Saifouridzall
Nama : Nyai Hj Azizah Aziziyah Saifouridzall
Lahir : Kademangan, Probolinggo 23 Maret 1950 M
Wafat : Sabtu 25 Rojab 1443 H / 26 Februari 2022 M.
Pendidikan : Sekolah Rakyat
Pesantren Zainul Hasan Genggong
Beliau putri dari pasangan Alm. H. Mukhlis Adnan; seorang kepala desa yang dicintai rakyatnya, bahkan menjabat hingga akhir hayatnya, dan seorang wanita salehah yang bernama Ibu Hj. Aisyah.
Beliau memulai pendidikannya dari didikan bapak dan maknya sendiri. Begitulah beliau memanggil kedua orangtuanya. Sekolah Rakyat adalah pendidikan lanjutan beliau sebelum akhirnya beliau mondok di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong saat remaja. Di situlah beliau mengaji, dan berguru kepada Hadratil Marhum Al-Arif Billah KH. Hasan Saifourridzall. Dari situ Alm. KH. Hasan Saifourridzall menambatkan hatinya pada Almarhumah.
Sejak kecil hingga dewasa beliau selalu berpedoman pada birrul walidayn. Bahkan saat akan menikah dengan Alm. Kiai Hasan Saifourridzall, beliau menunggu rida dari orang tua beliau. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Sya'ban 1386 H, atau 29 November 1966 M (sesuai dengan surat nikah), beliau dinikahi oleh Alm. Kiai Hasan Saifourridzall di umur 17 Tahun.
Almarhumah sangat setia kepada Alm. KH. Hasan Saifourridzall. Saat Kiai masih hidup pun, Almarhumah dengan sabar menjaga amanah-amanah sang Kiai walau tidak sedikit orang yang membenci, dan tidak menyukainya. Sebelum pindah ke dalem timur (dalem yang ditempati Almarhumah), Almarhumah tinggal di ruko Barokah. Letaknya persis berada di samping utara gerbang lama Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Di sanalah beliau sibuk mengatur rumah tangga dan segala hal yang dibutuhkan untuk menyenangkan hati Alm. KH. Hasan Saifourridzall. Beliau tidak pernah menuntut segala hal kepada Kiai.
Di antara begitu banyak teladan beliau:
- Ahli Alquran. Tidak mau lepas dari Alquran. Bahkan sebelum diagnosa katarak oleh dokter mata, beliau sempat memakai Alquran super besar, ditambah lampu HP dan loop. Itu sudah cukup membahagiakan beliau karena bisa baca Alquran walaupun terbata-bata membacanya. Hingga akhirnya bisa operasi kanan dan kiri sehingga beliau dawuh, "Saya senang sudah bisa baca lagi tanpa pakai alat bantu apapun".
- Gigih mendorong putra putrinya untuk maju dalam pendidikan.
- Selalu mengajak kompak dan rukun. Contoh saat bepergian harus beriringan. Saking kepinginnya kekompakan selalu ada.
- Tegar dan tabah (menahan sakit sebisa mungkin hingga akhir hayat)
- Sangat dermawan kepada anak anak kecil dan janda. Setiap akhir Ramadhan selalu mencatat nama-nama janda untuk diberikan uang.
- Beliau ahli tahajud, duha, dan zikir. Terutama thoriqoh dari Alm. Kiai Hasan Sepuh Genggong.
Pada hari Sabtu, tanggal 25 Rajab 1443 H, atau tanggal 26 Februari 2022 M, tepat pada jam 2 siang di RS Abdurrahman Saleh Probolinggo, Almarhumah menghadap kepada Sang Maha Pengasih dalam keadaan tenang dan bahagia. Beliau meninggalkan empat orang putera dan dua orang putri, hasil buah cintanya dengan Almarhum al-Arif billah KH. Hasan Saifourridzall. Beliau adalah orang yang sangat baik, sabar, dan tabah sepanjang hidupnya. Beliau juga mengingatkan untuk selalu cinta Allah dan Rasul-Nya agar dapat berkumpul dengannya di surga nanti.