24 Februari 2023
Umum
Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan saat memberikan penghargaan kepada Almarhum Kiai Hasan Genggong, yang diwakili oleh Gus dr. Haris KRAKSAAN – PCNU Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo, memberikan anugerah penghargaan kepada 4 muassis pendiri NU. PCNU Kota Kraksaan memberikan anugerah kepada 4 muassis pendiri NU Kraksaan pada kegiatan puncak peringatan Hari Lahir 1 Abad NU yang digelar di Gedung Islamic Center, Kamis 23 Februari 2023. Penganugerahan kepada empat muassis sebagai pendiri NU di Kota Kraksaan itu diterima langsung oleh ahli warisnya. 4 muassis penerima anugerah penghargaan dari PCNU Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo ini, sebagai berikut:1. KH. Moh. Hasan Genggong, Rais Syuriyah pertama 1930-1955.2. KH. Zaini Mun’im, Rais Syuriyah kedua 1956-1975;3. KH. Abdul Latif, Ketua Tanfidziyah pertama 1930-1963;4. KH. Nawawi Shodir, Katib Syuriyah pertama 1930-1955. Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan, H. Achmad Muzammil mengatakan, kalau keempat muassis yang telah menerima anugerah dari PCNU itu memiliki jasa bagi berdirinya NU Kota Kraksaan. “Maka anugerah yang kami serahkan kepada empat muassis ini adalah bentuk penghormatan atas jasanya. Karena berkat beliau-beliau NU Kraksaan ini ada,” jelas Muzammil. Pemberian anugerah pada peringatan 1 Abad NU itu, kata Muzammil, sebagai refleksi bagi seluruh warga NU di Kota Kraksaan. Hal itu untuk mengingat perjuangan keempat muassis yang telah mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama di Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya, ungkap Muzammil, kalau pada momentum menjemput abad ke 2 NU ini, warga Nahdliyin harus bisa meneladani para muassis tersebut. “Kemudian pada momentum menjemput abad ke 2 NU ini, kita semua warga NU dapat meneladani dan meneruskan perjuangan yang telah dilakukan oleh keempat muassis yang telah mendirikan N5U di Kraksaan,” pungkasnya. Sementara itu, Gus dr. Haris -yang menerima simbolis penghargaan mewakili keluarga besar Pesantren Zainul Hasan Genggong- menyampaikan terima kasih kepada PCNU Kota Kraksaan, hal ini merupakan kehormatan bagi dzurriyah Kiai Hasan Genggong. “Ini merupakan penghargaan kedua untuk Kiai Hasan Sepuh, sebelumnya Beliau menerima penghargaan dari PBNU sebagai salah satu dari 25 tokoh ulama yang berjuang mendirikan Nahdlatul Ulama bersama Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari”. Ungkapnya. Kita sebagai penerus, lanjut Gus dr. Haris, harus meneladani kiprah perjuangan para muassis Nadlatul Ulama, “harapannya, di abad kedua, NU ini bisa menjadi rumah yang jauh lebih baik, lebih nyaman dan tetap menjadi penjaga negeri ini”. Pungkasnya. KH. Mohammas Hasan, Rais Syuriyah 1930-1955 Kiai Hasan Sepuh adalah Rais Syuriyah pertama Nahdlatul Ulama Cabang Kraksaan. Beliau mengemban amanat tersebut sejak tahun 1930 hingga wafat pada tahun 1955. Kiai Hasan Sepuh tak hanya berperan mendirikan Nahdlatul Ulama Cabang Kraksaan. Pada proses awal pendirian Nahdlatul Ulama, Kiai Hasan Genggong juga dimintai pendapat dan nasihat oleh almarhum KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifin, dan para pendiri NU lain atas rekomendasi dari Syaikhona Kholil Bangkalan dan hadratus syeikh KH. Hasyim Asy’ari. Ketika menjabat sebagai Rais Syuriyah, Kiai Hasan Sepuh telah berusia 90 tahun. Meski telah berusia lanjut, namun Kiai Hasan Sepuh tak pernah kendor berjuang untuk Nahdlatul Ulama. Beliau sering berkumpul di majelis bahtsul masail meski acara dilaksanakan jauh dari kediaman beliau di Pesantren Genggong. Beliau dianggap sebagai salah satu Kiai yang bisa memutuskan hukum sebuah masalah dengan tepat dan baik. Kiai Hasan Sepuh selalu hadir di setiap Muktamar NU. Seperti Muktamar di Magelang, Pekalongan, dan Palembang. Ada beberapa kalimat bijak dari Kiai Hasan Sepuh yang cukup melegenda.“Barangsiapa yang ikhlas berjuang untuk Nahdlatul Ulama, Ia akan beruntung di dunia dan di akhirat”.“Jangan keluar dari Nahdlatul Ulama. Karena Nahdlatul Ulama adalah jam’iyyah yang diridloi Allah Subhanahu wa Ta’ala”. (*) Rate this post
20 Februari 2023
Umum
Event
Genggong – Ribuan Onthelis penggemar sepeda kuno yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI), berkumpul untuk mengikuti acara gowes di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, pada hari Minggu (16/2/2023). Acara ini diadakan oleh komunitas Sepeda Tua Kraksaan (KONSTAN), yang bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan mempererat hubungan sesama penggemar sepeda kuno. Acara yang bertajuk “Onthel Goes To Pesantren” (OGP) ini, dimulai pukul 6 pagi, Peserta berkumpul di halaman P5 PZH Genggong yang merupakan titik start. Setelah melakukan registrasi, peserta memulai gowes sepanjang 25 kilometer yang melintasi Kecamatan Krejengan, Kecamatan Kraksaan dan Kecamatan Pajarakan hingga finish di halaman P5 PZH Genggong. Peserta gowes tidak hanya berasal dari Kabupaten Probolinggo, namun dari berbagai wilayah. Seperti, Jombang, Madura, Jember, Lumajang, Banyuwangi hingga Semarang. namun para peserta ini memiliki satu kesamaan yaitu cinta terhadap sepeda tua. Beberapa peserta bahkan menggunakan sepeda yang sudah puluhan tahun lamanya, dengan berbagai jenis dan merek yang berbeda-beda. Peserta dari berbagai usia dan latar belakang ini, begitu semangat ngonthel melintasi jalan antar kecamatan dengan mengenakan kostum modern, baju daerah, hingga kostum pejuang tempo dulu. Tamam, salah satu peserta dari Jember mengatakan, bahwa dia sangat senang bisa bergabung dalam acara ini. “Saya sudah lama mempunyai sepeda ontel ini dan saya sangat senang bisa bergabung dalam acara ini. Saya juga bertemu banyak teman baru yang memiliki hobi yang sama dengan saya,” katanya. Acara gowes sepeda kuno ini mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat. Banyak pengendara motor dan mobil yang menyapa dan memberikan dukungan kepada peserta. Acara ini diharapkan bisa menjadi ajang silaturrahim dan istiqomah mengkampanyekan gaya hidup sehat. Gus dr Haris, inisiator Onthel Goes To Pesantren, mengatakan, acara rutin setiap tahun ini merupakan acara ke 7 yang dilaksanakan di Pesantren Zainul Hasan Genggong. OGP merupakan wujud kecintaan warga terhadap tanah air serta ikut mengurangi efek rumah kaca atau pemanasan global. “Kami ingin berkontribusi dalam mengenalkan budaya bersepeda zaman dulu sekaligus mengajak masyarakat gemar bersepeda sehingga ikut menurunkan bahaya pemanasan global,” katanya. Gus dr Haris menambahkan, menggunakan sepeda sebagai alat transportasi bisa menurunkan polusi udara sekaligus menyehatkan badan. “mari budayakan bersepeda dalam keseharian kita”. Pungkasnya. (*) Rate this post
2 Februari 2023
Umum
Genggong – Madrasah Aliyah Zainul Hasan 1 Genggong didirikan oleh hadratus syeikh KH. Hasan Saifouridzall pada tanggal 02 Februari 1968. di tahun 2023 ini telah berusia 55 tahun. Sejak madrasah ini berdiri, pengelola terus berupaya untuk menjadikan madrasah yang unggul dan bermanfaat bagi bangsa dan negara sesuai cita-cita pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kini, Madrasah yang memiliki slogan MUMTAZ dan Berkualitas yang dipimpin oleh Nun Ahsan Maliki cucu KH. Hasan Saifouridzall telah membawa MA Zainul Hasan 1 Genggong lebih unggul, berkualitas, dan berprestasi. Terbukti, sejak Nun Alex memimpin, puluhan prestasi telah diraih, baik tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Selain itu, lulusannya tersebar ke beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta di dalam negeri hingga luar negeri, misalnya negara mesir, sudan, turki dan lainya. Sebagai bentuk terima kasih lembaga kepada guru, MA Zainul Hasan 1 Genggong memberikan apresiasi khidmah berupa voucher Umroh ke Tanah Suci kepada 2 guru. Hadiah tersebut diberikan pada peringatan Milad MA Zainul Hasan 1 Genggong ke-55, kamis, (02/02/2023). Kepala Madrasah Nun Ahsan Maliki, S.Sy., M.Pd menuturkan bahwa penentuan siapa yang mendapatkan hadiah umroh ini adalah guru yang paling lama pengabdiannya di madrasah ini. “Apresiasi khidmah ini pertama kami berikan kepada Ustaz Ahmad Taufik yang telah mengabdi selama 31 tahun, Kedua ustaz Ahmad Juwaini yang telah mengabdi 29 tahun, 2 guru ini mendapatkan voucher umroh, umroh bersama saya “, ucap Nun Alex yang disambut tepuk tangan meriah oleh guru dan santri. Dalam kesempatan tersebut, ketua PC LDNU Kota Kraksaan ini, berpesan kepada semua santri dan guru untuk selalu memiliki Akhlak. “akhlak itu amanah, kreatif, harmonis, loyalitas, adaptif, kolaboratif,” pungkasnya. (*) Rate this post
1 Februari 2023
Umum
Paiton – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan (Tanaszaha) Genggong Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, masa khidmat 2023-2028 resmi dilantik, Rabu (1/2/23) pagi. Prosesi pelantikan digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Islamiyah Syafi’iyah Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Pelantikan dan baiat dilakukan oleh Ketua DPP Tanaszaha Genggong, Dr Abdul Aziz Wahab M.Ag. Ketua DPP Tanaszaha Genggong, Dr. Abdul Aziz Wahab M.Ag usai pelantikan berpesan agar DPC Tanaszaha Kota Kraksaan segera menggelar rapat kerja pasca dilantik agar dapat menghasilkan program kerja. Selain itu, ia menekankan agar DPC Tanaszaha Kota Kraksaan memaksimalkan layanan teknologi digital sebagai wahana syiar program kerja. Sebab menurutnya, dampak dunia digital dewasa ini amat dominan. “Setiap kegiatan, jadikan berita dan syiarkan lewat media sosial, facebook misalnya, itu luar biasa dampaknya, dibaca ribuan orang,” pesan Dr. Aziz yang juga rektor Universitas Zainul Hasan (UNZAH) Genggong. Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah berharap, pasca dilantik pengurus DPC Tanaszaha Genggong dapat menunjukkan eksistensinya dengan melahirkan program-program kerja yang bermanfaat. “Jadi pengurus Tanaszaha Kraksaan yang baru dilantik ini punya tanggung jawab, buatlah program kerja yang bermanfaat dan menebar maslahat, tidak hanya untuk alumnus tetapi juga untuk umat,” pesan Kiai Mutawakkil. Kiai Mutawakkil mengaku bersyukur, banyak alumni PZH Genggong yang bersedia berkhidmat dan meluangkan waktu untuk meneruskan syiar-syiar pesantren ke masyarakat. “Terima kasih telah bersedia menjadi pengurus (DPC Tanaszaha Kraksaan), semoga perjuangan kalian diberkahi Allah,” terang kiai yang dikenal kharismatik ini. (*) Rate this post
14 Januari 2023
Umum
Umum
Event
Genggong Nusantara | Pemain Futsal Daerah A Pondok SMA Pose Bersama dengan Shohibul Bait Setelah Pertandingan Final (13/01) GENGGONG – Tim Futsal Daerah A Pondok SMA berhasil mempertahankan gelarnya dalam lomba futsal pada ajang Akhirussanah 2023. Zhoneg Mania keluar sebagai juara usai mengalahkan Daerah B Pondok MA-PK tujuh gol tanpa balas saat partai final (13/01/2023) di lapangan SMK Zainul Hasan Genggong. Dimas dkk langsung tampil agresif saat pertandingan baru dimulai. Berawal umpan terobosan rekannya, Handika berhasil mengecoh kiper lawan melalui sontekannya dari sisi kiri dan skor menjadi 1-0. Tidak berselang lama, Zhoneg kembali mendapatkan peluang emas yang akhirnya menjadi gol melalui sepakan melengkung dari Dimas. Daerah B Pondok MA-PK mencoba menyamakan kedudukan melalui beberapa serangannya. Namun, Madani dkk selalu gagal menkonversikannya menjadi gol. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum. Genggong Nusantara | Pemain Daerah A Pondok SMA Berjibaku dengan Pemain Daerah B Pondok MA-PK saat Final (13/01) di Lapangan SMK Zaha Genggong. Di babak kedua, Daerah B Pondok MA-PK memasukkan Taqwim demi mengejar ketertinggalan. Namun, saat wasit baru meniupkan peluit mereka kebobolan lagi melalui sundulan Handika. Pasca kebobolan ketiga tersebut, mereka kehilangan kendali dan membiarkan Handika dkk memegang kendali jalannya pertandingan. Hasilnya, Zhoneg kembali menambah pundi-pundi golnya melalui Dimas pada menit ke-6. Seakan semangat juangnya membara, Dimas mencetak gol ketiganya sesaat kemudian. Pemain punggung 10 tersebut melakukan umpan satu dua dengan rekannya kemudian melepaskan sebuah tendangan dengan kaki kirinya dan berbuah gol. Merasa diatas angin, Dimas dkk mengendorkan laju permainan. Meski begitu, mereka lagi – lagi membobol gawang tim futsal Daerah B Pondok MA-PK melalui gol solo Dimas pada menit ke-7. Hingga Alex akhirnya menggenapi kemenangan telak timnya atas Daerah B Pondok MA-PK menjadi 7-0. Susunan Pemain: Tim Futsal Daerah A Pondok SMA: Diva, Dimas, Rofik, Alex, Handika, Sobri, Kelvin. Tim Futsal Daerah B Pondok MA-PK: Iqbal, Belva, Fatoni, Madani, Taqwim, Arif, Iqbal Maulana, Wildan. Rate this post
6 Desember 2022
Umum
Umum
Event
KH Hasan Mutawakkil: “Produk Hukum Islam Selalu Berada dalam Proses Perubahan” Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah bersama Ketua Umum PWNU Jawa Timur KH Mazuqi Mustamar, saat membuka Halaqoh Fikih dan Ushul Fikih di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Probolinggo, PWNU Jatim_Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan, hukum-hukum Islam selalu berada pada setiap perubahan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam. “Apa pun perubahan dalam aspek kehidupan kita tidak boleh menjauhkan kita dari nilai-nilai ajaran Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) yang telah disampaikan kepada para Sahabat, Sahabat-sahabat kepada Tabi’in, hingga ke ulama-ulama kita.” “Sehingga istilah bid’ah sekarang ini sudah memasuki seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, yang biasa berbicara ‘itu bid’ah, ini bid’ah, oh itu tidak ada pada zaman Rasulullah’, harap berhenti karena akan membuat umat bingung bahkan, bisa membuat bingung dirinya sendiri. Kecuali mereka mau hidup di hutan belantara, sekaligus menggunakan hukum rimba. “Demikian pesan-pesan penting KH M Hasan Mutawakkil saat membuka Halaqoh Fiqih dan Ushul Fiqih yang diadakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Senin 5 Desember 2022. Dihadiri Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dan Wakil Rais KH Hadi bin Muhammad Mahfudz, Katib PWNU KH Romadlon Chotib, dll. Dalam Halaqoh Fikih dan Ushul Fikih ini, menghadirkan pembicara, antara lain KH Afifuddin Muhajir dari Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KH Dr Abdul Ghofur Maimoen dari Pesantren Al-Anwar Sarang, dan KH Muhibbun Aman Ali. Hukum Islam, Problematika Umat dan Perubahan Menurut Kiai Mutawakkil Alallah, yang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, hukum-hukum Islam selalu berada pada setiap perubahan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam. Dengan berbagai mode dan argumentasi yang mewarnai cara, proses, atau produk berfikir para ahli dan ulama, termasuk cara berpikir umat. Dan hebatnya lagi, ini merupakan khazanah kita, terutama komunitas pesantren, komunitas Nahdlatul Ulama. Ulama-ulama fikih dari pesantren tidak pernah melewatkan sedikit pun aspek-aspek kehidupan yang menjadi permasalahan umat Islam. Para ulama memberikan panduan, ketentuan hukum Islam yang aplikatif. Tinggal kita saja memraktekkan atau mengkiaskan melalui sifat _al-waqi’iyayah_ (berpijak pada kenyataan objektif manusia), sesuai problematika yang berkembang di tengah masyarakat. Dengan referensi-referensi hukum fikih, baik yang dicaci terkait ketentuan hukum-hukum Islam, baik yang terbangun dengan paradigma teoritis, induksi (_thariqatul hanifiyah_), empiris, maupun yang dibangun dengan dogmatis, responden, dan metode deduksi (_thariqatul mutakallimin_).” Di sinilah, kehetan ulama-ulama fikih dari pesantren. Mereka hadir dan tidak pernah melewatkan segala permasalahan yang dihadapi umat Islam, baik yang klasik maupun kontemporer,” tuturnya. “Inilah, realitasnya, mengaplikasikan ajaran-ajaran agama Islam. Apa pun produk perubahan tidak boleh menjauhkan kita dari nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW,” tegas Kiai Mutawakkil. Kiai Mutawakkil menyebut, hadits yang meriwayatkan Rasulullah SAW: Dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaanku dengan umatku ialah bagaikan seorang yang menyalakan api. Akhirnya, laron-laron berterbangan menjatuhkan diri ke dalam api tersebut. Padahal aku telah berusaha menghalaunya. Aku pun telah mencegah kamu semua agar tidak jatuh ke api, tetapi kamu meloloskan diri dari tanganku.” (HR. Muslim no. 2285). Dalam riwayat lain, dalam kitab Bukhari-Muslim diriwayatkan Abu Hurairah Ra. Rasulullah bersabda, “Saya memegang tali pinggangmu, tapi banyak di antara kalian yang lepas dari genggamanku”. “Nah, ulama-ulama fikih melalui referensi-referensi fikih yang dibangun dengan dua cara itu, menjawab semua persoalan yang dihadapi oleh umat Islam. “Nah, dari titik inilah, maka diskusi soal furu’iyah, menjadi menarik dan ter-update. Kenapa? Karena, hubungan antara ketentuan-ketentuan hukum Islam dan fenomena kemanusiaan tidak bisa dipisahkan. “Dari sisi ini saya melihat, bahwa Halaqoh Fikih dan Ushul Fikih, dalam rangka mendiskusikan dinamika ketetapan hukum menjawab masalah furu’iyah memiliki arti yang amat penting. Di sinilah saya memberikan apresiasi kepada PBNU, kepada PWNU, yang mengadakan kegiatan ini dengan tema-tema sangat aktual,” tutur Kiai Mutawakkil Alallah. Selepas dari kegiatan yang digelar PWNU Jatim hari ini, selanjutnya pada 7 Desember 2022 di pondok pesantren yang sama, digelar Halaqoh Peradaban dengan tema Fikih Siasyi, Bangsa dan Negara” yang diadakan PBNU. “Inilah arti pentingnya, untuk menguatkan kehadiran ketentuan hukum Islam di tengah-tengah masyarakat Islam ala Ahlissunnah waljamaah an-Nahdliyah,” kata Kiai Mutawakkil. Ia mengingatkan, saat ini banyak yang mengemaskan fikih tapi prosesnya tidak dengan proses yang telah dilakukan ulama-ulama pesantren. Tidak salam metode dan model yang hadisilkan ulama fikih Ahlussunnah waljamaah, terutama mereka adalah kelompok-kelompok Wahabi-Salafi. Kiai Mutawakkil berharap, para ulama dan kiai pesantren yang menjihadkan waktu, tenada dan pikiran, dan terus menggali produk hukum Islam, dalam halaqoh tersebut, seperti yang difirmankan Allah Ta’ala. Ia pun mengutip firman Allah Subhanahu wa-ta’ala: _Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta`murụna bil-ma’rụfi wa tan-hauna ‘anil-mungkari wa tu`minụna billāh_. “Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” Al-Quran surat Ali Imran ayat 110). Kiai Mutawakkil mengajak para santri dan kiai, untuk berjihad, untuk li-i’lai kalimatillah, untuk mempertahankan dan mengamankan, dan membumikan hukum-hukum Allah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kiai Mutawakkil menutup dengan pantun:Tahu campur dibumbui terasi, Elvi Sukaesih mobilnya MercyNU Jawa Timur selalu berkonsolidasi, menata organisasi dengan para kiai. “Di sana gunung di sini gunung, menanam mangga dan pepaya prospeknya cerah.Di sana bingung di sini bingung, jadi tidak bingung setelah bertemu para peserta halaqoh”. Putra KH Hasan Saifourridzal ini mengakhiri dengan untaian sholawat: _Robbi fanfa’nâ bibarkatihim, Wahdinâl husnâ bi hurmatihim_. (Wahai Robbi maka berilah kami manfaat dengan keberkatan mereka, Dan tunjukkanlah kami kepada kemuliaan demi kehormatan mereka).(*) Kreditasi foto-foto: media center PWNU Jatim. Rate this post
6 Desember 2022
Umum
Umum
Event
Al Mukarram KH. Moh. Hasan Mutawakkil AlallahPengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ketua Umum MUI Jawa TimurBersama Al Mukarram KH. Marzuqi MustamarPengasuh PP. Sabilurrosyad Gasek Malang, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong jadi tuan rumah dalam pagelaran halaqoh yang diadakan oleh PWNU Jatim, Senin (05/12). Forum kajian ini digelar guna menguatkan dan membumikan hukum – hukum islam di tanah air Indonesia. Halaqoh Fiqh dan Usul Fiqh yang menyongsong tema “Dinamika Penetapan Hukum Islam dalam Menjawab Masa’il Furu’iyah” ini dihadiri langsung Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuqi Mustamar, Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, Wakil Rais KH. Hadi bin Muhammad Mahfudz, Katib PWNU KH. Romadlon Chotib, dan sejumlah undangan dan pengurus PCNU se Tapal Kuda. Dalam sambutannya, Kiai Mutawakkil menegaskan, hukum – hukum Islam harus selalu berada pada setiap perubahan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam. Sehingga, menurutnya, halaqoh semacam ini penting untuk diadakan. “Tema halaqoh ini sangat aktual. Guna mempertahankan, dan membumikan hukum Allah di tanah air Indonesia. Sehingga nantinya bermanfaat pada masyarakat,” ungkap Ketua MUI Jatim. Karena saat ini, lanjutnya, banyak yang mengemas hukum fiqih tapi prosesnya tidak sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan ulama fikih Ahlussunnah waljamaah, terutama mereka adalah kelompok-kelompok Wahabi-Salafi. Al Mukarram KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah Saat memberikan Sambutan kepada seluruh Peserta HALAQOH TEH SERIES PWNU JATIM “Di sinilah saya memberikan apresiasi kepada PBNU, kepada PWNU, yang mengadakan kegiatan ini dengan tema-tema sangat aktual,” tutur Ketua PWNU Jatim periode 2013 – 2018. Selaras dengannya, Kiai Marzuqi Mustamar juga menyampaikan halaqoh ini mengkaji berbagai persoalan yang biasa muncul di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat menentukan posisi dan sikap PWNU dalam menyikapi keadaan tersebut. Al Mukarram KH. Marzuki Mustamar (Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur) “Tentu sebelum bersikap, kita harus mempertimbangkan berbagai aspek sehingga nanti keluar sebuah fatwa,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang. Usai sambutannya, dilanjutkan dengan pembukaan forum diskusi, yang dihadiri langsung sebagai narasumber, KH Afifuddin Muhajir dari Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KH. Dr Abdul Ghofur Maimoen dari Pesantren Al-Anwar Sarang, dan KH. Muhibbun Aman Aly dari Pondok Pesantren Sidogiri. Pewarta : ai.sagara Rate this post
30 Oktober 2022
Umum
GENGGONG – “Pantang Pulang Sebelum Menang” itulah kalimat yang sering didengungkan Kepala Sekolah, Ust. M. Inzah, M.Pd.I. saat breafing pada peserta didiknya yang akan mengikuti kompetisi di luar. Sugesti ini cukup manjur, tak jarang delegasi santri SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong membawa pulang medali dari kompetisi yang diikuti baik di tingkat regional, nasional hingga internasional. Terbaru, kafilah MTQ SMA Unggulan Haf-Sa, delegasi Pesantren Zainul Hasan Genggong mampu meraup 4 tropy dari beberapa kategori lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an Kabupaten Probolinggo yang bertema “Dengam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke XXX, Kita Wujudkan Generasi Kabupaten Probolinggo Yang Qur’ani” digelar Pada Sabtu (29/10/2022). Santri-santri berprestasi ini diantaranya; Izza Aulia Anwar, meraih Juara 1 MKTIQ Putra Putri, Ainul Yaqin, Juara 3 MKTIQ Putra Putri, Nuzulul Rahmah, Juara 3 MKQ Putri, dan Muawwaroh Dkk meraih juara 3 MFQ. Ustadz M. Inzah, M.Pd.I mengaku sangat bangga dengan prestasi anak didiknya, bahkan capaian ini diluar espekstasinya. “Alhamdulillah masyaallah tabarokallah, di ajang MTQ tingkat kabupaten Probolinggo, santri SMA Unggulan Banyak Meraih medali, ini sangat prestisius,” ungkapnya. Beliau berharap capaian ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi santri untuk terus mensyiarkan dan memperdalam alqur’an. “Semoga semakin semangat untuk syiar dan mempelajari alqur’an. Selamat untuk para pembina, Ust. Alan Nuril Anwar, Ust. Hizbullah dan Ust. Abdullah,” ungkapnya. Izza Aulia Anwar, salah satu peraih juara 1, mengaku sangat senang atas pencapain ini. Baginya mengharumkan nama pesantren dan sekolah sudah menjadi tugas seorang santri. “Alhamdulillah, malam ini saya membuktikan usaha dan doa berbanding lurus dengan hasilnya. Dan ini juga tidak lepas dari Barokah Kiai M. Hasan dan Masyayikh Genggong,” jelasnya. (fid) Rate this post
12 Juli 2022
Umum
Umum
Sebanyak tujuh belas santri Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MA-PK) Pesantren Zainul Hasan Genggong dinyatakan telah menyelesaikan target hafalan nazham Alfiyah Ibnu Malik setelah mengikuti Tasyakuran Takhtiman pada Senin malam (22/11/21). Kegiatan tersebut dilaksanakan setelah sebelumnya para santri mengikuti pentashihan hafalan pada 26 Juli lalu. Pembina MA-PK, Najwan Nada, menyampaikan sebenarnya santri kelas XII tersebut sudah khatam pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. “Tetapi memang untuk ikut pentashihan, harus sering-sering melalar (mengulang-ulang hafalan, red) kepada kami. Makanya pentashihannya baru Juli kemarin,” imbuh perempuan asal Situbondo tersebut. Meskipun sempat tertunda, tasyakuran tetap berlangsung khidmat dengan pembacaan nazham karangan Imam Abu Abdillah Muhammad Jamaluddin Ibnu Malik secara bersama-sama. Beberapa santri tampak sangat menikmati lalaran karena diiringi dengan tabuhan alat banjari dan lagu yang bergantian pada setiap babnya. Galery Foto Para Penghafal Alfiyah bersama pembina dan Koordinator Muhafadhoh Pembina meminta santri kelas XI mempersiapkan diri mengikuti pentashihan pada Maret mendatang. “Kalau yang sudah selesai hafalannya 1002 bait banyak, lebih dari 50 santri. Tapi memang tidak semuanya bisa ikut pentashihan di pondok, karena di Madrasah juga ada Ujian Muhafadhoh tiap semester,” jelasnya. Meskipun demikian, santri yang tidak ikut pentashihan 1002 bait tetapi pada ujian muhafadhoh tiap semester lulus, tetap diberi penghargaan oleh Kepala MA Zaha, Nun Ahsan Maliki pada Agustus lalu. Moh. Fauzi Afnani sebagai Koordinator Muhafadhoh sekaligus Pembina Pondok berharap, selain hafal para santri juga bisa mempertahankan kandungan yang ada di Alfiyah sebagai bekal membaca dan memahami isi kitab. (en)Pewarta : Najwan NadaEditor : Mohammad HendraLay Out : Ach Refki AdnanSumber : https://www.mazainulhasan1.sch.id/1168/sempat-tertunda-tasyakuran-takhtiman-alfiyah-ibnu-malik-berjalan-khidmat/ Rate this post
12 Juli 2022
Umum
Event
Probolinggo, Jawa Timur – Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Allah menyampaikan pentingnya Tripilar Ekonomi Keumatan saat bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir, pada acara Harlah ke 182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Probolinggo, pada Sabtu (20/11/2021). Menurut Kiai Mutawakkil, selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi, dan penggunaan knowledge (pengetahuan). Knowledge-based economy memang penting, karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah, yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam). Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi. “Jadi sudah waktunya kita meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi,” terang Kiai Mutawakkil. Negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam saja. Kiai Mutawakkil mencontohkan negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, namun mereka berhasil mengejar mimpinya dan memenangkan persaingan global. Menurutnya, itu karena negara-negara tersebut menitikberatkan perkembangan ekonominya pada knowledge-based economy. Selanjutnya, Kiai Mutawakkil menambahkan pilar ketiga ekonomi, yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya. “Nah terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy,” ujar Kiai Mutawakkil. Menurut Ketua MUI Jawa Timur, melalui konsep culture-based economy, bangsa Indonesia seyogyanya menjadikan kultur yang dimiliki atau dipraktikkan oleh masyarakat sehari-hari dijadikan sebagai modal penting bagi pengembangan ekonomi. Di sinilah, lanjut Mantan Ketua PWNU Jatim, tripilar ekonomi keumatan menjadi sangat penting dibahas dan disitulah terdapat masyarakat, santri dan pesantren. “Apalagi, jika bicara Indonesia, maka tidak bisa dipisahkan dari entitas dan sekaligus komunitas yang bernama Islam. Pada titik inilah, santri dan pesantren menjadi pilar penting bagi Islam dan umat Islam di Indonesia,” tegas Kiai Mutawakkil. Bagi Kiai Mutawakkil, membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial. Ia meminta pemerintah sebaiknya dan memang seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat. “Mengapa begitu? Selain memiliki rekam jejak yang panjang dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di antaranya di bidang ekonomi, santri dan pesantren memikii modal sosial dan kultural yang besar bagi pembangunan, yakni trust (kepercayaan) yang besar dari masyarakat,” lanjut Kiai Mutawakkil. Kiai Mutawakkil juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada menteri BUMN Erick Thohir yang telah hadir di Harlah ke 182 Ponpes Zainul Hasan Genggong untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada santri dan pesantren tentang tripilar ekonomi umat. Kiai Mutawakkil menyakini Erick Thohir adalah orang yang pas dan penting dalam kaitannya memperkuat tripilar ekonomi keumatan. Karena beliau mempunya rekam jejak yang kuat di bidang ekonomi. Bukan saja sebagai pengamat, tapi juga sekaligus sebagai pelaku usaha ekonomi dengan pengalaman yang panjang, baik di skala domestik nasional maupun global internasional. “Apalagi, posisi beliau saat ini sebagai menteri BUMN punya nilai strategis yang tinggi, karena di tangan beliau letak kebijakan pengembangan ekonomi sektor riil,” jelas Kita Mutawakkil. Kiai mutawakkil juga sempat memuji Erick Thohir sebagai orang yang tidak hanya pengalaman, namun juga orang sabar dan tabah ketika diterpa isu negatif seputar pengadaan vaksin Covid-19 dan tes PCR. Pujian itu disampaikan melalui sebuah pantun. “Naik Delman Menuju Masjid AlbarokahJangan Lupa Mampir di KapasanPak Erik Orang Pengalaman Sabar dan TabahTanda Calon Pemimpin Masa Depan.” (*) Ditulis oleh: Imron Fahim Rate this post
12 Juli 2022
Umum
Event
Dokumentasi acara oleh zakamedia Probolinggo, Tanaszaha (Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan) Ranting Krejengan menggelar acara Musker (Musyawarah Kerja) di Pondok Pesantren Robithatul Islam asuhan KH. Hafidz Bisyri, Desa Krejengan. Acara Musker tersebut digelar pada 26/11 dengan mengangkat tema “Khidmah Tanaszaha Untuk Negeri”. Ketua Tanaszaha Ranting Krejengan, Ustad Surur Fadoli dalam sambutannya menyampaikan bahwa Tanaszaha dalam Masa Khidmat 2021-2026 akan ada banyak terobosan. “Akan ada banyak Inovasi, baik dalam hal tata kelola organisasi, Pendidikan, Kepemudaan, Sosial, dan Kemandirian ekonomi, ini semua akan kita godok dalam acara Musker ini. Oleh karena itu, mohon doanya agar kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan” ujarnya Suasana Musyawarah Kerja Tanaszaha Ranting Krejengan Gus Haris saat memberikan banyak pengarahan merasa bangga atas kekompakan pengurus dan Perkembangan Tanaszaha Krejengan. Gus Haris mendorong Tanaszaha untuk berinovasi dan berikhtiar menuju kemandirian organisasi “Saya sering ngobrol dengan Surur ini terkait Tanaszaha, saya sampaikan bahwa Tanaszaha Krejengan ini harus banyak inovasi dan kreasi. Bagaimana Tanaszaha agar Memiliki badan usaha. Karena banyak alumni yang pebisnis, dan ahli dagang. Dan justru ini yang penting. Bahwa Alumni Genggong harus menjadi orang sukses, menjadi orang kaya, kalau bukan kita yang kaya siapa yang akan memberikan kemanfaatan kepada yang lain”. Tuturnya Galeri Foto Bersama Gus Haris juga mejelaskan bahwa Almarhum Al-Arif Billah KH. Hasan Saifourridzal membentuk Tanaszaha ini agar para alumni ini tetap on the track, dan tetap satu wadah, wadah berkumpulnya antara Alumni dan Guru, ataupun antara Alumni dan Alumni. “Tanaszaha dibuat atas dasar cinta, dan saya pesankan kepada para alumni, kalau mau barokah, Syiarkan Pesantren. Dengan cara apa, mondokkan putra putrinya, Syiarkan perkembangan dan prestasi Pesantren, ikuti dan update informasi perkembangan pesantren.” Pungkasnya Berlanjut, Gus Haris juga berpesan agar Tanaszaha Krejengan perlu merangkul Simpatisan dan Alumni yang muda. Alumni yang muda buatkan acara yang millenial, agar mereka memiliki kecintaan kepada Tanaszaha. Turut hadir dalam acara tersebut Dewan Mufattis Tanaszaha Genggong, Gus dr. Haris Damanhury Romly.,M.Kes , Nun Hassan Ahsan Malik,S.Sy.,M.Pd , Ketua Umum DPP Tanaszaha Genggong, Ustadz Dr. Abdul Aziz Wahab,M.Ag , Ketua DPC Tanaszaha Kota Kraksaan KH. Amaruddin Sholeh, Mustasyar Tanaszaha Krejengan KH. Muhammad dan KH. Taufiqurrahman.Pewarta : Ali Imron Editor : Mohammad HendraLay out : Ach Refki AdnanSumber : https://www.tanaszahakrejengan.org/2021/11/gus-haris-dorong-tanaszaha-krejengan.html?m=1 3/5 - (4 votes)
12 Juli 2022
Umum
Event
GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, menggelar haul ke-69 Almarhum Al-Arif Billah KH. Mohammad Hasan Genggong, Kamis (12/5/2022). Cukup banyak ulama yang menghadiri haul yang digelar di Pesantren Genggong tersebut. Salah satunya adalah KH. Mohammad Zuhri Zaini, pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Dalam setiap acara haul, sudah lumrah dilakukan pembacaan tahlil. Pada haul ke-69 KH. Mohammad Hasan, pembacaan tahlil dipimpin oleh Kiai Zuhri Zaini. Tahlil dibaca di akhir acara sebagai penyempurna acara haul. Pembacaan tahlil diikuti oleh ribuan jamaah yang memadati Masjid Al Barokah Genggong, aula, serta halaman Pesantren Genggong. Jamaah membaca tahlil dengan penuh rasa khusyuk dan khidmat. Mereka berharap barokah dari KH. Mohammad Hasan. Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menuturkan, haul dilangsungkan demi mengingat dan mengenang Almarhum Al-Arif Billah KH. Mohammad Hasan. Selain itu, tentu berharap barokah dari Almarhum. “Kita semua yang hadir di haul ini tentu berharap barokah dari beliau Kiai Hasan Sepuh (KH. Mohammad Hasan, red),” tutur Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini. Lebih dari itu, Kiai Mutawakkil berpesan agar para santri, alumni, simpatisan, serta masyarakat umum tak hanya serta merta berharap barokah dari Kiai Hasan Sepuh. “Namun juga mengamalkan akhlak dan amaliyah lain seperti halnya yang dilakukan oleh Kiai Hasan Sepuh,” imbau Kiai Mutawakkil. (*) 5/5 - (2 votes)
12 Juli 2022
Umum
Umum
Salah satu santriwati MTs Zaha pada saat memberikan cinderamata. GENGGONG-Beragam kegiatan dilakukan untuk memperingati Hari Guru Tahun 2021. Seperti yang dilakukan OSIS Putri MTs. Zainul Hasan (MTs. Zaha) Genggong. Untuk lebih memeriahkan Hari Guru yang jatuh pada 25 November, mereka menggelar sebuah Aksi Untuk Guru pada Kamis pagi. Kegiatan yang dikemas spontanitas itu dilaksanakan di halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong menyuguhkan beberapa penampilan dari para santri, diantaranya paduan suara, pembacaan puisi, dan pemberian bunga kepada para asatidzah. Ratusan santri dan puluhan asatidzah yang juga bergabung secara spontanitas itu membuat acara tampak makin meriah. Mengawali aksi tersebut, tim paduan suara Harmoni Hati menyanyikan lagu Terima Kasih Guru. Dalam persembahan lagu tesebut juga disisipi pembacaan puisi oleh lima santri, yakni Najwa Mauludia, Auliatur Rohmaniyah, Vanessa Cinta, Izza Billa Syaif, dan Mutiara Fitri Salsabila. Setelah itu, aksi selanjutnya adalah menyanyikan lagu Himne Guru. Pada momen ini, para santri memberikan bunga kepada para asatidzah, termasuk Nyai Hajah Balqis Husni Sulton, yang kemudian diajak menyanyi bersama oleh para santri. Kemeriahan kegiatan tersebut pun mengundang perhatian dari berbagai pihak. Tidak hanya disaksikan oleh santri MTs. Zaha, santri dan asatid dari lembaga lain pun juga ikut menyaksikan. Tak heran, kegiatan tersebut juga membuat asatidzah yang hadir jadi terharu. Bahkan tak sedikit yang sampai meneteskan air mata. “Aksi dari santri ini sangat meriah dan bikin terharu. Jujur saya sampai nangis mengikuti acara tadi”. Ujar ustadzah Dyah, guru pengampu TIK. Di sisi lain, Pembina Osis Putri, Ustadz Agus Setiawan mengatakan bahwa, kegiatan ini adalah bentuk dari keinginan para santri putri utamanya pengurus OSIS untuk memperingati Hari Guru Nasional. “ Kegiatan ini merupakan ide dari anak-anak OSIS. Mereka memang ingin mempersembahkan penampilan di momen hari guru sebagai bentuk terima kasih kepada para ustad dan ustadah di MTs. Zaha.” Jelas Ustad Agus.Pewarta : Alfin FikriEditor : Mohammad HendraLay Out : Ach Refki AdnanSumber : https://www.mtszaha1.sch.id/3249/aksi-osis-mts-zaha-rayakan-hgn-bikin-para-guru-terharu 5/5 - (1 vote)
12 Juli 2022
Umum
Gus dr. Mohammad Haris, M.Kes bersama para santri berprestasi Genggong, SMP Zainul Hasan 1-Sampai saat ini, banyak sekali masyarakat yang ingin menghafal Al-Quran, hanya saja mereka masih banyak kekurangan dalam motivasi, terlebih motivasi eksternal, sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Begitu pula SMP Zainul Hasan 1 Genggong melalui program Tahfidzul menggelar Uji Publik DI AULA Sekolah dan Wisuda Tahfidzul Qur’an ke 8 yang bertempat di GOR KH. Damanhuri Romly. Dalam hal ini Program Tahfidzul Qur’an ikut berperan aktif guna mendukung mereka agar tetap semangat dalam menghafal Al-Quran serta mempelajarinya. Dengan mengadakan Uji Publik diharapkan dapat memacu motivasi mereka dalam mempelajari serta mengahafal Al-Quran. Kegiatan yang mengusung tema “Terdepan dalam Prestasi untuk Mencetak Generasi Qur’ani” ini diselenggarakan pada hari Ahad, 29/05/22 dan Kamis (02/06/22) dengan rangkaian acara yang berbeda. Pada hari Ahad telah digelar Uji Publik Muhafadzah penghafal juz 30, juz 1-8 dan berselang 4 hari dilanjutkan dengan Wisuda Tahfidzul Qur’an dan Akhirussanah bagi wisudawan dan wisudawati yang dinyatakan lulus. Nampak hadir pada acara Uji Publik Pengasuh Pondok Tahfidz Al Mansyuri Mas Fajar Zainuri Al Hafidz, Waka Kesiswaan Ustadz Moh. Ali Jabli, S.Ag dan segenap Asatidz- Asatidzah SMP Zainul Hasan 1 Genggong. Gus dr. Mohammad Haris, M.Kes saat memberikan sambutan kepada para wisudawan dan wisudawati Gus dr. Mohammad Haris, M.Kes selaku Kepala SMP Zainul Hasan 1 Genggong, sangat bangga atas prestasi santri yang telah dicapai sejauh ini. “Alhamdulillah, berkat kerja keras Asatidz – Astidzah SMP Zainul Hasan 1 Genggong yang terus berinovasi memberikan program terbaik untuk tunas-tunas muda Bangsa dan Agama. Kami juga berharap besar kepada bapak – ibu untuk terus mentakrir hafalan putra dan putri panjenengan semua.” tuturnya.Di akhir sambutannya beliau juga memberikan Nasehat kepada para Wisudawan dan Wisudawati untuk terus menjaga Akhlak-Nya. “Kalian adalah seorang pendidik di masa depan, kalian adalah seorang santri, kalian boleh jadi seorang Ilmuan tapi Ilmuan yang santri, kalian boleh menjadi seorang Dokter tapi Dokter yang santri, kalian boleh menjadi Guru tapi Guru yang santri, kalian boleh menjadi Pengusaha tapi Pengusaha yang santri, kalian juga boleh menjadi Politisi tapi Politisi yang santri. Namun jangan hilangkan karakter santri dalam kehidupan kalian.” Sebagai wujud keseriusan Santri dan para pembina Tahfidzul Qur’an SMP Zainul Hasan 1 Genggong, pada kesempatan Wisuda kali ini Lembaga telah mewisuda Ananda SIDQIANA AZZAHRA. Putri dari Bpk. Rahmad Hartono dengan Jumlah Hafalan 9 Juz (juz 30, juz 1 s d 8) *Achrad Ananda Sidqiana Azzahra saat menerima penghargaan sebagai wisudawan terbaik dan penghafal 9 Juz Al Qu’an 3.3/5 - (7 votes)
12 Juli 2022
Umum
Ribuan Muhibbin Peringati 100 Hari Wafat Ibu Nyai Azizah Aziziyah Saifouridzall GENGGONG – Ribuan muhibbin (pecinta) Pesantren Zainul Hasan Genggong memadati halaman komplek pendidikan P5 Pesantren setempat, Minggu (05/06/22) malam. Mereka memanjatkan doa demi mengenang 100 hari wafatnya Almarhumah Almaghfurlaha Ibu Nyai Hj. Azizah Aziziyah Saifouridzall. Acara tersebut dihadiri banyak masyarakat umum. Di antaranya adalah Pengasuh Pesantren Genggong Almukarram KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah. Hadir pula shohibul bait lainnya. Demikian pula dengan ribuan jamaah Majelis Ta’lim wal Maulud Raudlatul Ulum (TaMRU) yang diasuh oleh KH. Moh. Hasan Naufal, salah satu putra dari Almarhumah Ibu Nyai Azizah. Foto : Zami I TaM Media, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah dan KH. Moh. Hasan Naufal Kiai Naufal menuturkan, Almarhumah memiliki sifat-sifat yang patut diteladani santri. Sebagai pengasuh santri putri, Ibu Nyai Azizah dikenal sebagai pribadi yang telaten, sabar, dan menyayangi santri putri. Kiai Naufal mengaku banyak menerima pelajaran dan nasihat berharga dari Almarhumah. Foto : Zami I TaM Media, KH. Moh. Hasan Naufal saat menyampaikan sambutan. “Beliau dawuh, ‘Ingat, Nak. Hidup rukunlah dengan sesama saudara. Pegang erat saudaramu. Meski ada salah tingkah dalam tutur kata, tetap jaga persaudaraan. Jangan sampai terpisah,” tutur Kiai Naufal yang juga karib disapa Nun Boy ini. Sebagai putra, Kiai Naufal berharap amal dan kebaikan almarhumah selama di dunia menjadi jariyah. “Beliau sangat tekun mendidik santri. Beliau sangat menyayangi santri. Semoga segala dosanya diampuni oleh Allah,” ungkap Kiai Naufal. Foto : Ach Refki Adnan/Genggong Nusantara, Jama’ah Majelis TaMRU Genggong Kepada jamaah (TaMRU), Kiai Naufal berpesan untuk terus memegang erat tali silaturahmi. Selain itu, setiap jamaah tentu diimbau berupaya meniru dan meneladani yang telah dilakukan oleh Almarhumah semasa hidupnya. “Atas nama keluarga Ibunda Nyai Hj. Azizah Aziziyah Saifouridzall, kami memohon maaf tiada batas bila ada kekurangan dalam sambutan, hidangan, dan segala macamnya. Ruh Almarhumah masih tetap bersama kami putra-putrinya, para santri, dan kita semua,” tutur ulama muda ini. Acara dilanjutkan dengan pembacaan yasin oleh KH. Khozin Irsyad. Selanjutnya ada pembacaan tahlil oleh KH. Munir Kholili serta pembacaan Sholawat Nabi Muhammad oleh Jam’iyah Madihin Al Hasanain. Pewarta : AchradEditor : Hasan Djazuli 4/5 - (4 votes)
12 Juli 2022
Umum
Event
GENGGONG – Haul Almarhum Almaghfurlaha, Nyai Hj. Endah Nihayati Saif digelar secara terbuka di halaman Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Pajarakan, Probolinggo, pada Jumat (10/06/2022), malam. Haul tersebut dibanjiri oleh ribuan warga dari berbagai daerah. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Para Muhibbin Pesantren Zainul Hasan Genggong padati Acara haul Ibu Nyai Hj. Endah Nihayati Saif Dalam kesempatan itu, hadir langsung Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah, Gus Wahid, KH. Munir Kholili, Habib Hadi bin Ja’far bin Syaikh Abu Bakar, dan segenap Shohibul Bait PZH Genggong. Pada haul kali ini, seluruh santri, alumni, dan simpatisan telah menghatamkan Alqur’an sebanyak 53 kali, pembacaan sholawat sebanyak 467.347 kali, dan pembacaan Surat Al-Ikhlas sebanyak 433.073 kali. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Ustadz Rozin Pramana saat melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an Putra Sulung Almarhum Nyai Hj. Endah Nihayati Saif, Nun Moh. Wahid Zamzami menuturkan, sifat-sifat tauladan dari almarhumah patut diteladani oleh santri dan alumni. Sebagai Pengasuh santri putri, Nyai Hj. Endah ini dikenal sebagai pribadi yang sabar dan penyayang santri putri. “Beliau juga dikenal disiplin dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu,” ungkap pria yang akrab disapa Nun Zhemy itu. Nun Zhemy mengaku banyak menerima pelajaran dan nasihat berharga dari almarhumah. “Beliau dawuh, ‘Ingat, Nak. Dimanapun kamu berada, sesibuk apapun jangan pernah meninggalkan Sholat lima waktu,” tuturnya. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo KH. Munir Kholili, Gus Wahid dan KH. Moh. Hasan Zidni Ilman Sebagai putra, Nun Zhemy berharap amal kebaikan almarhumah selama di dunia menjadi jariyah. “Beliau sangat tekun mendidik para santriwati. Beliau sangat menyayangi para santriwati melebihi putranya sendiri. Sekitar 25 Tahun beliau mengabdikan diri kepada para santriwati. Bahkan saat sakit beliau masih menyempatkan untuk berfoto satu persatu dengan para santriwati diacara Haflatul Imtihan ke 86, semoga segala dosanya diampuni dan amal baiknya diterima oleh Allah,” harap Nun Zhemy Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Suasana Haul Ibu Nyai Hj. Endah Nihayati Saif Kepada para hadirin yang hadir, Nun Zhemy menyampaikan banyak terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengikuti rangkaian acara haul tersebut. “Atas nama keluarga Ummi Nyai Hj. Endah Nihayati Saif memohon maaf tiada batas bila ada kekurangan dalam hidangan, dan segala macamnya,” ucapnya.Pewarta : AchradEditor : Hasan Djazuli Rate this post
13 Juni 2022
Umum
GENGGONG- Sebanyak 208 santri kelas XII SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong dan MA Model Zainul Hasan diwisuda pada Minggu (12/06/2022) Pukul 08.00 WIB di GOR Damanhuri, Pondok Setempat. Wisuda bersama dua lembaga di bawah Yayasan Hafshawaty, Pesantren Zainul Hasan Genggng ini dihadiri langsung oleh Ketua Yayasan, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M. Kepala Biro Pendidikan, Ust. Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag. dan sejumlah tamu penting lainnya. Penyematan kalung wisudawan dan wisudawati diberikan langsung oleh KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah yang didampingi kepala sekolah dari dua lembaga pendidikan menengah atas ini. Juga diwisuda, santri program tahfidz Pondok Hafshawaty yang berjumlah 28 santri dengan rincian, 18 santri dari SMA Unggulan Haf-Sa dan 10 santri dari MA Model Zainul Hasan. Selain itu, ada tiga santri terbaik dari masing-masing lembaga ini yang mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan – wisudawati terbaik pada tahun 2022 ini. Malikal Firsta dari SMA Unggulan Haf-Sa dan Shavreena dan Jinani Firdausiah dari MA Model. Biro Pendidikan, Ust. Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag dalam sambutannya mengapresiasi atas prestasi nasional dan internasional dari SMA Unggulan Haf-Sa dan MA Model Zainul Hasan. Menurut beliau, kedua sekolah ini adalah lembaga pendidikan pesantren yang memiliki target jelas dengan bukti puluhan bahkan ratusan prestasi yang dicapai setiap tahunnya. “Kalau bapak ibu ke kantor sekolah, maka akan ditemukan deretan lemari yang dipenuhi medali prestasi,” akunya. Beliau berpesan agar santri yang lulus dari pesantren untuk tidak langsung berhenti begitu saja, tapi memohon ijin membawa putra – putrinya ke pengasuh pesantren. “Mintalah restu dan doa barokah jika mau berhenti dari pesantren,” pesannya. Beliau mewanti-wanti agar santri yang nantinya kuliah baik di dalam negeri maupun luar negeri agar tetap berpegang teguh pada aqidah yang diajarkan di pesantren. “Aqidahnya harus tetap aqidahnya Kiai Hasan Genggong dan akhlaknya tetap akhlak santri,” pintanya. Sementara itu, Kiai Moh. Hasan Mutawakil Alallah dalam pidatonya mengatakan, pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan, namun juga syiar agama dan wadah proses praktek pembinaan dan pelaksanaan kerangka berfikir ulama salaf dari kalangan paham Aswaja. “Pesantren merupakan manahij ulama min ahlissunnah waljamaah annahdliyah,” jelasnya. Beliau berpesan agar santri tetap mengamalkan amaliyah ubudiyah pesantren, serta menjaga akhlaqul karimah. “Tolong anak-anak wiridannya dijaga, itu ada sanat dari guru yang di munjiyat. Jaga martabat ilmu, harga diri, keluarga dan martabat sekolah dan pesantren dengan menempatkan akhlaq di atas segalanya,” pintanya. (fid) 4.5/5 - (2 votes)
9 Juni 2022
Umum
KETUM MUI JATIM: Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah pada acara Koordinasi dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Lumajang, Rabu 8 Juni 2022 di Pendopo Arya Wiraraja. (Foto: Kominfo MUI Jawa Timur) LUMAJANG – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan, umat Islam selalu berkemauan untuk meningkatkan ibadah dan amal baiknya. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha, selain berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji, umat Islam berusaha untuk melakukan ibadah kurban. Sayangnya, pada masa-masa sekarang ini justru masyarakat menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan-hewan ternak, seperti kambing dan sapi. “Oleh karena itu butuh kerja sama antar semua komponen untuk menghadapi masalah ini. Menjelang Hari Raya Idul Adha, semua masyarakat ingin beribadah kurban,” tutur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah. Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo mengungkapkan hal itu, saat menghadiri Koordinasi dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Lumajang, Rabu 8 Juni 2022 di Pendopo Arya Wiraraja. Lebih jauh Kiai Mutawakkil -panggilan akrabnya- meminta adanya sinergi antara MUI dan pemerintah. Dengan kerja sama antara ulama dan umara, niscaya segala persoalan yang terjadi di tengah masyarakat akan bisa diatasi dengan baik. “Saya titip agar menjaga relasi harmoni dengan bupati. Bagaimanapun sinergi ini dibutuhkan untuk kemaslahatan warga Lumajang,” katanya. Dalam acara yang sama, Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta kepada MUI Kabupaten Lumajang untuk melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan kurban. “Karena tidak semua orang membaca dan mengerti fatwa MUI. Kamu mohon dibantu untuk sosialisasi bagaimana hewan kurban yang sah untuk kurban apalagi saat merebaknya PMK,” ujarnya. RAMAH TAMAH: Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah bersama para ulama, didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq pada Rabu 8 Juni 2022 di Pendopo Arya Wiraraja. (Foto: Kominfo MUI Jawa Timur) Bupati Thoriq pun berharap masyarakat dapat saling membantu menghadapi wabah ini. “Pemkab Lumajang sudah berikhtiar mencari titik temunya, jika masyarakat ingin berkurban saran kami membeli sapi di peternak. Kami harapkan masyarakat saling membantu agar semua berjalan dengan baik,” tuturnya. (*) 5/5 - (1 vote)
20 Mei 2022
Umum
GENGGONG – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2022 – 2027, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur. Pada Kamis (19/5/22) sore, Gus Yahya, sambang ke Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Pajarakan Probolinggo. Di salah satu pesantren tertua di Jawa Timur ini, Gus Yahya yang didampingi Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua PBNU Amin Said Husni, diterima langsung oleh Pengasuh Utama PZH Genggong, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah. Gus Yahya mengatakan, kunjungannya kali ini tak lepas dari momentum hari raya Idul Fitri. Oleh karenanya, ia datang tidak sendirian melainkan bersama pengurus teras lainnya. “Ya hanya silaturahim saja, sama-sama merangkul satu sama lain, itu saja,” kata Gus Yahya. Di PZH Genggong, dijelaskan Gus Yahya, ia dan pengurus PBNU lainnya juga ingin minta doa restu perihal program kerja yang akan dilakukan dalam beberapa tahun kedepan. Sebab menurut Gus Yahya, Pesantren Genggong merupakan tempat yang penuh barokah. “Saya sowan bertabarruk kepada para masyayikh, kepada muassisnya, karena disini tempat yang barokah,” paparnya. “Selama periode yang kami emban, sebagai tanggung jawab kami siap untuk disibukkan selama 5 tahun kedepan. Inshaallah ada sekitar 556 kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelembagaan NU selama satu tahun ini,” tambah Gus Yahya. Sementara itu, Pengasuh PZH Genggong KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah meyakini, Islam khususnya NU bakal lebih maju dibawah kepemimpinan Gus Yahya. “Doakan mudah-mudahan beliau (Gus Yahya, red) diberi kesehatan, ketabahan dan keistiqomahan dalam mengemban amanah dari para ulama dan jam’iyah Nahdlatul Ulama, Amin,” harap Kiai Mutawakkil. Tidak hanya Ponpes Genggong, Gus Yahya dan rombongan beberapa jam sebelumnya berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton. Sehari sebelumnya, Rabu (18/5/22), Gus Yahya silaturahim ke sejumlah pesantren di Kabupaten Situbondo. (*) 4.5/5 - (4 votes)
17 Mei 2022
Umum
Genggong: Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo menggelar halalbihalal Pengasuh dengan para guru, dosen, tenaga kependidikan di semua tingkatan lembaga pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi di Gor Damanhuri Pesantren Zainul Hasan Genggong. Selasa, (17/05/2022) pagi. Ketua Yayasan sekaligus khalifah Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dalam sambutanya berpesan jika ingin mendapatkan rahmat, barokah dan asror KH. Moh. Hasan Genggong di dalam kehidupan di dunia, ada 4 hal yang harus dipenuhi, pertama menjaga amanah sesuai dengan tugas-tugas dan tupoksi sesuai lembaga masing-masing. “Kalau ingin mendapatkan barokah kiai sepuh untuk dirinya dan keluarganya maka jaga amanah ini. Kalau amanah itu dijaga dengan baik, maka insyaAllah, saya yakin keberkahan akan dirasakan. Mungkin secara materi honornya sama, tetapi nilai keberkahanya tidak sama. Saya yakin kalau mau objeknif, menilai rasanya, baik kepuasan jiwa, ketenangan hidup, ketenangan rumah tangga ini akan dirasakan, asal amanah. Maka janganlah amanah yang diterima oleh kita dibalas dengan khianat,” pinta putra KH. Hasan Saifouridzall. Kiai Mutawakkil dengan tegas menjelaskan bahwa Khianat itu bekerja dengan asal-asalan, ingin dipuji orang bukan dari hati. Ilmunya disetting oleh nafsu, bukan oleh ketakwaan dan kebersihan hati. Perjuanganya dikendalikan oleh nafsu bukan ilmu yang bermanfaat. “ Kedua untuk mendapatkan barokah itu dengan menjaga profesionalitas mengajar dan harus menguasai materi yang diajar pada anak-anak. Ketiga, jaga akhlak kepada Guru, orang tua dan kesesama teman seperjuangan dalam mengabdi. Keempat, jaga akhlak kepada para wali santri tanpa melihat status sosialnya,” terang kiai. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa timur berharap dengan digelarnya halalbihalal akan tumbuh kekeluargaan, kekompakan, saling mendukung baik individual maupun antar lembaga. Karena semua ini adalah instrumen ilmu dan manhaj daripada hadratussyeikh Al arifbillah KH. Moh. Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin. “Oleh karena itu saya berharap, kita semua bisa amanah menjaga amanah yang telah kita terima. Saya menjamin, barokah akan mengalir ketika kalian menjadi keluarga besar Pesantren Zainul Hasan Genggong yang amanah,” pungkasnya. (dra) 5/5 - (1 vote)
13 Mei 2022
Umum
Genggong: Almarhum Al-Arif Billah KH. Moh. Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin atau yang dikenal dengan Kiai Hasan Sepuh Genggong adalah pribadi sederhana dan penuh dengan karomah. Tanda-tanda kebesarannya sudah diketahui sejak anak-anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Gus dr. Moh.Haris, M.Kes dalam peringatan haul Akbar ke-69 Almarhum Al-Arif Billah KH Moh. Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin, Kamis (12/5/2022) pagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal 11 Syawal tahun hijriyah Keluarga Besar Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo istiqomah melaksanakan peringatan haul Akbar khalifah kedua Pesantren Zainul Hasan Genggong melanjutkan KH Zainal Abidin yang tak lain adalah pendiri pertama pesantren ini. Gus Haris menuturkan, Kiai sepuh lahir dengan nama kecil Moh. Hasan yang biasa dipanggil Ahsan bin Syamsuddin, lahir di desa sentong pada 27 Rajab tahun 1259 H atau 23 Agustus 1840 M. 1 tahun setelah berdirinya resmi Pesantren Genggong. “Kiai Hasan kecil atau Ahsan putra dari Kiai Syamsuddin dengan Nyai Khadijah yang biasa disebut Kiai Miri dan Nyai Miri wafat pada 11 Syawal 1374 H / 1 Juni 1955 M” Gus dokter Haris banyak menceritakan karomah almarhum Kiai Hasan sepuh Genggong agar semua yang hadir bisa ikut mentauladani salah satu waliyullah ini. ” Kiai sepuh pada saat setahun sebelum wafat, beliau pernah dawuh kepada santri untuk untuk kembali ke pesantren pada tanggal 11 syawal, karena tanggal 11 syawal itu akan ada acara besar menurut Kiai Hasan. Ternyata pesan tersebut mengisyaratkan bahwa pada menjelang tengah malam KH. Moh. Hasan wafat,.” Tuturnya. Lebih lanjut putra Nyai Hj. Diana Susilowati (Ning Sus) ini menuturkan Cerita yang didapatkan dari almarhum KH.Moh. Hasan Saiful Islam, ketika itu beliau (kiai Saiful Islam) bertemu dengan Bek Arjo tetangga rumah yang sudah amat sepuh hampir berumur 100 tahun. beliau bertanya kepada bek arjo :”bek, sampean kok sangat sepuh? sampai kalau jalan membungkuk.” Ia pun menjawab : “ini karna barokah doanya Kiai Hasan Sepuh nun”. Lalu kiai kembali bertanya : “kok bisa? bagaimana ceritanya bek?” Bek arjo pun bercerita, saat ia masih kecil sering ikut ibunya yang sering membantu di ndalem. karena saat itu bek arjo masih kecil, iapun bermain dan bertemu KH. Moh. Hasan, lalu Kiai memanggil dia dan memangkunya. Tatkala Kiai Hasan Sepuh melihat wajah bek arjo, tiba-tiba Kiai dawuh :”duh nak, mak pandek omor dhikah nak, niser rah, dhinah bik eson e so’onah dek ka Allah makle lanjheng omor” ( duh nak, kok pendek umur sampean nak, kasihan, biar nanti saya doakan kepada Allah supaya panjang umur ). Keesokan harinya, ketika Bek Arjo kecil ikut Ibunya yang sedang bantu-bantu di ndalem, bek arjo bertemu lagi dengan Kiai Hasan Sepuh lalu Kiai memangkunya kembali. ketika Beliau melihat wajahnya, seraya dawuh lagi “mak ghik pandek omor dhikah nak? dhinah bik eson e penta aghi pole ka gusti Allah makle lanjheng omor” ( kok masih pendek umur sampean nak ? Nanti dengan saya akan memohon lagi kepada Allah supaya Panjang Umur ). Selang beberapa hari kemudian, Bek Arjo kembali bertemu Kiai Hasan Sepuh. Kiai memangkunya kembali. setelah kelihat wajahnya Kiai dawuh : “enten lah nak,tak pendek omor lah nak.lanjheng…lanjheng sarah.” ( tidak sudah nak, tidak pendek umur, tapi panjang umur, panjang sekali ). Setelah Bek Arjo bercerita, Bek Arjo berkata kepada Kiai Hasan Saiful Islam ” Karna Doa Barokah Kyai Hasan Sepuh saya Panjang umur, hingga bungkuk jalannya. Jelasnya Gus Haris menceritakan ulang kepada jama’ah. Haul yang digelar di Pesantren Zainul Hasan Genggong, tepatnya di Masjid Jami’ Al-Barokah itu dihadiri ribuan jamaah dari berbagai penjuru nusantara yang terdiri dari alumni santri dan para simpatisan. Bahkan sejak malam sebelumnya Masjid Jami’ Al-Barokah memang sudah dipenuhi peziarah yang menyibukkan diri dengan mengaji Al-Qur’an dan berdzikir di sekitar maqbarah (astah) Kiai Hasan Sepuh Genggong. Sepanjang halaman pesantren dipenuhi lautan manusia namun tetap nampak tenang dan tertib. Jamaah muslimin menempati masjid dan halaman pesantren, sedangkan jamaah muslimat menempati halaman pesantren sisi selatan sampai ke halaman Gedung Kantor Majelis Taklim Al Ahadi. Jamaah pun meluber sampai ke gerbang utama pesantren dan tidak sedikit yang harus berdiri berjam-jam karena tidak kebagian tempat duduk. Permandangan seperti ini memang selalu terjadi disetiap peringatan haul Kiai Hasan Sepuh Genggong. Hal tersebut dipercaya sebagai salah satu kekaromahan dari seorang ulama kharismatik yang dipercayai sebagai salah satu Waliyullah ini. Di tengah-tengah lautan manusia itu hadir pula KH. Moh.Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Habib Muhammad (Habib Alex) keluarga Pondok Pesantren Habib Muhammad Shodiq Ahlusunnah Waljamah Brani Kulon Maron, para habaib, ulama dan berserta keluarga besar Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong. Mulai pukul 08.00 pagi, haul diawali dengan pembacaan shalawat yang dipimpin oleh KH. Moh. Hasan Naufal dan Nun Hassan Ahsan Malik dilanjutkan pembacaan surah yasin yang dipimpin oleh Habib Hadi bin ja’far bin Abu Bakar bin Salim, dan Gus dr. Moh. Haris, M.Kes membacakan manaqib/biografi mendiang Kiai Hasan Sepuh Genggong, dilanjutkan dengan sambutan KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mewakili Keluarga besar Pesantren Zainul Hasan Genggong, sedangkan yang memimpin baca tahlil oleh KH. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton kemudian doa oleh KH. Munir Kholili dan Habib Hadi bin ja’far bin Abu Bakar bin Salim. (dra) 5/5 - (3 votes)
13 Mei 2022
Umum
Genggong – Haul ke-69 KH. Moh Hasan atau Kiai Hasan Sepuh Genggong, digelar di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Kamis (12/5/2022) pagi. Haul diawali dengan pembacaan shalawat yang dipimpin oleh KH. Moh. Hasan Naufal dan Nun Hassan Ahsan Malik dilanjutkan pembacaan surah yasin yang dipimpin oleh Habib Hadi bin ja’far bin Abu Bakar bin Salim, dan Gus dr. Moh. Haris, M.Kes membacakan manaqib/biografi mendiang Kiai Hasan Sepuh Genggong. Sedangkan KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mewakili Keluarga besar Pesantren Zainul Hasan Genggong memberikan sambutan. “Dalam dokumen PWNU Jawa Timur, Kiai Hasan Sepuh disebutkan turut terlibat dalam proses pendirian jam’iyyah Nahdlatul Ulama atau NU di Madiun,”. Kata KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah saat memberikan sambutan di acara haul.Menurut mantan Ketua PWNU yang kini Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Jatim ini, keterlibatan Kiai Hasan Sepuh terjadi atas permintaan KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU.Dua figur ini, pernah sama-sama mondok dan berguru kepada Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan, Madura.Amirul Ulum mencatat nama kiai kelahiran 27 Rajab 1259 Hijriah/23 Agustus 1843 ini, ke dalam daftar Muassis NU: Manaqib 26 Pendiri Nahdlatul Ulama, yang diterbitkan tahun 2016.Denyut nadi NU mengalir dalam diri beliau, dan terwariskan kepada keturunan dan santri-santrinya. Kecintaan pada NU merupakan harga mati, apapun keadannya.Kepada santri-santrinya, Kiai Hasan Sepuh berpesan. “Jangan kecewa pada NU, nak. Jangan keluar.NU adalah Jam’iyyah yang diridai Allah SWT.”Di tubuh NU, Kiai Hasan Sepuh Genggong pernah menjabat Rais Syuriah NU di Kraksaan pada 1930 atas rekomendasi KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah. Haul yang digelar di Masjid Jami’ Al-Barokah itu dihadiri ribuan jamaah dari berbagai penjuru nusantara yang terdiri dari alumni santri dan para simpatisan. (dra) 5/5 - (2 votes)
22 April 2022
Umum
GENGGONG – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah menerima kedatangan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto pada Kamis 21 April 2022. Kunjungan tersebut bertempat di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. Kiai Mutawakkil mengatakan bahwa kunjungan Prabowo Subianto dalam rangka silaturahim kepada dzurriyah Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. “Sebelum ini Pak Prabowo sudah 4 kali silaturahim ke sini. Beliau dekat dengan kakak saya yaitu Nyai Hj Diana Susilowati sehingga kunjungan kali ini Pak Prabowo sekaligus menjenguk beliau,” tuturnya. Selain itu, Kiai Mutawakkil mengungkapkan dalam kunjungan tersebut Prabowo juga berikhtiar untuk pengobatan Nyai Hj Diana Susilowati. “Pak Prabowo akan berupaya mencarikan tenaga medis untuk menangani penyakit yang diderita Nyai Hj Diana Susilowati,” ungkapnya. Kiai Mutawakkil berharap silaturahim antara Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo dengan Prabowo Subianto dapat terus terjalin dengan baik. “Alhamdulillah kami mendapat banyak hal dari kunjungan Pak Prabowo. Semoga silaturahim ini bisa terjalin dengan baik,” tutur Kiai Mutawakkil. Pesan Khusus Jelang Lebaran Pada kesempatan itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi aturan pemerintah. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan dapat mematuhi anjuran pemerintah dengan baik. Allah SWT telah memberi anugerah kepada bangsa ini tentang ada titik terang yaitu pandemi Covid-19 mulai berkurang,” katanya, Kamis (21 April 2022). Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo itu mengingatkan agar masyarakat bisa mempererat silaturahim dengan sanak saudara dan kerabat serta meningkatkan ibadah spiritual dan sosial. “Kami berharap masyarakat tetap memperkuat silaturahim seerta meningkatkan ibadah puasa serta ibadah malam. Intinya kita dapat menyelesaikan hablumminallah dan hablummbinnas,” harapnya. Terkait penentuan 1 Syawal 1443 H, Kiai Mutawakkil mengimbau masyarakat agar mengikuti keputusan pemerintah. “Kita mengikuti saja keputusan pemerintah karena pemerintah juga akan mendasar kepada hasil rukyatul hilal dan hisab yang dilakukan. Sehingga kita bisa merayakan idul fitri dengan penuh khidmah dan kekeluargaan,” tutur mantan Ketua PWNU Jatim mengakhiri. (*) 5/5 - (1 vote)
12 April 2022
Umum
Genggong – Lailatul Qiro’ah Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Senin, (11/04/22) malam berlangsung khidmat. Gelaran acara untuk menyambut malam Nuzulul Qur’an yang istiqomah dilaksanakan setiap malam 10 Ramadhan tersebut terangkai bersama dengan kegiatan Haul almarhumah al-arifah billah Nyai Hj. Himami Hafshawaty. Hadir dalam acara Khalifah Pesantren Zainul Hasan Genggong Al Mukarram KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah, segenap pengurus Jam’iyatul Qurro’ Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Timur, Pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo, dan KH. Ma’ruf KHozin Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu sekaligus Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur. Selain menampilkan qori dari santri berbakat Pesantren Zainul Hasan Genggong, lantunan merdu ayat suci Al Qur’an beberapa qori berprestasi nasional juga turut memeriahkan Lailatul Qiroah tersebut. Qori berprestasi tersebut adalah Ustadz Maulana Mahfudz Sholehuddin, S.Ag dan Ustadzah Firdausi Nuzula, di tengah acara juga dilaksanakan Pelantikan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan (Tanaszaha) Genggong yang dipimpin oleh Ketua Dewan Mufattis Tanaszaha Al Mukarram KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah selaku Khalifah Pesantren Zainul Hasan Genggong dalam sambutannya mengemukakan salah satu amaliah semasa hidupnya. Ibu Nyai Hj. Himami Hafshawaty adalah pribadi yang mengutamakan akhlaq di atas segalanya, beliau juga tidak pernah marah kepada putra-putrinya dan juga para santri. “Pernah suatu ketika saya bercerita kepada ibunda kami waktu itu di pondok, saya ditindak dan dimarahi oleh Kiai saya di pondok. Ibunda memberi nasehat dengan penuh kesabaran. Beliau menyampaikan, ‘Alhamdulillah, kalau kamu dimarahi oleh kiai, berarti kiai masih sayang sama kamu nak,’. Itu nasehat ibunda kepada saya waktu itu,” tutur Kiai Mutawakkil. (*) 5/5 - (1 vote)