28 November 2021
Umum
GENGGONG- Jurnalistik merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa lepas dari kata menulis. Dan diklat adalah salah satu jalan dalam meningkatkan literasi santri dalam menulis. Karena itu, Sabtu (27/11), OSIS Putri MA Zainul Hasan 1 Genggong, mengadakan diklat jurnalistik. Dengan tujuan mengkader santri menjadi jurnalis yang profesional. Santri bisa cakap menulis, terutama di era digital seperti sekarang sebagai bentuk syiar madrasah juga menjadi tujuan diklat ini. Tercatat, ada 66 santri yang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di Aula Rusaifah tersebut. Mereka para anggota OSIS putri dan sejumlah santri perwakilan kelas. Kegiatan rutin OSIS MA Zainul Hasan, itu mengundang Pengurus Biro Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong, Rudianto, sebagai narasumber. Para santri pun terlihat begitu antusias. Redaktur Jawa Pos Radar Bromo, itu mengawali materinya dengan dasar-dasar jurnalistik. Termasuk jenis-jenis berita. Ditutup dengan praktik cara menuliskannya. Pembina OSIS MA ZAHA Genggong Ustadz Agus Surahman berharap, setelah diklat ini terlahir para jurnalis yang handal. Serta, mampu melahirkan sebuah karya yang dapat dinikmati banyak orang. Seperti, majalah atau minimal buletin. “Nantinya akan terbentuk lembaga pers santri yang khusus bergerak dalam bidang kepenulisan,” tuturnya. Agus mengatakan, tujuan diklat ini sesuai tema kegiatan, yakni Mewujudkan Jurnalis Santri Profesional. Serta, merupakan ikhtiar dari program OSIS Putri yang sudah direncanakan saat rapat kerja. “Dan, tentu harapannya santri dapat mempunyai kecakapan menulis sebuah berita sebagai syiar kegiatan OSIS dan madrasah,” ujarnya. Guna menjawab tantangan di era digital, kata agus, perlu ada transformasi digitalisasi dalam bentuk E-Koran dan E-Buletin. Karena itu, dalam diklat ini tidak hanya dibimbing dalam dasar dasar jurnalistik maupun penulisan berita, tetapi juga dilatih mendesain E-Koran dan E-Buletin. “Harapannya, nanti akan terbentuk tim Lembaga Pers Santri (LPS). Sebagai wadah untuk mensyiarkan kegiatan madrasah,” ajarnya. Selain mendapatkan materi jurnalistik, peserta juga dibekali materi desain grafis oleh Ach. Refki Adnan selaku pengurus Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong. (hen) Rate this post
27 November 2021
Umum
M. Alan Nuril Anwar, santri asal Pesantren Zainul Hasan Genggong berhasil meraih juara 2 pada ajang Santripreuner Award 2021 kategori kuliner dengan produk unggulan, Suweg lapis Genggong. Malam anugrah santripreneur award tahun ini digelar di Gedung Patrajasa Office Tower Yudhistira Ballrom, Jakarta, pada Senin (22/11/2021). Sejumlah tamu penting hadir pada acara spesial ini. Tampak hadir Ketua Umum Santripreneur Indonesia, KH. Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ud), Wakil Presiden, KH. Ma’ruf Amin (Virtual), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif RI, Sandiaga Uno (Virtual), perwakilan PBNU, Sekretaris Jendral MUI dan tamu khusus lainnya. Kue lapis berbahan Suweg, tanaman sejenis porang yang diproduksi SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong ini mampu menyisihkan ribuan produk santri se Indonesia. Menurut Alan, ada beberapa tahapan ketat yang harus dilalui dalam ajang ini. Mulai dari seleksi pengumpulan berkas usaha, tahap presentasi virtual, picthing interview, hingga presentasi di hadapan tamu-tamu penting di Jakarta. Atas capaian Runner Up ini, dirinya berhak mendapatkan Medali, Sertifikat dan Membership Santripreneur (pelatihan, pengembangan usaha dan beasiswa). Pria asal Kabupaten Bondowoso yang juga aktif sebagai pembina pengembangan program tekno terapan SMA Unggulan Haf-Sa mengaku, apresiasi ini dipersembahkan untuk semua yang terlibat mengantarkan Lapis Suweg Genggong sampai titik ini. “Prestasi ini milik kita bersama, utamanya guru-guru kami para masyayikh Genggong, yang telah mendukung unit usaha ini hingga memperoleh penghargaan yang spesial ini,” akunya. Lanjut Alan, dirinya juga berterimakasih pada pengelola usaha, costumer dan pelanggan setia brownies kukus berbahan dasar umbi suweg. “Dengan unit usaha ini, kami sebagai santri berkomitmen untuk mandiri dan berkontribusi untuk masyarakat luas,” ungkapnya. (fid) 3.3/5 - (3 votes)
27 November 2021
Umum
GENGGONG – Ratusan santri Pondok Baitus Sholihin, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Desa Temenggungan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo rayakan Hari Guru Nasional (HGN), Pada Kamis (25/11/2021). Kegiatan ini diikuti seluruh santri dan asatidz Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Wustho-Ulya Baitus Sholihin. Tampak hadir Kepala Madrasah, KH. Ahsan Qomaruzzaman, M.Pd.I., KH. Moh. Hasan Maulana, M.Pd.I. dan jajaran pimpinan. Di hari spesial HGN ini, ratusan santri pondok asuhan KH. Moh. Hasan Ainul Yaqin lakukan sungkeman pada guru sebagai bentuk penghormatan dan kebaktiannya pada sang guru. Selepas sungkeman, ratusan santri berjalan kaki bersama asatidz dan shohibul bait menuju makan pendiri pesantren, Alm. KH. Moh. Hasan yang berada di Pondok Pusat. Selain itu, santri pondok salaf ini, lakukan tradisi sowan ke kediaman pengasuh Pondok Baitus Sholihin, KH. Moh. Hasan Maulana dan KH. Ahsan Qomaruzzaman. KH. Ahsan Qomaruzzaman dihadapan ratusan santri berpesan agar santri selalu mencari ridho gurunya. “Ilmu itu dengan belajar, barokah itu dengan khidmah, dan manfaat itu bisa dicapai dengan taat pada guru,” jelasnya. Bahkan, lanjut Nun Aka, santri harus membahagiakan gurunya. “Ya salah satunya, mungkin dengan menyucikan motor gurunya. Jangan hanya punya shohibul bait saja yang dicuci,” jelasnya. KH. Moh. Hasan Maulana menambahkan, beliau mengutip apa yang pernah disampaikan KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah yang berpesan agar jangan pernah melupakan jasa seorang guru. “Jangan sampai sepulang dari Genggong, kalian melupakan guru ngaji di musholla yang berjasa membuat kalian bisa baca,” tegasnya. Beliau juga mengutip pesan ayahandanya, Alm. KH. Moh. Hasan Saiful Islam. “Guru itu segala-galanya, meskipun kamu tidak salah dita’zir (disangsi) oleh guru, kamu terima, karena disitu letaknya barokah,” jelasnya. Beliau juga berpesan agar santri menteladani para pendiri Genggong saat belajar di pesantren. “Alm. Kiai Saifouridzall dulu suka berkhidmah saat nyantri di Lirboyo dan di Jombang, Pondok asuhan Mbah Hasyim Asy’ari. Dengan berkhidmah juga akan menghilangkan kesombongan dan keegoan yang menjadi naluri manusia,” pungkasnya. (fid) Rate this post
26 November 2021
Umum
GENGGONG – Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru khususnya pada penjaminan mutu penilaian (assesment), SMA Zainul Hasan 1 menggelar workshop pembuatan soal HOTS (High Order Thinking Skill) pada Rabu (24/11/2021). Acara yang diikuti oleh seluruh guru pengampu mata pelajaran ini digelar di Aula Barozain SMA Zaha 1. Drs. Djoko Suryanto, M.Pd didatangkan sebagai narasumber dalam acara ini. Beliau merupakan pengawas pendidikan menengah (dikmen) cabang dinas wilayah Kabupaten Probolinggo. Setelah ulasan materi tentang soal HOTS, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok membuat soal HOTS yang harus sinergi dengan RPP yang di buat. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Narasumber yang akrab disapa Bapak Djoko ini menjelaskan pentingnya sinergi pembelajaran HOTS. “Sebelum menyusun soal HOTS, pembelajaran harus HOTS juga. Maka RPP yang disusun oleh guru pengampu harus HOTS dan pada kegiatan belajar mengajar (KBM) juga HOTS. Siswa tidak akan bisa mengerjakan soal HOTS jika pada KBM guru hanya mengandalkan model ceramah saja” jelasnya. Eksan Witoko, kepala SMA Zaha 1 menjelaskan dalam sambutannya, bahwa guru dituntut untuk bisa berinovasi dalam mengajar yang mengajak siswa berpikir tingkat tinggi.”Guru perlu terampil menyusun soal yang bagus yaitu soal yang membuat siswa berpikir tingkat tinggi dalam menjawab soal. Maka dari itu sekolah membekali keterampilan tersebut lewat workshop ini”. tuturnya. (ais) Rate this post
25 November 2021
Umum
Maron : “Alhamdulillah, atas qudrah Allah Subhanahu Wata’ala, kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat di acara mulia ini, semoga kita mendapatkan syafaat Rasulullah dan barokah para pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong, wabil khusus barokah Kiai Hasan Genggong,”kata Nun dr. Moh. Haris Damanhuri di acara rutinan Rabu Wage Tanaszaha Ranting Maron. Rabu, 24/11/2021 sore. Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong yang akrab disapa Gus Haris ini, sangat bangga kepada Tanaszaha Ranting Maron, pasalnya tanaszaha yang dipimpin oleh Hendra telah melakukan terobosan-terobosan guna menghidupkan dan mengembangkan organisasi peninggalan almarhum KH. Hasan Saifouridzall ini. “ Alhamdulillah, saya bahagia mendengarkan perkembangan di Tanaszaha Maron, kegiatanya bukan hanya rutinan seperti ini, namun juga turut serta dalam kegiatan sosial, seperti memberi santunan anak yatim hingga kepada para janda dan itu melalui gerakan koin barokah, semoga ikhtiar ini bebarengan dengan barokah pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong,” kata putra Almukarromah Nyai Hj. Diana Susilowati (Ning Sus). Sementara, KH. Ahsan Bahrul Ulum menuturkan bahwa Tanaszaha Ranting Maron saat ini sudah mulai gesit dalam kegiatan beberapa hal Robithah Ma’hadiyah dan suyukhiyah, mulai dari rutinan rabu wage, Haul, Sahabi, santunan anak yatim, santunan janda, main futsal hingga mendistribusikan koin Barokah sebagai wujud membangun kemandirian Tanaszaha Maron. “ Semoga para alumni dan simpatisan Genggong di Maron ini tambah kompak dan istiqomah untuk mengurus Tanaszaha ini,” ujar ketua Dewan Mustasyar Tanaszaha Ranting Maron. Acara yang bertempat di kediaman Saudara Arifin desa Satrean Kecamatan Maron, diawali dengan shalat asyar berjama’ah, pembacaan munjiad al Mubarokah, Istigosah, sambutan-sambutan hingga doa, kemudian ditutup dengan santunan berupa beras 5 kg kepada 10 janda di sekitar tempat rutinan. (dra) 5/5 - (2 votes)
23 November 2021
Umum
Kraksaan – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo meneken kerjasama atau penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Probolinggo pada Senin (22/11/2021) siang, di Ruang Auditorium STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan. Penandatangan nota kesepahaman (MoU) dilakukan langsung oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Kraksaan Ibu Hj. Khusnul Hitaminah, S.H., M.H. dengan Dr. Lukman Hakim, M.Pd.I, Ketua KPU Kabupaten Probolinggo. Nota kesepahaman nomor: 520/STIH-ZAHA/MOU/XI/2021 dan nomor: 174/PR.07/3513/2021 kedua belah pihak ini mengenai kerjasama dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ibu Hj. Khusnul Hitaminah, SH, MH Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Kraksaan mengatakan kerjasama ini dimaksudkan untuk menyelaraskan program kegiatan bersama sebagai upaya dalam pengembangan potensi diantara kedua belah pihak. Penandatangan nota kesepahaman (MoU) “Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan sinergisitas potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak serta juga memberikan manfaat bagi kedua belah pihak terutama untuk pengembangan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian,” kata putri Almarhum K.H. Hasan Saifouridzall pendiri perguruan Tinggi Pesantren Zainul Hasan Genggong. Sementara, Dr. Lukman Hakim, M.Pd.I menyambut dengan sangat baik atas terjalinya kerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan milik Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kraksaan Probolinggo, pasalnya dengan adanya kerjasama ini hubungan kedua belah pihak bisa lebih erat dan penuh dengan kekeluargaan, “ Semoga kerjasama ini benar-benar membawa manfaat bagi kedua belah pihak,” harap Ketua KPU Kabupaten Probolinggo, yang didampingi oleh Bapak Moh. Zamroni, SS.M.Hum, Drs. Cung Ali Samsuri, Ali wafa, M.Pd.I dan Agus Harianto Andinata, M.Pd.. Dalam prosesi penandatangan nota kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di Auditorium STIH Zainul Hasan itu, Ketua STIH Zainul Hasan Kraksaan didampingi oleh Bapak Mohammad Hendra, M.Pd.I pembantu ketua III bidang kemahasiswaan, Bapak Anton Suryadi, S.H., M.H, Kepala LP2M, dan Bapak Mahsun Hadi, MH, Kepala BAU Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Pewarta : Moh. HendraEditor : Hasan JazuliLay Out : Ach Refki AdnanSumber : https://stihzainulhasan.ac.id/stih-zaha-kpu-kab-probolinggo-teken-kerjasama/ Rate this post
22 November 2021
Umum
GENGGONG – Madrasah Aliyah Zainul Hasan 1 Genggong (MA ZAHA 1 ), melaksanakan supervisi akademik bagi guru-guru guna untuk memastikan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional dan kebijakan pendidikan untuk madrasah di Kementerian Agama. Senin (22/11/2021). Nun Ahsan Maliki, S.Sy., M.Pd, menyebutkan bahwa Tujuan supervisi ini sebagai bimbingan, pembinaan, konsultasi, meningkatkan kualitas pembelajaran profesi guru, Serta menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan di MA zainul Hasan 1 Genggong. Sebagai salah satu acuan dalam penyelenggaraan layanan pendidikan, Sehingga terwujud madrasah mumtaz,” jelas Kepala MA Zainul Hasan 1 Genggong saat beri sambutan. “Sesama Guru mesti menginspirasi dan memotivasi semua warga madrasah di dalamnya serta memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Semua itu penting untuk mencapai tujuan dan misi madrasah, lewat supervisi ini menjadi salah satu langkahnya,” kata Nun Alex. Adapun tahapan yang dilakukan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik adalah validasi administrasi, pengamatan pelaksanaan proses mengajar dan penyusunan rekomendasi dan solusi ke depan, serta pelaksanaan evaluasi secara berkelanjutan. Kegiatan supervisi yang bertempat di Gedung P5 Lantai 3 ini berlansung selama 2 hari, yaitu pada senin-selasa, 22-23/11/2021. (hen) Rate this post
21 November 2021
Umum
GENGGONG – Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) Erick Thohir melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (20/11/2021). Dalam kunjungan tersebut, Erick Thohir menjelaskan tentang pentingnya untuk meningkatkan ekonomi nasional, yang mana peran santri juga sangat di butuhkan di dalamnya. Selain itu, Menteri Erick juga memanggil salah satu santriwati. Ia adalah Nayla Sakinah, Mahasiswi semester 8 Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. Ia dipanggil ke hadapan Erick dilatari karena berita yang viral di beberapa media, salah satunya adalah trending di NU Online Jatim. Dalam berita tersebut, Nayla Sakinah berhasil menghafalkan Al Qur’an selama 8 bulan waktu sebelum kuliah, tepatnya di Pondok Pesantren Al Muqorrobin Malang. Nayla Sakinah diketahui juga adalah pembisnis hijab, yang mempunyai toko dengan nama “Kinana style” berbasis online yang sudah dipasarkan di Market Place, di antaranya shopee, lazada dan Bukalapak. “Apa harapan kamu yang belum tercapai selama ini, Nak?,” kata Erick kepada Nayla Sakinah selepas memberikan sambutan kepada semua santri. Lantas, Nayla mengutarakan keinginannya saat itu. “Berdoa di Maqbaroh Rosulullah Pak Menteri,” jawab gadis asal Desa Gunung Geni kecamatan Banyuanyar tersebut, spontanitas. Jawaban Nayla itu pun segera direspon Erick. Menteri BUMN itu pun memutuskan untuk mewujudkan keinginan Nayla. “Baiklah Nak. Kamu umroh ya, pak menteri yang umrohkan,” kata Erick. Mendengar jawaban itu, Nayla Sakinah menangis bahagia. “Alhamdulillah, terima kasih banyak pak menteri dan kiai,” katanya kepada Pak Erick Thohir dan Kiai Hasan Mutawakkil Alallah. “Selamat nak ya, ini barokah Al Qur’an dan barokah Masyayikh Genggong. Terus semangat berkhidmat untuk Al Qur’an nak ya,” kata Kiai Mutawakkil. (Hlz) 4.8/5 - (5 votes)
20 November 2021
Umum
GENGGONG – Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Tohir lakukan kunjungan kerja ke Pesantren Zainul Hasan Genggong. Sabtu, 20/11/2021. ErickThohir tiba di Pesantren Zainul Hasan Genggong disambut oleh jajaran pengasuh, diantaranya KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, KH. Moh. Hasan Zidni Ilma, KH. Moh. Hasan Naufal, Nyai Hj. Malikal Bulqis, Nun Moh. Haris Damanhuri, Nun Hassan Ahsan malik, Nun Ahsan Qomaruzzaman, Nun Irsyad Syamsuddin dan segenap pengasuh Pesantren lainnya. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dalam sambutannya menjelaskan bahwa selama ini orang modern sering menyebut-nyebut istilah knowledge-based economy. Sederhananya, Knowledge-based economy adalah perekonomian yang secara langsung didasarkan atas produksi, distribusi serta penggunaan knowledge. “Kepentingannya adalah agar kita bisa Ahli di bidang ekonomi pembangunan menyatakan bahwa untuk menghindari jebakan negara berpenghasilan menengah, kita harus meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi,” jelasnya. Selain itu, Pengasuh sekaligus Ketua umum MUI Jawa Timur ini, meminta bahwa saat ini waktunya meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi. “Negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam” tandasnya. Kiai Mutawakkil melanjutkan, bahwa negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, berhasil mengejar mimpi memenangkan persaingan global. Negara-negara tersebut menitik beratkan perkembangan ekonomi ke knowledge-based economy. “Nah terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy. Menurut saya, melalui konsep culture-based economy, kita seyogyanya menjadikan kultur yang dimiliki atau dipraktikkan masyarakat sebagai modal penting bagi pengembangan ekonomi,Di sinilah tripilar ekonomi keumatan menjadi sangat penting dibahas. Di sana ada masyarakat, santri dan pesantren”. Kiai juga menjelaskan bahwa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari entitas dan sekaligus komunitas yang bernama Islam. Pada titik inilah, santri dan pesantren menjadi pilar penting bagi Islam dan umat Islam di Indonesia. “Karena itu, membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial. Justru, pemerintah sebaiknya dan memang seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat,” pintanya. Sementara itu, Erick Tohir menyampaikan, Pendidikan menjadi kunci utama untuk maju, akhlak juga adalah hal penting menjadi basis dari kemajuan. “karena kalau kita hanya punya kepintaran tapi tidak punya hati yang bersih, maka ujungnya tetap dzolim, mencari kekuasaan yang absolut dan kekuasaan yang absolut itu akhirnya dzolim,” kata Menteri BUMN RI, ini. Ia juga menyampaikan bahwa pesantren merupakan mercusuar peradaban penting dalam hal pembangunan perekonomian keummatan, karena hal itu sudah menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. “Oleh Karena itu sudah sepatutnya, pemerintah untuk melakukan kolaborasi dengan seluruh pesantren dalam pembangunan ekonomi ini,” katanya. Selain itu, pendiri Mahaka Grup ini menyebutkan bahwa santri mempunyai peran penting dalam peningkatan perekonomian, karena memiliki akhlak yang mengental dalam jiwa raganya. Sebab, menurutnya, akhlak memiliki posisi yang signifikan dalam pembangunan perekonomian negeri. Dengan akhlak, kata dia, dapat membuahkan sebuah kejujuran dalam bekerja. “Begitu sebaliknya, tanpa akhlak, semua akan bisa berujung pada kedholiman. Sehingga dalam hal ini, peran santri yang telah menjadikan akhlak sebagai darah-dagingnya, sangat dibutuhkan dalam pembangunan perekonomian keummatan,” kata pria yang pernah memiliki saham klub sepak bola Inter Milan. (dra) 5/5 - (1 vote)
16 November 2021
Umum
GENGGONG- SMA Islam Ar-Rofi’iyah, Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan berkunjung ke balai Majalah Genggong (MG) pada Senin, (15/11) siang. Kunjungan ini dalam rangka studi banding beberapa siswa SMA Islam Ar-Rofi’yah yang didampingi Ibu Rosyidah, S.Pd. pembina osis di sekolah tersebut. Kedatangan mereka disambut oleh beberapa Kru MG dan satu anggota senior MG, Ustadz Ainul Yaqin. Dalam pertemuan ini, Rizqil Hidayat, Pimpinan Umum MG, menyampaikan rasa terimakasih atas kepercayaan SMA Rofi’iyah yang menjadikan MG sebagai patner sharing. “Terimakasih, kita sharing pengalaman untuk penerbitan majalah,” jelasnya. Dalam kesempatan ini, Rizqil, -begitu Pimpinan Umum MG disapa- menjelaskan manajemen keredaksian pada sejumlah siswa. Siswa yang diproyeksikan menggarap majalah sekolah ini diberi ruang sharing pengalaman pada pertemuan kali ini. Salah satu siswa, mencurahkan pengalamannya saat proses wawancara pada salah satu narasumber. Dirinya mengaku down, dan menyebabkan hasil wawancaranya tidak maksimal. “Kru sering down, pertanyaan pun hilang dari pikiran, dan kurang pas dalam menentukan diksi” akunya. Menanggapi hal ini, Joes Rizal Anwan, Pimpinan Redaksi GM, berpesan pada adik-adik SMA Rofi’iyah agar terus melatih mental dan sering membaca buku untuk pembendaharaan kosa kata. “Jurnalis harus memiliki mental yang kuat dan pandai memilih kata, ya tentunya dengan rajin baca,” tegasnya. Sementara itu, Rosyidah, S.Pd.I berharap Kru GM dapat membimbing anak didiknya dalam penerbitan Majalah sekolahnya. “Kami membutuhkan kontribusi GM sebagai salah satu media jurnalistik yang sudah berjalan,” harapnya. (R-Hm) 5/5 - (1 vote)
29 September 2021
Umum
KANIGARAN – Kemarin (28/9), Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menerima kedatangan KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah dan rombongan dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Parajakan, Kabupaten Probolinggo. Kedatangan kiai yang juga merupakan Ketua Umum MUI Jawa Timur di rumah dinas wali kota itu, dalam rangka Penandatanganan atas Kerjasama Pemkot Probolinggo dengan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan tentang Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Magang dan Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Wali Kota Habib Hadi mengatakan, penandatanganan ini merupakan upaya memanfaatkan dan mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki kedua belah pihak. “Jadi, kita baru saja menandatangani Nota Kesepakatan dari Pemkot dan Stikes (Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan) Genggong. Mudah-mudahan kerjasama di bidang kesehatan ini bermanfaat,” ucapnya. Kepala Bagian Pemerintahan Pudi Adji mengatakan, tujuan dari perjanjian ini, untuk mewujudkan profesionalisme di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah dalam jangka waktu tertentu. “MoU (Memorandum of Understanding) ini payung hukum secara induknya, yang bersifat umum. Jadi masih perlu di break down lagi dalam bentuk PKS (perjanjian kerjasama, red), terkait apa saja yang perlu dikerjasamakan,” terangnya. Semisal dari sisi kegiatan, lanjutnya, kerjasama bisa dilakukan dengan Dinkes PPKB, atau dari sisi kebutuhan sumber daya manusianya bisa dilakukan kerjasama dengan BKPSDM. Dari perincian perjanjian kerjasama itulah, nantinya terpilah dan diketahui, perangkat daerah mana saja yang akan diajak bekerjasama. Sementara itu, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah menyampaikan bahwa kerjasama ini memaksimalkan kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh kedua belah pihak secara maksimal dan sebaik-baiknya agar lebih berhasil dalam meningkatkan dan mengembangkan Tri Dharma perguruan tinggi. “Alhamdulillah hari ini, dari Pesantren Zainul Hasan melalui STIKES Hafshawaty, silaturrahim guna melakukan penguatan MoU terkait Kerjasama Tri Dharma perguruan tinggi,” katanya. Kedepan, dengan adanya kerjasama ini, beliau berharap, keberadaan alumni santri STIKES Hafshawaty akan lebih legal dalam melakukan praktek atau magang, yang penempatannya bisa ditempatkan tak hanya di rumah sakit bahkan di puskesmas yang ada di wilayah Kota Probolinggo. (probolinggokota.go.id) Rate this post
26 September 2021
Umum
GENGGONG– Tiga santriwati Madrasah Aliyah (MA) Model Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo harumkan Indonesia di kancah internasional pada ajang WIIPA (World Invention Intelectual Property Assocations) and Chizal Corporation Sabtu (25/9/2021). Dalam event internasional bertajuk Japan Design, Idea and Invention Expo yang digelar di Hotel Kyoto Eminence Jepang, delegasi MA Model Zainul Hasan Genggong mampu menyisihkan kompetitornya dari 35 negara belahan dunia. Mereka adalah, Fiorenza an Nafisah, kelas XII IBB, Jinani Firdausiah, kelas XII IPA A dan Windi Wahda Ulwiyati, kelas XII IBB. Ketiga santri berprestasi yang dibina oleh ustadzah Megawati, S.Si. dan ustadzah Siti Nur Kumala Irawati, S.Hum. ini sangat membanggakan. Pasalnya, ide kreatif berupa “penemuan makanan Nata de Citrilus Lanatis, makanan kesehatan bagi penderita diabetes meletus” yang diikut sertakan lomba secara virtual ini keluar sebagai peraih medali emas di negara berjuluk negeri matahari terbit. Prestasi gemilang ini diapresiasi oleh Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M. Menurut beliau prestasi ini tidak lepas dari barokah para masyayikh Genggong. Selain itu, capaian ini juga membuktikan bahwa MA Model sangat memperhatikan kualitas perkembangan santrinya. Lanjut Kiai Mutawakkil, MA Model terus mempersiapkan diri untuk memperbaiki fasilitas pendidikan, baik yang berupa Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarana prasarana. “Hasil Pendidikan MA Model bisa menjadi santri yang cerdas secara intelektual, mapan secara sosial dan kokoh spiritual,” jelas Kiai yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Jawa Timur ini. (fid) 4/5 - (1 vote)
25 September 2021
Umum
GENGGONG– Guna mempererat tali silaturahmi di era milenial, Pesantren Baitus Sholihin Genggong (PBSG) Timur, di Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, kembali menggelar ‘Temu Kangen 2’ dengan para alumni, pada Jum’at (24/9/2021) siang. Reuni akbar yang diikuti angkatan pertama, yakni angkatan tahun 2006 Madrasah Kholafiyah Syafi’iyah Wustha (setingkat SMP) dan Ulya (setingkat SMA) sampai angkatan terbaru. Bedanya, pada gelaran reuni akbar kali ini, alumni dari santriwati juga dilibatkan. Tampak hadir, KH. Moh. Hasan Maulana, KH. Ahsan Qomaruzzaman, KH. Ahsan Habibi Fillah, Nun Imron Sholeh, Nun Syekh Hasan Al Masyat dan sejumlah ashabul bait lainnya. Reuni yang diberi nama Forum Antar Santri Baitus Sholihin (Fantabih) Pondok Pesantren (Ponpes) Baitus Sholihin Genggong Timur itu digelar berbeda. Kali ini, perwakilan dari alumni diberi kesempatan menyampaikan kesan kehidupan di pondok dulu. Beberapa nama alumni yang diberi kesempatan menyampaikan kesan selama di pondok diantaranya, Moh. Usman dari Kabupaten Lumajang, Moh. Ahsan Faradisi dari Kabupaten Sampang, Madura dan terakhir Moh. Qomar Husen dari Kabupaten Jember. Kepala Madrasah Kholafiyah Syafi’iyah Wustha, KH. Ahsan Qomaruzzaman berharap, alumni tidak sampai masuk dalam satu golongan sebagaimana disampaikan dalam hadis Rasulullah SAW tentang orang yang memutus tali silaturahmi. “Tidak akan masuk surga orang yang memutus jalinan tali silaturahmi. Maka dari itu tetaplah menjaga silaturahmi baik dengan guru dan pesantren, lebih-lebih ke Kiai Sepuh. Setidaknya dengan tawassul membaca Al-fatihah dan menghadiri haul masyayikh,” ujar kiai muda yang akrab disapa Non Aka ini. Diakhir sambutannya Nun Aka membacakan pantun untuk hadirin, yang isinya;Canda tawa santri menghiasi pipi…Dikala bertemu teman seperjuangan….Jangan lupa tiap tahun hadir Fantabih…Alumninya cakep dan cantik juga dermawan… Dalam kesempatan ini, sejumlah perwakilan alumni dari lintas angkatan dilantik langsung Nun Diego sebagai pengurus baru Fantabih. Beliau juga memimpin doa penutup untuk kegiatan ini. Sebagaimana pada gelaran Temu Kangen 1, seusai ramah tamah, Temu Kangen kedua yang diikuti sekitar 100 alumni ini, ditutup dengan makan bersama ala tradisi santri yaitu polo’an, dimana nasi dan lauk pauk dihampar memanjang di atas wadah daun pisang. (fid/des) Rate this post
30 Agustus 2021
Umum
GENGGONG– Sedikitnya lebih dari 200 santri Pondok Baitus Sholihin Genggong Timur, Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo melaksanakan upacara bendera pada Senin (30/08/2021) pukul 07.00 WIB Kegiatan ini dilaksanakan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai. Upacara semacam ini akan istiqomah dijadwalkan tiap hari Senin akhir bulan. Menariknya, santri Madrasah Wustho dan Ulya dalam upacara ini seluruh santri mengenakan sarung, baju putih, berpeci putih dan bersendal ciri santri pondok pesantren salaf. Meski bersarung, upacara ratusan santri di madrosah Wustho & Ulya ini, tetap dilakukan dengan khidmat dalam melaksanakan upacara bendera. Prosesi dilalui dengan penuh disiplin layaknnya upacara kenegaraan. KH. Ahsan Qomarus Zaman M.Pd. atau Nun Aka, -sapaan sehari-hari Kepala Madrasah- ini saat dikonfirmasi via saluran WhatsApp mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa nasionalisme santri. “Mengenang para pahlawan yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air untuk santri Karna Cinta Tanah Air termasuk Sebagian dari keimanan,” akunya. Pada upacara ini, juga disampaikan pentingnya kedisiplinan santri dalam mencari ilmu. “Kita juga mengingatkan pada santri dalam masalah kedisiplinan,” jelasnya. Beliau juga menyampaikan ada rencana upacara bendera untuk santri menggunakan bahasa arab. “Ini masih awal, jadi kita pakai bahasa Indonesia dulu, nantik kita agendakan menggunakan bahasa Arab,” jelasnya. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh shohibul bait Pondok Baitus Sholihin Genggong, KH. Moh. Hasan Maulana, M.Pd. (fid) Rate this post
13 Agustus 2021
Umum
GENGGONG- Duka cita menyelimuti keluarga besar SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong pada Kamis (12/08/2021). Mantan Kepala Sekolah, Ust. Drs. H. Agus Suprayogi wafat pada usia 62 tahun. Kabar kepergian untuk selamanya perintis sekolah ini tersiar melalui grup WhatsApp Sekolah yang dishare waka humas, ust. Drs. Samsul Aripin, M.Pd. pada pukul 13.24 WIB tadi siang. Tampak beberapa dewan asatidz bertakziyah ke rumah duka untuk mengantarkan jenazah pada peristirahatan terakhirnya. Ucapan belasungkawa terus berdatangan tidak hanya dari dewan asatidz – asatidzah, Tapi juga dari alumni SMA Unggulan Haf-Sa dan lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Pesantren Zainul Hasan Genggong. Maklum, beliau cukup lama mengabdi di SMA Unggulan Haf-Sa, tercatat sejak tahun 2002 sampai 2015 menjadi kepala sekolah di lembaga ini. Sebelumnya, almarhum pernah menjadi tenaga pengajar di SMA Zainul Hasan dari tahun 1986 hingga 2001 dan sempat menjadi kepala sekolah di sana. Pada tahun 2016 samapi 2019 beliau mendapat amanah dari ketua yayasan untuk menjadi Kepala Sekolah SMK Zainul Hasan Genggong. Waka Kesiswaan, Ust. Abdullah, S.H., M.Pd. mengatakan, almarhum dalam kondisi kritisnya masih sempat bertanya perkembangan sekolah yang dirintisnya selama ini. Bahkan beliau meminta Waka Kurikulum menemuinya agar dapat memberikan masukan untuk kamajuan SMA Unggulan Haf-Sa di masa mendatang. “Beliau adalah sosok teladan yang tegas, disiplin, logis dan kemauan belajarnya sangat tingggi. Beliau selalu menyarankan agar hidup hemat pada kami”, ungkap Ust. Abdullah. (fid) Rate this post
24 Juni 2021
Umum
GENGGONG- SMA Unggulan (SMAU) Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong dan MA Model (MAM) Zainul Hasan Genggong menggelar wisuda bersama pada Rabu (23/06/2021) pukul 08.30 WIB di GOR Damanhury, Pesantren Zainul Hasan Genggong. Wisuda ini diikuti seluruh santri kelas XII dari kedua lembaga tersebut yang berjumlah 122 santri. Namun, bagi santri dari luar daerah pihak panitia menyediakan kanal zoom untuk prosesi wisudanya. Sebelum masuk ke ruangan, seluruh wisudawan dan wisudawati beserta walinya diminta untuk mengikuti protokol kesehatan yang disayaratkan panitia. Diantaranya, memakai masker, handsanitizer dan menyetorkan hasil swab. “Bagi tamu undangan yang belum sempat swab, pihak panitia menyediakan tes genose dan tempat duduk sudah sesuai aturan social distancing,” jelas ketua panitia, ustadzah Vina Agustina, S.Pd. Kepala Biro Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ustadz Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag. dalam sambutannya mengatakan, SMA Unggulan Haf-Sa dan MA Model Zainul Hasan merupakan dua lembaga yang digagas ketua yayasan guna menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompetitif. “Hari ini kita bisa rasakan hasilnya, tidak hanya sekolah sekolah di kota besar yang bersaing, tapi santri juga mampu mewarnai dunia kampus baik di dalam maupun luar negeri,” akunya. Sementara itu, Ketua Yayasan, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., M.M. dalam pidatonya menyampaikan permohonan maaf atas gelaran wisuda terbatas ini. “Acara ini sengaja dibatasi demi keselamatan dan kesehatan bersama, semoga acara ini bersama ridha Allah syafaat Rasulullah dan barokah para Masyayikh,” tuturnya. Di hadapan wisudawan – wisudawati beliau berpesan agar santri selalu menjaga nilai – nilai barokah ilmu yang telah didapat. Salah satunya, menjaga martabat ilmu dengan cara mengamalkannya, menjaga martabat pesantren dan sekolah karena dari ke dua lembaga ini ilmu di dapat dan menjaga nama baik guru yang telah memberikan kebaikan ilmu serta nama baik pribadi dengan ketaqwaan. “Ini menjadi dasar prinsip kehidupan kalian, kami berharap sebagai juru laden kalian agar menjadi putra putri umat yang sholeh-sholehah baik pribadi maupun sosial dengan iringan barokah sesepuh pesantren. Banyak orang pintar tapi tidak benar, berpengetahuan tapi kurang barokah, ilmunya tidak banyak memberikan manfaat bagi dirinya dan sekitarnya,” ujar Ketua MUI Jawa Timur ini. (fid) Rate this post
31 Mei 2021
Umum
Makna Yaasin Imam As-Suyuthi dalam kitabnya berjudul Asbabun Nuzul menjabarkan, dalam ayat pertama dan kedua Surah Yasin, Allah berfirman dengan redaksi: “Yaasin. Walqur’anil-hakim,”. Yang artinya: “Yasin. Demi Alquran yang penuh hikmah,”. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW membaca Surat As-Sajdah dengan suara nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu. Mereka kemudian bersiap-siap menyiksa Rasulullah SAW namun tiba-tiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya. Lalu, mereka pun menjadi buta. Mereka kemudian mengharapkan pertolongan Nabi dan berkata: “Kami sangat mengharapkan bantuan tuan atas nama Allah dan atas nama keluarga,”. Maka kemudian turunlah 10 ayat, yakni ayat pertama hingga ayat kesepuluh Surat Yasin. Dalam tafsir Ibnu Katsir, Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas£, Ikrimah, Ad- Dahhak, Al- Hasan, dan Sufyan ibnu Uyaynah, bahwa Yasin artinya ya insan alias hai manusia. Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa memang seperti itulah maknanya dalam bahasa Habsyah (Etiopia). Malik ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, Yasin adalah salah satu dari asma Allahﷻ Gus Baha dalam salah satu ceramahnya menjelaskan bahwa “itu adalah panggilan untuk Nabi Muhammad, karena ada ka yang artinya kamu, padahal ayat itu khitobnya adalah kepada Nabi Muhammad” Asbabun Nuzul Pada ayat ke-10, Allah berfirman: “Wa sawaa-un alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minun,”. Yang artinya: “Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi mereka peringatan ataukah kamu tidak memberi peringatan pada mereka, mereka tidak akan beriman,”. Imam Al-Qurthubi, menurut Imam As-Suyuthi menjelaskan, yang dimaksud mereka dalam ayat tersebut adalah orang-orang Quraish pembangkang. Yang termasuk di dalamnya ada Abu Jahal, Al-Walid bin Al-Mughirah, dan seorang dari Bani Makhzum yang tidak diketahui namanya. Menurut kitab Asbabun Nuzul, K.H.Q. Shaleh – H.A.A. Dahlan Dkk, Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitab Ad-Dalaa-il, yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketika Rasulullah membaca surah As Sajdah dengan nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu. Mereka bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah tetapi tiba-tiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya, dan mereka menjadi buta sama sekali. Mereka mengharapkan pertolongan Nabi dan berkata,“Kami sangat mengharapkan bantuanmu atas nama Allah dan atas nama kelaurga.” Kemudian Rasulullah berdoa dan merekapun sembuh. Namun tak seorangpun dari mereka yang beriman. Berkenan dengan peritiwa itu, turunlah ayat ini (Yaasin:1-10).Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah bahwa Abu Jahl berkata, “Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan berbuat (mencelakainya).” Ketika Nabu Muhammad berada di sekitar Abu Jahl, orang-orang menunjukkan bahwa Muhammad berada di sisinya. Akan tetapi Abu Jahl tetap bertanya-tanya, “Mana dia?” karena tidak dapat melihatnya. Ayat ini (Yaasin: 8-9) turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahal saat itu ditutup oleh Allah sehingga tidak dapat melihat Nabi Muhammad. Menurut penulis, yang boleh mengatakan ‘sama saja kamu beriperingatan atau tidak, mereka tidak akan beriman’ hanya Allah saja. Ini karena Allah maha mengetahui semua hal di masa lampau, masa kini, dan masa depan. Sedangkan Nabi Muhammad SAW, tetap memiliki kewajiban untuk berdakwah dengan kasih sayang kepada semua orang. Kecuali orang-orang yang disebutkan pada surat Yasin tadi. Buktinya adalah Nabi Muhammad tetap berdakwah dengan kasih sayangnya. Ayat ini turun sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW agar tidak terjadi cerita seperti ini. Dakwah Nabi Muhammad SAW Salah satu sudut di dekat pintu kota Madinah menjadi tempat seorang pengemis buta. Dia memiliki kepercayaan Yahudi. Setiap kali ada orang yang mendekatinya, dia selalu berpesan, “Jangan pernah engkau dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, dan tukang sihir.” Seandainya dia tidak buta, tentunya cepat berubah sikap dan perangai. Sebab, adalah Rasulullah Muhammad SAW yang gemar mendatanginya. Bukan untuk menghardiknya atau sekadar meminta klarifikasi atas hasutannya itu. Nabi SAW justru rajin datang kepadanya dengan menenteng makanan. Tanpa bicara sepatah kata pun, beliau lantas duduk di sebelah pengemis Yahudi buta itu. Setelah meminta izin, Rasulullah SAW pun menyuapi orang tadi dengan penuh kasih sayang. Hal itu dilakukannya rutin, bahkan kemudian menjadi kebiasaan setiap pagi. Seiring waktu, Allah SWT memanggil beliau. Rasulullah SAW wafat, menyisakan duka yang teramat dalam di tengah para keluarga, sahabat, dan kaum Muslimin pada umumnya. Sementara itu, kepemimpinan umat sudah berada di tangan Abu Bakar ash-Shiddiq. Sang khalifah ini memang sudah bertekad untuk mengikuti tradisi dan kebijakan-kebijakan peninggalan Rasulullah SAW. Bahkan termasuk rutinitasnya sehari-hari. Suatu hari, Abu Bakar berkunjung ke rumah putrinya, Aisyah. Abu Bakar bertanya kepada anaknya yang juga istri Nabi SAW itu. “Wahai putriku, adakah satu sunnah kekasihku (Rasulullah SAW) yang belum aku tunaikan?” tanya Abu Bakar. Aisyah pun menjawab, “Wahai ayahku, engkau adalah seorang ahli sunnah, dan hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum engkau lakukan kecuali satu saja”. “Apakah itu?” “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang sering duduk di sana,” ungkap Aisyah. Maka keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan. Dia pun bergegas menuju titik lokasi yang dimaksud, supaya berjumpa dengan si pengemis. Betapa gembira Abu Bakar mendapati adanya seorang pengemis buta yang duduk di dekat sana. Setelah mengucapkan salam, Abu Bakar lalu duduk dan meminta izin kepadanya untuk menyuapinya. Namun, di luar dugaan pengemis tadi malah murka dan membentak-bentak, “Siapakah kamu!?” Abu Bakar menjawab, “Aku ini orang yang biasa menyuapimu.” “Bukan! engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” teriak si pengemis lagi, “Jikalau benar kamu adalah dia, maka tidak susah aku mengunyah makanan di mulutku. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menghaluskan makanan terlebih dahulu dengan mulutnya sendiri. Barulah kemudian dia menyuapiku dengan itu,” terang si pengemis sambil tetap meraut wajah kesal. Abu Bakar tidak kuasa menahan deraian air matanya, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, Abu Bakar. Orang mulia itu telah tiada. Dia adalah Rasulullah Muhammad SAW.” Mendengar penjelasan Abu Bakar, pengemis tadi seketika terkejut. Dia lalu menangis keras. Setelah tenang, dia bertanya memastikan, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghina, memfitnah, dan menjelek-jelekan Muhammad. Padahal, belum pernah aku mendengar dia memarahiku sedikit pun. Dia yang selalu datang kepadaku setiap pagi dengan membawakan makanan. Dia begitu mulia.” Maka di hadapan Abu Bakar ash-Shiddiq, pengemis Yahudi buta itu mengucapkan dua kalimah syahadat. Demikianlah, dia masuk Islam karena menyadari betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Kesimpulan Karena Allah Maha Mengetahui bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang kasih sayang dan terus istiqomah berdakwah merasa kasihan kepada Nabi Muhammad jika sampai Nabi Muhammad terus berdakwah tanpa hasil kepada orang-orang tersebut. Jadi Allah berkehendak agar usaha dakwah dalam kasih sayang itu diarahkan ke orang lain yang berpotensi masuk Islam. Adapun kita sebagai manusia biasa, tentu saja kita tidak boleh mengatakan ‘orang ini tidak mungkin masuk Islam’. Nabi Muhammad SAW mencontohkan kepada kita semua bahwa dakwah dengan kasih sayang itu harus terus dilakukan sampai akhir hayat. Semoga kita bisa mencontoh akhlaq beliau. Amiin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Wallahu a’lam.Penulis adalah Ustad Moch Yasin, M.Kom., M.B.A., beliau adalah anggota Biro KOMINFO Pesantren Zainul Hasan dan Anggota Komisi Infokom MUI Jatim. Beliau adalah Alumnus Ponpes Zainul Hasan Genggong Rate this post
14 Mei 2021
Umum
GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo gelar shalat id pada Kamis, (13/05/2021) khusus untuk warga pesantren. Tampak petugas satpam menjaga ketat pintu gerbang utama pesantren guna membatasi jamaah yang hendak shalat id di masjid Al-barokah Genggong. Hal ini dilakukan karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum usai. Seusai shalat id, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, mengajak umat islam meningkatkan ibadah pada Allah SWT. “Kita wajib bersyukur masih diberi pinjaman umur oleh Allah, Semoga masih diberikan umur panjang untuk Ramadlan tahun depan,” jelasnya. Ketua MUI Jatim ini mengingatkan kembali agar jamaah lebih waspada terhadap penularan Covid-19 gelombang 2 yang penularannya dinilai lebih berbahaya. “Covid-19 terbaru penularannya lebih ganas, tidak lagi lewat jalur pernafasan, tapi langsung ke paru-paru,” paparnya. Provinsi Jawa Timur -lanjut Kiai Mutawaakkil- kembali memberlakukan aturan pembatasan setiap kegiatan sosial. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan keselamatan bersama. “Kita wajib percaya adanya Corona, karena sudah banyak korbannya, contohnya Negara India” jelasnya. Kiai Mutawakkil meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan menghindari zona merah. Menurut beliau, tidak mematuhi protokol kesehatan bukanlah bentuk tawakkal, tapi merupakan upaya mengambil takdir yang tidak aman. “Jangan sesatkan umat dengan segala bentuk provokasi terkait Covid,” tegasnya. Di penghujung pidatonya, kiai meminta agar jamaah tidak melakukan jabat tangan seperti biasa dilakukan setiap selesai shalat id. “Tidak usah salaman cukup batin saja,” ungkapnya. (fid) Rate this post
3 Mei 2021
Umum
Surabaya, MUIJatim – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Kerja Daerah dan Buka Bersama di Hotel Shangri La Surabaya pada Senin (01/05/2021). Acara ini dihadiri oleh Pengurus MUI Pusat, yakni KH. Miftachul Akhyar dan Prof Dr. Amirsyah Tambunan, M.A. Sejumlah Dewan pertimbangan MUI Jatim, juga turut hadir, ada KH. Anwar Mansur, KH. Marzuki Mustamar, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Selain itu, Rakerda juga diikuti oleh 20 perangkat organisasi MUI Jatim masa bhakti 2020 – 2025, yakni ada Ketua Komisi, Lembaga dan Badan. Kemudian hadir juga Ketua dan Sekretaris MUI Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur. Rakerda digelar untuk menindaklanjuti ekspose program kerja oleh masing-masing Komisi, Badan dan Lembaga yang digelar pada 3 pekan lalu, tepatnya 10 April 2021. “Setelah saya amati dan cermati, ekspose program oleh masing-masing ketua Komisi, Badan dan Lembaga sungguh luar biasa. Benar-benar sudah sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi di masyarakat, artinya sudah muqtadol hal wal maqam”, ujar Ketua Umum MUI Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah saat membuka acara. Kiai Mutawakkil memberikan salah satu contoh program yang disusun oleh Komisi Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, yakni program Sertifikasi Halal Lingkungan. Jika sebelumnya MUI sudah punya sertifikasi halal atas produk, maka yang satu ini fokus pada lingkungan. Harapannya program ini dapat mencegah adanya unsur subhat atau keadaan samar tentang kehalalan dan keharaman. “Mudah-mudahan program yang digagas oleh Komisi, yang diketuai oleh Prof. Dr. Suparto Wijoyo, dapat berjalan lancar. Program ini menjadi satu-satunya di Indonesia dan kalau perlu nanti diadakan juga Eco Award,” ujar Kiai Mutawakkil. Secara keseluruhan program kerja yang disusun telah mencakup 3 bidang kluster garapan MUI, yaitu peningkatan kualitas kehidupan keagamaan, peningkatan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan ekosistem industri halal. Kiai Mutawakkil, yang merupakan mantan Ketua PWNU Jatim, berharap program MUI Jatim dapat disambungkan dan diwadahi oleh Ketua dan Sekretaris MUI Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Timur. “Mana yang bisa di-connecting-kan atau dikerjasamakan, mana yang perlu pendampingan dan pengembangan, mana yang perlu perluasan relasi dan akses untuk bekerjasama dengan institusi lain, baik dalam maupun luar negeri” pinta Kiai Mutawakkil. Selanjutnya melalui forum Rakerda program kerja ditetapkan dan menjadi program kerja 5 Tahun kedepan. “Program kerja itu merupakan perencanaan atau planing yang menjadi elemen pertama dalam sebuah manajemen, lalu ada organizing atau pengorganisasian di internal kepengurusan, dan actuating atau pelaksanaan program, yang terakhir ada sistem pengawasan atau controlling demi tercapainya misi dan mandat organisasi MUI masa khidmat 2020 – 2025,” ujar Kiai Mutawakkil. Hal itu sejalan dengan ajaran Islam, bahwa segala sesuatu harus diawali dengan perencanaan atau niatan yang mulia, semisal Ibadah Shalat selalu diawali dengan niat. “Kalau kita lihat dalam shalat, itu lebih rinci, ada jenis shalat apa yang akan dilakukan, apakah sunnah atau wajib, kemudian ada detail berapa rakaat yang akan dilakukan, kemudian ada standar mengadap ke kiblat, dan ada waktu atau timeline yang jelas, kemudian ditegaskan lagi dengan niatan semata-mata karena Allah,” tegas Kiai Mutawakkil. Kiai Mutawakkil meminta seluruh pengurus MUI Jawa Timur agar menjalankan program kerja yang diputuskan dengan mengadopsi konsep dan filosofi niat ibadah shalat yang setiap hari dilakukan atau dijalankan. “Semua dilakukan semata-mata karena Allah, tidak boleh ada niatan yang bersumber dari ego atau ambisi duniawi,” tegas Kiai Mutawakkil. “Tapi saya yakin jajaran pengurus memiliki niatan untuk menjadikan MUI sebagai ladang ibadah, tempat untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, kepada umat, kepada Bangsa dan Negara,” Imbuh Kiai Mutawakkil. “Jadi masing-masing perangkat MUI diharapkan membuat terobosan, inovasi, kreasi yang cemerlang dan target jelas,” ujar Kiai Mutawakkil sambil menyemangati peserta Rakerda. (iim/Infokom). Rate this post
25 April 2021
Umum
GENGGONG – Ribuan santri Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pulang kampung. Jumat (23/4/2021) pagi, mereka mulai meninggalkan pesantren dalam rangka libur Ramadhan 1442 Hijriah. Kepulangan santri ini dibagi menjadi dua tahap. Santri putri pada 22 April dan santri putra 23 April 2021. Santri yang hendak pulang ini diwajibkan mengikuti sejumlah protokol kesehatan (prokes) yang telah ditetapkan pengurus pesantren. Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., setelah salat tarawih, berpesan agar santri memanfaatkan libur Ramadhan bersama keluarga tercinta. “Jadikan pulangan ini momentum membahagiakan kedua orang tua yang selalu mendukung kalian,” pesannya. Selama di rumah, Kiai Mutawakkil juga meminta santri tetap mematuhi prokes. Menurutnya, di beberapa daerah zona merah kasus Covid-19, masih mengalami peningkatan. “Jika tidak penting, jangan keluar rumah. Karena ini masih dalam suasana pandemi,” harapnya. Di hadapan ribuan santri, ketua umum MUI Jawa Timur, ini mengimbau agar santri tetap menjaga nama baik diri dan keluarga. Serta, menunjukkan akhlaqul karimah di tengah-tengah masyarakat. “Apalagi akhlaq kalian tebar ke lingkungan kalian, maka Kiai Sepuh (K.H. Moh. Hasan) bahagia. Di situlah titik sumber barokah,” jelasnya. Ia juga berpesan agar santri berbahasa yang lembut (kromo inggil) pada kedua orangtua. “Ini pesan abah (K.H. Hasan Saifouridzall), karena dengan begitu, orang tua akan melihat kebaikan kalian dan pasti orang tua rida dengan ini. Jika orang tua rida, maka Allah SWT., juga akan rida pada kalian,” ujarnya. Kiai juga mewanti-wanti agar santri tidak membuat kecewa keluarga selama di rumah. “Sementara mengecewakan orang tua dengan disengaja, maka masa depan kalian sangat dikhawatirkan,” tegasnya. Di akhir pesan perpisahan santri, Kiai Mutawakkil berpesan agar santri kembali ke pesantren pada Syawal nanti tepat waktu. “Kembali tanggal 10 Syawal, karena tanggal 11-nya ada haul Kiai Sepuh. Ini pesan Kiai Hasan Sepuh dulu pada santri sebelum beliau wafat,” ujarnya. (fid/*) Rate this post
22 April 2021
Umum
GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong menyelenggarakan haul Almarhumah Al-Arifah billah Nyai. Hj. Himami Hafshawaty ke-31, Kamis (21/04/2021). Peringatan haul pada tahun ini digelar secara terbatas. Acara ini hanya diikuti para pengasuh pesantren dan santri, ditambah segelintir undangan. Sekretaris Pesantren Genggong Ustadz Ahmad Taufiq Hidayat M.Pd mengatakan, haul tersebut rutin digelar tiap malam 10 Ramadan kalender Hijriyah. Pada tahun ini, haul dilangsungkan di Aula Pesantren Genggong di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo sejak pukul 16.15 WIB. “Haul dilaksanakan secara terbatas karena pandemi Covid-19 masih belum selesai. Ini sesuai instruksi dari KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. Para alumni bisa mengikuti acara haul di rumah masing-masing. Pesantren menayangkan acara ini secara live streaming,,” beber Ustadz Taufiq. Dalam acara tersebut hadir Pengasuh Pesantren Genggong KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dan ashabul bait lainnya. Para santri dikonsentrasikan di aula pesantren dan teras Masjid Jami’ Al-Barokah di sebelah aula. Kiai Mutawakkil membuka acara dengan memimpin pembacaan tawassul dan surat Al-Fatihah. Dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam oleh KH. Moh. Hasan Naufal bersama grup hadrah Al-Hasanain. Pembacaan Surat Yasin dipimpin oleh Habib Hadi bin Ja’far Al Idrus bin Syeikh Abu Bakar dari Kecamatan Pajarakan. Sementara tahlil dipimpin oleh KH. Munir Kholili, pengasuh Pesantren Rofi’atul Islam Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Acara ditutup dengan do’a yang dibacakan secara bergiliran oleh sejumlah ulama yang menghadiri haul. (fid) Rate this post
20 April 2021
Umum
GENGGONG – Lingkar Mahasiswa Genggong Raya (Limagoya) Jogjakarta, terbentuk sejak 2001. Namun, mulai Minggu (29/11/2020), resmi berubah nama menjadi Ikatan Santri dan Alumni Zainul Hasan (Tanaszaha) Komisariat Istimewa Jogyakarta. Ketua Tanaszaha Komisariat Istimewa Jogjakarta Muhammad Ilyas mengatakan, peralihan nama ini karena ada dorongan dari keluarga Pesantren Zainul Hasan Genggong. Termasuk, mengamini inisiatif Pengasuh Pesantren, K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, untuk mengubah tatanan organisasi yang berasaskan Pesantren Zainul Hasan Genggong, itu menjadi Tanaszaha. Menurutnya, sesuai dawuh Pengasuh Pesantren Zainul Hasan, Nun Hassan Ahsan Malik, Tanaszaha bukanlah nama sembarangan. Tanaszaha itu dibentuk oleh Almarhum K.H. Hasan Saifouridzall. Tanaszaha berasal dari kata tanazzah yang berarti suci (perkumpulan orang-orang suci). “Selain itu, peralihan nama ini terbentuk juga dari dorongan sohibul bait dan guru-guru di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kiai Mutawakkil juga yang mengamanahkan untuk segera memproses perubahan nama tersebut,” Kata Ilyas. Dengan adanya dorongan tersebut, alumni yang tergabung dalam Limagoya, juga sepakat untuk menjadi Tanaszaha. “Kami menganut Satlogi Santri. Dimana, di situ berasaskan nilai-nilai keagamaan dan yang paling utama adalah apa yang didawuhkan kiai, kami harus ngikut. Jadi, inisiatif dari kami ingin mentransformasikan nama sesuai arahan sang kholifah pesantren,” jelasnya. Peresmian perubahan mana itu digelar di Villa Kali Urang. Turut hadir dalam acara tersebut, Nun Hassan Ahsan Malik beserta jajaran DPP Tanaszaha Genggong. Termasuk Ketua DPP Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag. “Kami berharap dengan peralihan nama ke Tanaszaha, ini adalah kami tetap takdim kepada sohibul bait di manapun berada. Dengan mengharap doa serta barokah beliau semua,” ujar Ilyas. (*) Penulis : Siti Nur Haliza Rate this post
14 April 2021
Umum
GENGGONG – Mengaji dan mengkhatamkan kitab kuning merupakan salah satu tradisi khas di kalangan Pesantren untuk memuliakan bulan suci Ramadhan. Tradisi tersebut telah berlangsung turun temurun. Termasuk di Pesantren Zainul Hasan Genggong. Pesantren Genggong menggelar khataman kitab kuning selama 10 hari sejak 1 Ramadhan. Pengajian tersebut dibina langsung oleh para shohibul bait. Termasuk oleh KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah SH MM yang memberikan pengajian kitab Bahjatul Wasail. Ustadz Ahmad Taufiq Hidayatur Rohman, pengurus Pesantren Bagian Kediniyahan sub Pengajian Kitab mengatakan, ada lima kitab yang dikaji selama 10 hari di Pesantren Genggong. Pengajiannya dilangsungkan di waktu yang berbeda. “Dimulai dari ba’da Salat Dzuhur, sebelum dan setelah Salat Ashar, ba’da Magrib, dan ba’da Salat Tarawih,” sebutnya. Pengajian kitab-kitab lainnya dibina oleh KH. Moh. Hasan Naufal M.Pd yang memberi pengajian kitab Shuhufu Musa. Sementara Nun Hassan Ahsan Malik M.Pd memberikan pengajian kitab Ahwalul Qiyamah. “KH. Ahsan Qomaruzzaman M.Pd mengaji kitab Al-Jannatu Wa Naimuha. Lalu KH. Ahsan Habibifillah M.Pd mengaji kitab Karomatus Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani,” terang Ustadz Taufiq. Ia menerangkan, mengaji kitab kuning sudah menjadi bagian hidup sehari-hari para santri. Namun mengaji kitab kuning di bulan Ramadhan memberikan nuansa berbeda. Hal itu karena kitab yang dikaji adalah kitab yang tidak yang berbeda dengan kurikulum reguler. “Khataman kitab mulai pukul 12.00 dan berakhir sekitar pukul 23.00. Alhamdulillah santri antusias mengikuti kegiatan ini. Tahun kemarin lock down, tidak ada pengajian Ramadhan. Jadi, momen ini sangat ditunggu oleh santri,” terang Ustadz Taufiq. (fid) Rate this post
14 April 2021
Umum
SAMA RENDAH: Ribuan jamaah menggelar shalat tarawih pertama di Masjid Al Barokah Genggong, Senin (12/4/2021) malam. GENGGONG – Ribuan santri dan masyarakat sekitar pesantren memadati masjid Al Barokah, Pesantren Zainul Hasan Genggong. Senin (12/4/2021) malam, mereka melaksanakan shalat tarawih pada pertama pertama Ramadan 1442 Hijriah. Shalat tarawih digelar setelah Pengasuh Pesantren Zainul Hasan K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., meminta pesantren asuhannya melaksanakan shalat tarawih pada malam itu. “Kiai Mutawakkil menghubungi Ustadz Taufiq terkait pelaksanaan shalat tarawih ini. Ustadz Taufiq menelfon saya untuk menyiapkan pelaksanaan shalat tarawih di Genggong,” ujar Ustadz Ahmad Rosuli Zaid, M.Pd. Kiai Mutawakkil bersama putranya dan sejumlah shahibul bait, juga ikut berjamaah di Masjid Jami’ Al Barokah Genggong. Ribuan jamaah itu diimami oleh Nun Hassan Ahsan Malik, M. Pd. Usai shalat, Nun Alex -sapaan akrab Nun Hassan Ahsan Malik-, memberikan penjelasan terkait niat puasa Ramadan. “Dalam niat puasa kita ikut Imam Syafi’i dengan berniat puasa setiap malam. Sebagian ulama menganjurkan niat di awal Ramadan dengan ber-taqlid (mengikuti) Imam Malik,” ujarnya. Putra Pertama Almarhum K.H. Moh. Hasan Saiful Islam ini menambahkan, niat pada awal Ramadan untuk satu bulan ke depan sebagaimana diajarkan Imam Malik, bertujuan berjaga-jaga, khawatir lupa tidak berniat puasa pada malam-malam berikutnya. “Tapi, setiap malam kita tetap baca niat puasa,” ujarnya. (fid) Rate this post