5 Januari 2020
Seni & Budaya
Lirik Sholawat Huannur Karangan Al-Habib `Ali Al-Habsyi هُوَ النُّورُ Dialah Pelita Cahaya هُوَ النُّورُ يَهدِى الحَا ئِرِينَ ضِيَاؤُهُ وَفِى الحَشرِ ظِلُّ المُرسَلِينَ لِوَاؤُهُ Huwan Nuuru Yahdil Haairiina Dhiyaauhu Wa fil Hasri Zhillul Mursaliina Liwaauhu Dialah Nabi ﷺ Pelita Cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang bimbang di Padang Mahsyar Panjinya sebagai pemberi naungan… تَلَقَّى مِنَ الغَيب المًجَرَّدِ حِكمَةً بِهَا اَمطَرَت فِى الخَافِقِينَ سَمَاؤُهُ Talaqqoo Minal Ghoibil Mujarrodi Hikmata Bihaa Amthorot Fiil Hoofiqoini Samaauhu Sampailah kepadanya hikmah tanpa perantara apapun dengan hikmah itu hujanlah langit (dengan Rahmat) di segala penjuru barat dan timur… وَمَشهُودُ اَهلِ الحَقِّ مِنهُ لَطَائِفٌ تُخَبِّرُ اَنَّ المَجدَ وَالشَّأ وَشَأوُهُ Wa Mashuudu Ahlil Haqqi Minhu Lathooifun Tuhobbiru Annal Majda Wassaawasaauhu Para saksi dari para Ahli Ma`rifah yang dalam kebenaran, menyaksikan dari Beliau ﷺ kasih sayang dan kelembutan-kelembutan, dikhabarkan sungguh apa yang terjadi adalah dengan keinginanmu (ﷺ). فَلِله مَالِلعَينِ مِن مَشهَدِ اجتِلاَ يَعِزًّ عَلَى اَهلِ الحِجَابِ اجتِلاَؤُهُ Falillahi Maa Lil’aini min Mashadij Tilaa Ya’izzu ‘Alaa Ahlil Hijaabij Tilaauhu Padaku penglihatan apa-apa yang kusaksikan sangatlah berpijar luhur, menundukkan para pemilik kemuliaan yang masih tertutup penglihatannya dari pandangan keluhuran ini. اَيَانَازِحًاعَنِّى وَمَسكَنُهُ الحَشَا اَجِب مَن مَلاَ كُلَّ النَّوَاحِى نِدَاؤُهُ Ayaa Naazihan ‘Annii Wamaskanuhul hasaa Ajib Man Malaa Kullan Nawaahii Nidaauhu Wahai yang jauh dariku dan tempatnya di lubuk hati yang terdalam, jawablah wahai Saudaraku seruan (Sang Nabi ﷺ) yang memenuhi segala penjuru. اَجِب مَن تَوَلاَّهُ الهَوى فِيكَ وَامضِ فِى فُؤَادِى مَايَهوَىَ الهَوى وَيَشَاؤُهُ Ajib Man Tawallaahul Hawaa Fiika Wamdhi Fii Fuadiiya Maa Yahwaal Hawaa Wa Yassauhu Jawablah wahai yang diriku adalah terbenam dalam rindu padamu (ﷺ) dan mengalir pada sanubariku apa-apa yang dirindukan sanubari ini dan yang ia (diriku) dambakan. فَيَارَبِّى شَرِّفنِى بِرُؤ يَةِ سَيِّدِى وَاَجلِ صَدَى القَلبِ الكَثِير صَدَاؤُهُ Fayarobbi Sarrifnii Biru’yati Sayyidii Wa Ajli Shodaal Qolbil Kasyiiru Shodaauhu Wahai ALLAH, Muliakanlah aku dengan memandang Tuanku (Sayyidina Muhammad) dan Bersihkanlah hati yang penuh dengan kekeruhan ini. وَبَلَّغ عَلِيًّا مَيَرُومُ مِنَ اللِّقَا بِاشرَفِ عَبدٍ جُلَّ قَصدِى لِقَاؤُهُ Dan Sampaikanlah pada diriku (al-Habib `Ali al-Habsyi) pada puncak harapan untuk berjumpa dengan semulia-mulia hamba,dan perjumpaan dengannya adalah segala tujuanku… عَلَيهِ صَلاَةُ الله مَاهَبَّتِ الصَّبَا وَمَااَطرَبَ الحَادِى فَطَابَ حِدَاؤُهُ ‘Alaihi Sholaatullohi Maa Habbatis Shobaa Wa Maa Athrobal Haadi Fatooba Hidaauhu Atasnya Curahan Selawat selama angin berhembus sebanyak asyik merdunya Qasidah pujian yang memadukan cinta padamu (ﷺ), maka semakin indahlah yang menyatukan hati dalam cinta padanya (ﷺ) Baca juga Genggong Keluarkan Maklumat Wajib Pilih Gus Ipul-Puti 4.3/5 - (90 votes)
5 April 2018
Seni & Budaya
ﻳَﺎ ﺭَﺑِّﻲ ﻗَﺪ ﻏَﻔِّﻠﻨَﺎ ﻭَﻛُﻠُّﻨَﺎ ﻃَﻤَﻊٌ ﻓِﻲ ﻋَﻔﻮٍ ﻭَﻓِﻲ ﻛَﺮَﻡٍ ﻭَﻓِﻲ ﺃَﻋﺘَﺎﻕٍ ﻭَﺟَﻨَّﺔٍ ﻣَﻊَ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟﺒَﺸَﺮ ﻧَﺪﻋُﻮﻙ ﻧَﺪﻋُﻮﻙَ ﺭَﺑِّﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﻋﻤَﺎﻕِ Wahai Tuhanku, kami telah lalai lupa, namun setiap oarang daripada kami tetap tamakkan Keampunan~Mu.. dan sifat Pemurah~Mu, dan kebebasan daripada neraka Mu dan juga syurga bersama sama penghulu seluruh manusia. Kami memohon pada~Mu… Mohon dengan sangat, Wahai Tuhanku, dari sudut hati kami yang paling dalam…. ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴﺐْ Kalaulah kekasih~Mu masih berada bersama sama kami, ﻟَﺪَﻧَﻰ ﺍﻟْﻘَﺎﺻِﻲ ﻭَﺍﻟْﻘَﺮِﻳﺐْ Akan terlunaslah segala hutang dan semakin hampirlah ﻣِﻦ ﻃَﻴْﺒَﺔَ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻤَﻐِﻴﺐْ dengan haruman baginda, sebelum hilangnya, ﻃَﺎﻟِﺒًﺎ ﻗُﺮْﺏَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴﺐْ Rasa yang meronta ~ ronta untuk berada hampir dengan kekasih Mu ﺑِﻘُﺮْﺑِﻪِ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲُ ﺗَﻄِﻴﺐْ Berada berhampiran baginda, jiwa turut menjadi harum ﻭَﺗَﺪْﻋُﻮ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳُﺠِﻴﺐْ Dan apapun jua yang kalian doakan kepada Allah akan diperkenankan ﺃَﻧﻮَﺍﺭُ ﻃَﻪَ ﻻَ ﺗَﻐِﻴﺐْ Cahaya Nabi Muhammad tidak akan pernah sirna ﺑَﻠِّﻐْﻨَﺎ ﻟِﻘَﺎﻩُ ﻳَﺎ ﻣُﺠِﻴﺐْ Sempatkanlah kami bertemu dengan baginda, wahai Tuhan yang Maha Memperkenankan do’a hamba…. ﻓَﺬَﻛَّﺮُﻭﺍ ﻓِﻲَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴﺐْ Kutebus diriku dengan dirimu, wahai kekasihku ﻣُﺤِﻤَّﺪٌ ﻣُﻜْﺮِﻡَ ﺍﻟْﻐَﺮِﻳﺐْ Nabi Muhammad, yang mulia, yang asing ﺑِﻘُﺮْﺑِﻚَ ﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﺗَﻄِﻴﺐْ Berada berhampiranmu, jiwa menjadi harum.. ﻳَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔً ﻟِﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦْ Wahai yang diutuskan sebagai tanda kasih sayang Tuhan kepada seluruh alam…. Law Kana Bainana Soundcloud (audio saja) Youtube: Abdulrahman Mohammed – Law Kana Bainana | عبدالرحمن محمد – لو كان بيننا Qasidah Lainnya Lirik Qasidah Roqqota Aina | Assalamu‘alaika Yaa Rasulallah Lirik qasidah lagu sholawat: Kisah Sang Rasul, Rohatil athyaru Lyrik Qasidah Sholawat Busyroh Lana Lirik Qasidah : Kalamun Qodimulla 5/5 - (1 vote)
16 Maret 2018
Seni & Budaya
Assalamualayka ya Ya Rosulallah Yaa Rasulallah Raqqat ‘ainaya shawqan, wa li Taibata tharafat ‘ishqan Fa’ataytu ila habibi, fahda’ ya qalbu wa rifqan Salli ‘ala Muhammad. Lirik Sholawat Assalamu‘alaika Ya Rosulallah (Roqqota Aina)Assalamualaika ya habibi Ya Nabiyya Allah Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah. Yaa Rasulallah Qalbun bil Haqqi ta’allaq, wa bi ghari hira’a ta’allaq Yabki yas’alu khaliqahu, fa’atahul wahyu fa’ashraq Iqra’ iqra’ ya Muhammad. Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah Yaa Rasulallah Ya Taibatu ji’tuki sabba, li rasoulillahi muhibba Birrawdhati sakanat rouhi, wa jiwaril hadi Muhammad Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah Yaa Rasulallah Baca juga Genggong Keluarkan Maklumat Wajib Pilih Gus Ipul-Puti 4.3/5 - (255 votes)
9 April 2017
Umum
Seni & Budaya
Personil hadrah Al-Hasanain saat tampil di Genggong Bersholawat beberapa waktu lalu. GENGGONG –Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, pada Ahad 9 April 2017 akan menyelenggarakan Istighotsah Kubro dengan tajuk “Mengetuk Pintu Langit, Menuju Nurullah”. Rangkaian acara pembuka akan diisi lantunan seni hadrah Al-Hasanain asal Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Grup hadrah yang sudah mengeluarkan dua album ini akan tampil bersama tim hadrah asal ponpes Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo, asuhan KH Agus Ali Masyhuri. KH Hassan Ahsan Malik, salah seorang pengasuh ponpes Zainul Hasan Genggong yang juga merupakan pembina hadrah Al-Hasanain mengungkapkan, sekitar dua minggu yang lalu Beliau ditelpon oleh Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, untuk mengikuti rapat persiapan Istighotsah Kubro. “Al-Hasanain akan mengisi pra acara yang insyaallah akan dimulai besok pagi ba’da subuh sekitar pukul 05.00 wib” Ungkap Kiai Muda yang akrab disapa Non Alex ini. Perlu diketahui, hadrah Al-Hasanain didirikan oleh salah seorang pengasuh ponpes Zainul Hasan Genggong, yakni KH Moh Hasan Naufal pada tahun 2012 silam. Dari tahun ke tahun, kreatifitas personil hadrah Al-Hasanain semakin meningkat. Puncaknya pada tahun 2014 hadrah Al-Hasanain menelurkan album pertamanya dengan tajuk “Al-Hasanain Volume 1”. melanjutkan album pertama, dua tahun kemudian Al-Hasanain mengeluarkan Album Volume 2 dengan tajuk “With Love to El Musthofa Muhammad SAW”. KH Moh Hasan Naufal saat syuting album kedua hadrah Al-Hasanain. Disinggung penggunaan nama Al-Hasanain, KH Moh Hasan Naufal menyatakan, nama tersebut merupakan gabungan nama Muassis ponpes Zainul Hasan Genggong, yakni KH Moh Hasan dan KH Hasan Saifouridzall. “tabarrukan kepada guru besar pesantren.” ungkap Non Boy, sapaan akrab KH Moh Hasan Naufal. Non Boy juga mengatakan, hadrah Al-Hasanain mempunyai misi untuk membumikan nilai Islam ditengah kehidupan masyarakat. “Berdakwah dengan nada adalah visi Al-Hasanain. membumikan cinta pada Al-Musthafa Nabi Muhammad SAW dan Allah Sang Maha Kuasa” pungkasnya. (tain/yex) 4.5/5 - (8 votes)
1 April 2017
Umum
Seni & Budaya
Berikut Trailer Film Diary Santri yang disutradarai oleh Shinta Wina Maryani dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Jawa Timur meraih penghargaan film pendek terbaik dan sutradara terbaik dalam Festival Film Santri 2017. 4.7/5 - (7 votes)
29 Maret 2017
Umum
Seni & Budaya
KH Hassan Ahsan Malik menunjukkan piala juara 1 Film Diary Santri kepada para santri Kedatangan Kru Film “Diary Santri” Disambut Meriah GENGGONG – Rombongan kru film pendek “Diary Santri” akhirnya tiba kembali ke Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo pada Senin 27 Maret 2017 sekitar pukul 16.00. Kedatangan rombongan disambut gembira oleh para santri yang memenuhi halaman Ponpes Genggong. Rombongan yang dipimpin salah satu pengasuh Ponpes Genggong KH Hassan Ahsan Malik ini tiba di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu malam, 26 Maret 2017. Selanjutnya, kru film yang berjumlah 8 orang dan 2 pendamping ini dijemput para pengurus Ponpes Genggong pada Senin siang. Dari Bandara Juanda, rombongan ini akhirnya tiba di Ponpes Genggong pada Senin sore. Begitu turun di depan pintu gerbang ponpes, sholawat Badar dari para santri yang berjejer di sepanjang jalan menuju ponpes bergema. “Thola’al badru alaina, min tsaniyatil wada. Wajabassyukkru alaina, ma da’a lillahi daa”. Para santri tak henti-hentinya mengelukan kedatangan rombongan kru film berprestasi ini. Selain para santri, sejumlah shohibul bait Ponpes Genggong juga turut menyambut kedatangan rombongan. Di antaranya Gus Muhammad Baiduri Faisal, KH Mohammad Hasan Maulana, KH Ahsan Qomaruzzaman, dan Non Ahsan Habibifillah. KH Hassan Ahsan Malik bersama kru Film Diary Santri saat tiba di Ponpes Zainul Hasan Genggong Megahnya alunan sholawat tak henti-hentinya bergema mengiringi rombongan yang bergerak menuju maqbaroh (makam) Almarhum Al-Arif Billah KH Mohammad Hasan di sisi Masjid Al-Barokah Genggong. “Sejak di Jakarta, saya ingin langsung ke maqbaroh KH Mohammad Hasan. Prestasi ini adalah barokah dari beliau serta muassis Ponpes Genggong lainnya,” ujar Non Alex, sapaan karib KH Hassan Ahsan Malik. Film pendek “Diary Santri” yang digarap santri Genggong berhasil menjadi juara di dua kategori sekaligus pada lomba film pendek antar pesantren se-Indonesia. Film ini ditetapkan sebagai film terbaik. Sementara Shinta Wina Maryani, santri yang menyutradarai “Diary Santri”, ditetapkan sebagai sutradara terbaik. Penghargaan atas prestasi tersebut diserahkan oleh MUI pada malam anugerah Festival Film Santri 2017, Sabtu 25 Maret 2017. Kemenangan Ponpes Genggong pada Festival Film Santri 2017 yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengharumkan nama Ponpes Genggong. Karena itu, para santri diminta untuk menyambut kedatangan rombongan kru film. Usai bermunajat di maqbaroh KH Mohammad Hasan, rombongan bergeser ke Masjid Al-Barokah untuk menyampaikan sepatah-dua patah kata. Mewakili shohibul bait yang lain, Gus Muhammad Baiduri Faisal yang dalam sambutannya mengaku bangga atas prestasi yang ditorehkan kru film “Diary Santri” pada Festival Film Santri 2017. “Ini merupakan sejarah baru bagi Ponpes Genggong. Para santri yang membuat film ini dan seluruh santri, semoga mendapat barokah dari para muassis pondok pesantren,” ujar Gus Muhammad Baiduri Faisal yang diamini seluruh santri. Selanjutnya giliran Non Alex menyampaikan sambutan. Menurut beliau, prestasi tersebut menunjukkan bahwa kalangan santri juga memiliki potensi besar dalam dunia seni dan dakwah. Karenanya, prestasi kru film diharapkan menjadi pemacu semangat para santri untuk berprestasi di berbagai aspek kehidupan dan pengetahuan. “Ini adalah takdir Allah untuk kita (Ponpes Genggong, red). Penghargaan ini adalah kemenangan bersama. Saya yakin, Insya Allah banyak pesantren lain yang memiliki potensi dan bakat untuk membuat film-film pendek terbaik,” tutur Non Alex. Non Alex menegaskan bahwa seluruh pesantren di Indonesia adalah saudara. Karenanya, beliau sangat berharap kalangan pesantren bersatu untuk mensyiarkan Islam melalui seni serta melalui aspek lain yang dikuasai oleh kalangan pesantren. “Pesantren dapat menunjukkan pada dunia, bahwa santri tidak hanya ahli kitab, ahli agama, namun juga ahli di bidang perfilman,” terang Non Alex. Prestasi kru film ini juga menginspirasi Non Alex untuk menggagas komunitas film santri. Non Alex menyatakan ingin memadu-madankan pola syiar Islam ‘alaa ahlussunnah wal jamaah dari berbagai pesantren melalui film-film pendek berkualitas. “Semoga rencana ini bisa terlaksana dan mendapat barokah dari KH Mohammad Hasan dan para muassis Genggong,” tutur Kepala Madrasah Aliyah Zainul Hasan I Genggong ini. Tak lupa, Non Alex juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang turut menyukseskan film ‘Diary Santri’ ini. “Tanpa kegigihan mereka, mungkin film ini takkan tercipta. Utamanya kepada Altamiz yang dikomandoi oleh Mas Syamsul Anwar. Kru film ini sudah belajar banyak kepada Mas Syamsul Anwar. Kami juga berterima kasih kepada Prodistik di MA Zainul Hasan yang juga banyak membantu proses pembuatan film ini,” ungkap Non Alex. (eem/Biro Kominfo PZH) 3.7/5 - (4 votes)
28 Maret 2017
Umum
Seni & Budaya
Shinta Wina Maryani bersama Habiburrahman Elshirazi saat menerima penghargaan sutradara terbaik lomba Film Pendek Antar Pesantren GENGGONG – Para pemenang Lomba Film Pendek Antar Pesantren se-Indonesia telah diumumkan pada Sabtu (25/3) di acara Malam Anugerah Festival Film Santri 2017. Karya berjudul Diary Santri keluar sebagai pemenang untuk kategori sutradara sekaligus film pendek terbaik. Sutradara Diary Santri, Shinta Wina Maryani dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo mengaku senang dan bersyukur karena jerih payah yang dilakukan dia bersama rekan-rekan santrinya membuahkan hasil yang maksimal. Dia tidak menyangka karya yang mereka buat bahkan bisa menyabet dua penghargaan sekaligus. “Alhamdulillah, kami senang sekali semoga dengan film kami orang-orang terinspirasi khususnya santri bisa jadi lebih maju,” kata Shinta yang saat ini duduk dibangku kelas XI Madrasah Aliyah Zainul Hasan 1 Genggong Probolinggo (26/3). Shinta menjelaskan, Diary Santri bercerita tentang seorang santri perempuan bernama Ainun yang ingin menebar manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dia berasal dari desa terpencil yang kualitas sekolahnya sangat terbalakang. Sehingga Ainun terketuk hatinya untuk membuat sekolah di desanya menjadi maju. “Ainun ingin bermanfaat untuk orang-orang yang ada di desa. Dia terinspirasi dari hadits yang diajarkan gurunya waktu di sekolah bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” jelas Shinta. Untuk pembuatan film ini, Shinta mengaku membutuhkan waktu yang cukup singkat yaitu dua minggu. Sebelumnya, untuk mengikuti lomba ini, Shinta dan teman-teman santri lainnya mengikuti workhsop perfilman yang diadakan oleh pihak Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Salah satu Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong KH Hassan Ahsan Malik saat dihubungi melalui akun Telegram @Alexsaif menuturkan, Film Pendek “Diary Santri” merupakan jalan dakwah santri melalui dunia perfilman yang menjadi jalan ikhtiyar dalam berjihad menyebarkan pesan-pesan moral anak bangsa. “Cita-cita mulia yang muncul dari ide-ide anak Pesantren ini bisa di kemas dengan mengisi dunia hiburan. Harapannya, semoga nanti akan muncul sutradara-sutradara terbaik dari berbagai Pesantren di Indonesia yang mampu memberi warna dakwah bil hal di layar kaca. Semoga”. Tutur Kiai Muda yang merupakan keponakan dari Ketua PWNU Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah ini. Untuk kategori sutradara dan film pendek terbaik ini, Diary Santri berhasil unggul dari empat nominator lainnya yaitu sutradara film Alif, Edy Prasojo, dari Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu Lampung, sutradara film A LIGHT, Riski Hanifa, dari Pondok Pesantren Al Ikhlas Putri Ciawigebang Kuningan Jawa Barat, sutradara film Jujur = Pintar, Zaira Rizqiany Firdaus, dari Perspective of Sineas SMK Al Wafa Bandung, serta sutradara film 96, Zafran Nabil Fauzan, dari Raru Production Pondok Pesantren Modern Enrekang. Penilaian dilakukan oleh tiga dewan juri yaitu Habiburrahman El Shirazi, Dani Sapawie dan Embi C Noer. Sebelumnya, para juri telah menyeleksi secara ketat sebanyak 118 naskah yang diterima panitia penyelenggara Lomba Film Pendek Antar Pesantren se-Indonesia. (susi-Ayex/Biro Kominfo PZH) 3.2/5 - (12 votes)
27 Maret 2017
Umum
Event
Seni & Budaya
Ketua MUI KH. Ma’ruf Amien saat memberikan sambutan pada malam Anugerah Festival Film Santri 2017. JAKARTA – Malam Anugerah Lomba Film Pendek Antar Pesantren se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam MUI dan Kemenag berlangsung di Auditorium HM Rasyid, Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dihadiri sejumlah tokoh dan ulama. Di antaranya Rais Aam PBNU yang juga merupakan Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, dan insan perfilman seperti Habiburrahman El Shirazy, Dedy Mizwar, dan sejumlah nama beken lainnya. KH Ma’ruf Amin mengapresiasi para santri yang menuangkan gagasan mereka melalui karya film pendek. Menurut Kiai Ma’ruf, film sebagai produk seni dan budaya dapat dijadikan sebagai sarana berdakwah. “Penyampaian nilai-nilai positif tidak hanya melalui mimbar agama atau di kelas. Namun bisa dikemas secara kreatif melalui hiburan,” ujar Kiai Ma’ruf dalam sambutannya di acara Malam Anugerah Festival Film Santri 2017, Sabtu (25/3) malam. Kepala MA Zainul Hasan 1 Genggong Non Hassan Ahsan Malik bersama Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin Kiai Ma’ruf Amin melanjutkan, melalui ajang Festival Film Santri 2017, para santri dan siswa didorong agar terlibat dalam pembangunan bangsa. Di saat yang sama, ia berharap masyarakat semakin dewasa dalam membangun kultur yang baik. Sehingga, ke depan masyarakat semakin selektif dalam memilih tontonan dan tuntunan yang berkualitas. Acara ini, menurutnya, dapat mendekatkan santri dan pesantren pada realita kebutuhan berdakwah melalui dunia kreativias seni dan perfilman. Sehingga, tidak ada lagi pandangan bahwa semua film cenderung mengandung keburukan. Demikian juga sebaliknya, dunia perfilman tidak lagi memandang sebelah mata kepada para santri. Kesan tidak kreatif tak boleh lagi disematkan kepada mereka. “Sebab, faktanya santri juga bisa membuat film sebagai sarana dakwah. Pada akhirnya, selamat untuk para santrinya Ketua PWNU Jatim (KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah, red) yang sudah jadi pemenang,” pungkasnya. Perlu diketahui, pada lomba ada 3 kategori yang dilombakan. Dewan juri yang terdiri dari Habiburrahman El Shirazy, Dani Sapawie, dan Embie C. Noor telah memutuskan 3 nama pemenang pada masing-masing kategori, yaitu Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik dan Film Terbaik. Pemenang kategori Sutradara Terbaik, Sinta Wina Maryani dari Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo, Jawa Timur, dengan judul film ‘Diary Santri’*. Pemenang kategori Penulis Skenario, Syahdan Asmara dari Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, dengan judul film ‘Annadhaafatu Minal Iman’. Pemenang kategori Film Terbaik, ‘Diary Santri’ karya Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo, Jawa Timur*. (msd/eem-Biro Kominfo PZH) 3.8/5 - (6 votes)
7 Oktober 2016
Umum
Umum
Seni & Budaya
Diikuti Ratusan Siswa SMA Unggulan Hafshawaty GENGGONG – Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMA Unggulan Hafshawaty Genggong menggelar kegiatan class meeting pada Selasa-Rabu, 4-5 Oktober 2016 lalu. Kegiatan digelar usai pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester) Ganjil di sekolah tersebut. SMA Unggulan Hafshawaty Genggong menggelar kegiatan class meeting Ada 4 jenis lomba yang digelar. Yakni lomba tartil Al-Qur’an, menyanyi lip synch, dan futsal. Juga ada lomba pidato 4 bahasa. “Ada lomba pidato Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Jawa,” ujar Ketua Osis SMA Unggulan Hafshawaty Bogy Ihza Y. Menurutnya, penilaian untuk setiap lomba berbeda-beda. Peserta tartil Al-Qur’an harus tampil baik dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab penilaian dewan juri terletak pada kefasihan, tajwid, serta ketepatan waktu. Pada lomba lip synch, lagu yang dinyanyikan peserta harus memenuhi unsur keserasian lagu, ekspresi, dan kerapian agar bisa menjadi pemenang. Sementara untuk lomba pidato, materi yang disampaikan peserta harus memenuhi unsur ketepatan tema, intonasi, dan ekspresi. “Khusus futsal, peserta harus tampil sportif karena futsal itu adalah permainan fisik. Kalau sampai rusuh, permainan akan dihentikan. Jika tidak mungkin dilanjutkan, maka peserta akan mendapat tindakan tegas, termasuk diskualifikasi,” tegas siswa kelas XI IPS ini. Sementara itu, Kepala SMA Unggulan Hafshawaty Ustadz Nastangin SE mengatakan, class meeting adalah kesempatan bagi para siswa untuk relaksasi melepas penat. “Selama seminggu penuh para siswa mengikuti kegiatan UTS secara online. Tentu ujian ini cukup menegangkan dan menguras pikiran,” terangnya. Ustadz Nastangin berharap siswa menunjukkan kemampuannya dalam berkompetisi secara sehat. Ia berharap para siswanya berlomba-lomba mengejar prestasi serta mengaktualisasikan diri secara positif melalui class meeting. “Siswa harus menjunjung tinggi sporitivitas selama mengikuti class meeting ini,” harapnya. (mfd) 5/5 - (1 vote)
27 September 2016
Seni & Budaya
طلع البدر علينا ¤ من ثنية الوداع Thola’al badru ‘alaynâ min tsaniyyatil wadâ’i وجب الشکر علينا ¤ ما دعا لله داع Wajabasy-syukru ‘alaynâ mâ da’â lillâhi dâ’î أيها المبعوث فينا ¤ جئت بالأمر المطاع Ayyuhâl mab’ûtsu fînâ ji,ta bil amril muthô’i أنت غوثنا جميعا ¤ يا مجمل الطباع Anta ghoutsunâ jamî’ân yâ mujammalath-thibâ’i کن شفيعا ياحبيبی ¤ يوم حشر واجتماع Kun syafî’ân yâ habîbî yauma hasyrin wajtimâ’i ربنا صل علی من ¤ حل فی خير البقاع Robbanâ sholli ‘alâ man halla fî khoiril biqô’i واسبل الستر علينا ¤ واکفنا شر النزاع Fasbilis-sitro ‘alaynâ wakfinâ syarron-nizâ’i و أغثنا فی البلايا ¤ يا مغيثا کل داع Wa aghitsnâ fîl balâyâ yâ mughîtsân kulla dâ’i وصلاة الله دواما ¤ للنبی شمس البقاع Wa sholâtullâhi dawâmâ linnabiy syamsil biqô’i وگذا ال وصحب ¤ ماسعی لله ساع Wa kadzâ âlin wa shohbin mâ sa’â lillâhi sâ’i ﻃﻠﻊ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺛﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻮﺩﺍﻉ ﻭﺟﺐ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﺎ ﺩﻋﻰ ﻟﻠﻪ ﺩﺍﻉ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﻓﻴﻨﺎ ﺟﺌﺖ ﺑﺎﻷﻣﺮ ﺍﻟﻤﻄﺎﻉ ﺟﺌﺖ ﺷﺮﻓﺖ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﺮﺣﺒﺎً ﻳﺎ ﺧﻴﺮ ﺩﺍﻉ ﻃﻠﻊ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻟﻤﺒﻴﻦ ﻧﻮﺭ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻧﻮﺭ ﺃﻣﻦ ﻭﺳﻼﻡ ﻧﻮﺭ ﺣﻖ ﻭﻳﻘﻴﻦ ﺳﺎﻗﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺭﺣﻤﺔ ﻟﻠﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﺒﺮ ﺷﻌﺎﻉ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺷﻌﺎﻉ ﻣﺮﺳﻞ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﺟﺎﺀ ﻧﻄﻘﻪ ﻭﺣﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻗﻮﻟﻪ ﻗﻮﻝ ﻓﺼﻴﺢ ﻳﺘﺤﺪﻯ ﺍﻟﺒﻠﻐﺎﺀ ﻓﻴﻪ ﻟﻠﺠﺴﻢ ﺷﻔﺎﺀ ﻓﻴﻪ ﻟﻠﺮﻭﺡ ﺩﻭﺍﺀ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺳﻼﻣﺎً ﻣﺎ ﻭﻋﻰ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﻉ ﺟﺎﺀﻧﺎ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺍﻟﺒﺸﻴﺮ ﻣﻄﺮﻕ ﺍﻟﻌﺎﻧﻲ ﺍﻷﺳﻴﺮ ﻣﺮﺷﺪ ﺍﻟﺴﺎﻋﻲ ﺇﺫﺍ ﻣﺎ ﺃﺧﻄﺄ ﺍﻟﺴﺎﻋﻲ ﺍﻟﻤﺴﻴﺮ ﺩﻳﻨﻪ ﺣﻖ ﺻُﺮﺍﺡ ﺩﻳﻨﻪ ﻣﻠﻚ ﻛﺒﻴﺮ ﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻧﻌﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﻣﺘﺎﻉ ﻫﺎﺕ ﻫﺪﻱ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﺎﺕ ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﻤﻌﺠﺰﺍﺕ ﻟﻴﺲ ﻟﻼﺕ ﻣﻜﺎﻥ ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻌﺰﻯ ﺛﺒﺎﺕ ﻭﺣّﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻭﺣﺪ ﺷﻤﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺸﺘﺎﺕ ﺃﻧﺖ ﺃﻟﻔﺖ ﻗﻠﻮﺑﺎً ﺷﻔﻬﺎ ﻃﻮﻝ ﺍﻟﺼﺮﺍﻉ ﻃﻠﻊ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺛﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻮﺩﺍﻉ ﻭﺟﺐ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﺎ ﺩﻋﻰ ﻟﻠﻪ ﺩﺍﻉ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﻓﻴﻨﺎ ﺟﺌﺖ ﺑﺎﻷﻣﺮ ﺍﻟﻤﻄﺎﻉ ﺟﺌﺖ ﺷﺮﻓﺖ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﺮﺣﺒﺎً ﻳﺎ ﺧﻴﺮ ﺩﺍﻉ ___ RASULULLAH shalallahu alayhi wa’alihi wasallam tidak mau berpisah dengan orang2 yang mencintai beliau. Beliauselalu ingin dekat dengan mereka. Dijelaskan saat Rasul selesai dari Fatah Makkah,, kaum Anshar merasa cemburu melihat kaum muhajjirin mendapatkan ghanimah. Karena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam membagi bagi ghanimah disaat selesai perang Hunain didalam riwayat yang Tsiqah selesai perang Hunain, Rasul membagi bagi kaum Muhajirin, karena mereka sudah kembali ke Makkah, tidak tinggal terus di Makkah balik lagi bersama Rasul ke Madinah, maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kasihan melihat kaum Muhajirin sudah pulang kampung, di tinggal kampungnya ingin bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Rasul membagi2 ghanimah kepada Muhajirin dan pada mu’allaf dan kaum Anshar tidak diberi sehingga kaum Anshar mengeluh: “Disaat kami sulit kami yang dipanggil” ketika Rasul dalam desakan diperang Hunain, Rasul berbalik ke kanan dan kirinya dan berkata: “Wahai kaum Anshar…” maka Anshar pun turun dari atas bukit – bukit dan berkata : “Labbaik wa sa’daik ya Rasulullah” wahai Rasul kami datang, kami datang, kami bersamamu”, Mereka turun dari atas bukit dengan panggilan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kaum anshar berkata: “Saat sulit kami yang dipanggil, tapi saat bagian pembagian kami tidak di beri..” Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Mereka (kaum muhajjirin) kembali kerumah2 mereka membawa ghanimah, membawa harta, membawa kambing, membawa onta, membawa kerbau, dan kalian belum cukupkah jika aku pulang ketempat kampung2 kalian, aku datang untuk kalian tidak cukupkah aku untuk kalian? Maka mereka ku berikan harta tetapi kalian ku berikan diriku” Maka bergembiralah kaum Anshar mendengarnya: “Sudah Ya Rasulullah, cukup ya Rasulullah kami sangat gembira” Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda untuk menenangkan kaum Anshar seraya berkata: “Jika seandainya kaum Anshar meninggalkan Madinah pergi kelembah lain, aku akan ikut bersama kaum Anshar, jika seandainya kaum Anshar pergi kesuatu perbukitan keluar dari Madinah aku akan bersama kaum Anshar, jika bukan karena hijrah aku adalah dari orang Anshar” kata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. Sedemikian cintanya Rasulullah tidak mau berpisah dengan para kekasihnya, kaum Anshar terkenal sangat cinta pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam, saat beliau datang maka THOLA’AL BADRU ‘ALAINA bergemuruh dengan rebana menyambut kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disaat Rasul yang terusir disemua wilayah, terusir di Makkah, terusir di Tha’if dan di tempat lainnya namun di Madinah justru di sambut dengan hangat oleh Kaum Anshor, maka saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lupa cintanya kaum Anshar, yang selalu tidak ingin pisah dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Sumber pecintahabibana/wordpress/com 4.4/5 - (37 votes)
17 April 2016
Seni & Budaya
Lagu ini adalah lagu nasyid karangan grup musik islami dari malaysia yang bernama Raihan. Dalam perjalanannya lagu ini populer karena mampu membawa pendengarnya mengingat Rasulullah. Lagu ini juga sering dibawakan oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dengan grup hadrahnya Ahbabul Musthofa Ya Rasulallah Alangkah indahnya hidup ini Alangkah indahnya hidup ini Andai dapat kutatap wajahmu Kan pasti mengalir air mataku Kerna pancaran ketenanganmu Alangkah indahnya hidup ini Andai dapat kukucup tanganmu Moga mengalir keberkatan dalam diriku Untuk mengikut jejak langkahmu Ya Rasulullah Ya Habiballah Tak pernah kutatap wajahmu Ya Rasulullah Ya Habiballah Kami rindu padamu Allahumma Solli Ala Muhammad Ya Rabbi Solli Alaihi Wasallim ( 2X ) Alangkah indahnya hidup ini Andai dapat kudakap dirimu Tiada kata yang dapat aku ucapkan Hanya tuhan saja yang tahu Kutahu cintamu kepada umat Umati kutahu bimbangnya kau tentang kami Syafaatkan kami Alangkah indahnya hidup ini Andai dapat kutatap wajahmu Kan pasti mengalir air mataku Kerna pancaran ketenanganmu Ya Rasulullah Ya Habiballah Terimalah kami sebagai umatmu Ya Rasulullah Ya Habiballah Kurniakanlah syafaatmu 4.4/5 - (43 votes)
17 April 2016
Seni & Budaya
Kisah Sang Rasul Rohatil athyaru tasydu, fi (bi) layaa lil maulidi رَاحَتِ الاَطيَارُ تَشدُو فِى لِيَالىِ المَولِدِ Rohatil athyaru tasydu, fi (bi) layaa lil maulidi, Burung-burung berkicauan teramat bahagia di malam kelahiran Baginda Nabi SAW وَبَرِيقُ النُّورِيَبدُو مِن مَعَانِى اَحمَدِ فِى لَيَالِى المَولِدِ wa bariqunnuri yabdu, min ma’aani Ahmadi Dan kilatan cahaya terpancarkan penuh makna-makna dari Ahmad, yakni Baginda Nabi SAW Abdullah nama ayahnya Aminah ibundanya Abdul Muthallib kakeknya Abu Thalib pamannya Khadijah istri setia Fathimah putri tercinta Semua bernasab mulia Dari Quraisy ternama Inilah kisah Sang Rasul Yang penuh suka duka Ooh penuh suka duka … Dua bulan di kandungan Wafat ayahandanya Tahun Gajah dilahirkan Yatim dengan kakeknya Sesuai adat yang ada Disusui Halimah Enam tahun usianya Wafat ibu tercinta Delapan tahun usia Kakek meninggalkannya Abu Thalib pun menjaga Paman paling membela Saat kecil penggembala Dagang saat remaja Umur dua puluh lima Memperistri Khadijah Di umur ketiga puluh Mempersatukan bangsa Saat peletakan batu Hajar Aswad mulia Genap empat puluh tahun Mendapatkan risalah Ia pun menjadi Rasul Akhir para Anbiya 3.7/5 - (4 votes)
9 Maret 2016
Event
Seni & Budaya
Lomba Akhirussanah dalam rangka menyambut Haflatul Imtihan Pesantren Zainul Hasan Genggong ke-84, resmi ditabuh. Jumat (4/3/2016) lalu, ribuan santri menggelar apel pembukaan di Halaman P-5 Pesantren Zainul Hasan Genggong, sebagai tanda dimulai lomba tahunan itu. Ribuan santri itu, berasal dari 18 delegasi pondok di Pesantren Zainul Hasan Genggong. Berjejer sesuai dengan pondok masing-masing, mereka terlihat antusias mengikuti apel yang dimulai pukul 08:00 WIB itu. Di antara mereka, terlihat sejumlah pengurus Pesantren Zainul Hasan, salah satunya Wakil Biro Kepesantrenan Ustad Abdul Wafi Haris. Dengan digelarnya lomba ini, menandakan Haflatul Imtihan Pesantren Zainul Hasan Genggong ke-84 akan makin dekat. Sedangkan Haflatul Imtihan sendiri insyaallah akan digelar pada Sabtu-Minggu (21-22/5/2016). Ketua Panitia Lomba Ubaidillah Aziz mengatakan, Lomba Akhirussanah ini sudah menjadi tradisi tahunan. Acara yang digelar saban menjelang Haflatul Imtihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong, ini merupakan salah satu sarana komunikasi dan silaturahmi antar pondok di Pesantren Zainul Hasan Genggong. “Serta, untuk mempererat rasa solidaritas antarsesama santri,” ujar mahasiswa Inzah Genggong, tersebut. Sedangkan Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Ustad Abd Wafi Haris, mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia atas terselengaranya acara ini. Menurutnya, Lomba Akhirussanah, ini sebagai hiburan dan sarana untuk menggali potensi santri. Ia juga berpesan kepada peserta untuk mempersiapkan diri semaksimal mungkin, agar bisa bertanding dengan baik. Apel pembukaan Lomba Akhirusanah, inipun diakhiri dengan pelepasan merpati oleh Pembina Kedaerahan, Zainol Abidin. Tepuk tangan ribuan santri mengiring lepasnya 12 ekor merpati itu ke alam bebas. Usai apel, dilanjutkan dengan lomba sepak bola. Sedikitnya, ada 17 lomba yang akan dipertandingkan dalam event yang akan digelar sampai 18 Mei 2016 ini. Meliputi 8 lomba jasmani dan 9 lomba rohani. Di antaranya, ada sepak bola, voli, bulu tangkis, tenis meja, lari bendera, dan pukul bantal. sedangkan lomba rohani ada MSQ, pidato tiga bahasa (Madura, Inggris, Arab), stand up comedi, drama, teatrikal, puisi, dan baca kitab. (san) 2.6/5 - (5 votes)
13 Februari 2016
Pengumuman
Seni & Budaya
SMA UNGGULAN HAF-SA ZAINUL HASAN – BPPT GENGGONG. TERAKREDITASI A Olimpiade 13 SMP/MTs. Negeri/Swasta Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris, Poster dan Samroh Tradisional Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi [hr] [column size=”one-half”] LATAR BELAKANG [dropcap]D[/dropcap]engan Rahmat Allah Yang Maha Esa dalam usia yang ke 176, Pesantren Zainul Hasan yang terletak di Genggong Pajarakan Kabupaten Probolinggo membuka beberapa lembaga pendidikan diantaranya SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan – BPPT. SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan – BPPT yang bernaung dibawah Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo senantiasa berbenah diri dengan memperbaiki visi dan misi pendidikannya agar dapat mengimbangi atau paling tidak mengejar kemajuan budaya yang sangat pesat. Keberhasilan lembaga ini, dimaksudkan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan yang berkwalitas dan dikelola secara professional. Sebagaimana kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan itu dipandang perlu SMA Unggulan melaksanakan acara rutinitas olimpiade 13. TUJUAN Memotivasi minat siswa SMP/MTs. Negeri/Swasta Menyalurkan kegiatan yang positif bagi siswa/siswi SMP/MTs. Responsif dan reaktif terhadap berbagai mata pelajaran Melatih sikap dan mentalitas siswa untuk berkompetisi Meningkatkan prestasi lembaga SMP/MTs. SYARAT-SYARAT Mengisi Formulir Pendaftaran Menyerahkan Foto Copy Kartu Pelajar/Surat Keterangan Kepala Sekolah Peserta Khusus Kelas IX Setiap Mata Pelajaran Diikuti Maksimal 2 Peserta Uang Pendaftaran ; Rp 25.000,- /Siswa Rp 50.000,- /Samroh Tradisional WAKTU PENDAFTARAN Tanggal : 14 Jan s/d 11 Peb 2016 Jam : 08.00 – 13.00 WIB (Jum’at libur) [/column] [column size=”one-half” last=”true”] WAKTU PELAKSANAAN & SUSUNAN ACARA 06.30 – 07.00 WIB : Check in 07.30 – 08.00 WIB : Pembukaan 08.00 – 10.00 WIB : Mengerjakan soal 08.00 – 11.00 WIB : Poster 10.00 – 13.00 WIB : Samroh Tradisional 14.00 WIB : Pengumuman Hasil [hr] LOMBA POSTER PERSYARATAN Gambar sesuai dengan tema : Menumbuhkembangkan cinta lingkungan guna mencetak santriwan dan santriwati berakhlakul karimah Bahan dasar : kanvas disediakan panitia Ukuran 60 x 45 cm Alat gambar : cat air, cat poster, cat lukis (membawa sendiri). Gambar : Gambar asli (bukan jiplakan) Kertas gambar diwarnai secara penuh KRITERIA PENILAIAN Orisinalitas Artistik Teknik Kreativitas Poster bisa terbaca [hr] KHUSUS SAMROH TRADISIONAL TECHNICAL MEETING KAMIS, 11 FEBRUARI 2016 JAM 08.00 WIB [/column] [hr] FASILITAS DAN PENGHARGAAN : [column size=”one-third”] JUARA I TROPI PIAGAM PENGHARGAAN UANG TUNAI [/column] [column size=”one-third”] JUARA II TROPI PIAGAM PENGHARGAAN UANG TUNAI [/column] [column size=”one-third” last=”true”] JUARA III TROPI PIAGAM PENGHARGAAN UANG TUNAI [/column] [hr] TEMPAT PENDAFTARAN SMA Unggulan Zainul Hasan – BPPT. Area Pendidikan Hafshawaty PZH Genggong Pajarakan Probolinggo, Jawa Timur 67281 Phone: (0335) 846061. Blog Resmi: www.olimpiade13smau.blogspot.com [hr] Download Formulir Pendaftaran Disini 5/5 - (4 votes)
19 Januari 2016
Umum
Seni & Budaya
KH. Hasan Saiful Islam bersama raja dan sultan GENGGONG – Keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong kedatangan rombongan tamu istimewa. Sebanyak 23 raja dan sultan dari seluruh penjuru nusantara melakukan kunjungan pertamanya ke Ponpes Genggong, Sabtu malam, 29 Robiul Awal 1437 hijriah lalu. Bertepatan dengan 9 Januari 2016 masehi. Ribuan santri memadati jalan raya menuju ponpes dan halaman demi menyambut kehadiran rombongan. Rombongan raja dan sultan ini tiba sekitar pukul 20.20 di aula pesantren. Lantunan Sholawat Badar berkumandang ketika rombongan hadir. Para tamu terhormat ini disambut pengasuh Ponpes Genggong KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, KH Moh Hasan Saiful Islam, Nyai Hj Diana Susilowaty, serta Ashabul Bait lainnya. Ning Sus memberika cidera mata kepada seorang ratu Para raja dan sultan ini tergabung dalam AKKI (Asosiasi Kerajaan dan Keraton se-Indonesia). Para tamu terhormat ini juga hadir atas nama MAPAN (Majelis Pemangku Adat Nusantara), serta Bangsawan Muda Indonesia. Tujuan mereka hadir ke Ponpes Genggong tak lain adalah untuk bersilaturrahim dengan dunia pesantren dan para ulama se-Tapal Kuda. Mendapat penyambutan dari ribuan santriwan dan santriwati, para raja dan sultan mengaku tersanjung. Beberapa di antara mereka mengaku baru pertama kali datang ke sebuah pesantren. Namun tidak melihat penyambutan yang lebih luar biasa daripada penyambutan yang mereka terima di Ponpes Genggong. Untuk menyambut para raja dan sultan ini, Ponpes Genggong menggelar acara resmi dikemas dengan musyawarah yang dimulai pada pukul 21.00. Acara diawali dengan sambutan pengasuh Ponpes Genggong KH Moh Hasan Saiful Islam yang memperkenalkan Ponpes Genggong dan sejarah panjang ponpes ini. “Raja raja, sultan-sultan, dan para ulama yang ada di Indonesia pada saat ini, Insya Allah sebagai besar adalah keturunan dari wali songo yang menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia,” ungkap KH Moh Hasan Saiful Islam setelah menyebutkan secara detail silsilah keluarga Ponpes Genggong dan silsilah keluarga dari sejumlah ulama terkemuka lainnya. Selanjutnya, ada ceramah pengantar (keynote speech) yang disampaikan Sri Paduka H Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Masyhur. Yang Mulia Huzrin Hood menyampaikan makalah berjudul Peran Penting Ulama dan Raja Sultan dalam merekatkan Dayabudi Kebangsaan Indonesia dalam Memperjuangkan Marwah Peradaban Nusantara. Dalam makalah tersebut, Huzrin Hood menyoroti praktik perdagangan dan riba di Indonesia yang dalam pandangannya, bertentangan dengan kerangka muamalat. “Tugas pertama kita adalah merevitalisasi syariat Islam,” terang Huzrin Hood. KH. Hasan Saiful Islam bersama salah seorang raja nusantara Huzrin Hood di sela-sela paparannya juga menunjukkan uang dirham dalam wujud koin yang telah diterbitkan oleh Kesultanan Bintan untuk digunakan kalangan masyarakat setempat. Uang dirham tersebut diterbitkan dalam rangka mengubah pola penerapan riba di Indonesia. Huzrin Hood lantas menyerahkan sejumlah keping uang dirham tersebut kepada pengasuh Ponpes Genggong KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah sebagai kenang-kenangan. Selanjutnya, acara dipandu Ketua AKKI Yang Mulia Lulu Parma. Menurutnya, berkumpulnya para raja dan sultan ini baru kali ini terjadi setelah berpuluh-puluh tahun sebelumnya. “Bertemunya pada raja dan sultan, serta para ulama di Ponpes Genggong ini kami harapkan menjadi solusi atas permasalahan yang ada di Indonesia. Sebab para raja dan ulama adalah tempat di mana semua pertanyaan dan kegelisahan berpulang,” kata Lulu Parma. Lulu Parma lantas mempersilahkan beberapa raja dan sultan secara bergantian untuk menyampaikan pandangan-pandangan mengenai permasalahan yang terjadi di Indonesia. Para ulama se-Tapal Kuda dan para santri menyimak setiap paparan dari raja dan sultan tersebut. Di akhir pertemuan malam itu, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah memberikan sambutannya. Menurut KH Mutawakkil, kehadiran para raja dan sultan ini menjadi sejarah bagi Ponpes Genggong. Kehadiran para raja dan sultan disebut tepat momentumnya sangat tepat. “Pada tahun 2016 ada MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Setelah ini akan datang APEC (Asia Pacific Economy Conference). Tantangan yang akan dihadapi bangsa ini tidak kecil. Akibat globalisasi, terjadi persaingan yang dahsyat di semua sektor lini kehidupan bermasyarakat. Pada persaingan itulah, apakah kita akan menjadi trendsetter atau follower, apakah Indonesia menjadi objek kemajuan bangsa lain, atau apakah kita akan menjadi pembeli produk bangsa lain,” terang KH Mutawakkil. Bicara ideologi, KH Mutawakkil menyatakan Indonesia sudah menjadi kiblat dunia. Kiblat Islam dunia sudah bukan lagi negara-negara timur tengah. Bukan lagi negara-negara Arab. “Tetapi semua sudah melirik ke Indonesia,” ungkap Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur ini. Terkait pertemuan para raja dan sultan, KH Mutawakkil menuturkan bahwa pertemuan ini bukan yang sesuatu yang baru. Sebab Wali Songo beberapa abad lalu telah memulai menjalin silaturrahim dengan kalangan raja dan sultan. “Wali Songo sangat dengan dekat para raja dan sultan di masa lampau, di samping dengan rakyat jelata,” ujar KH Mutawakkil. KH Mutawakkil menyambut baik kehadiran para raja dan sultan di Ponpes Genggong. Beliau berharap kehadiran para raja dan sultan mempererat ikatan silaturrahim antar sesama. “Atas nama keluarga besar Pesantren Zainul Hasan Genggong, menyampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas atas kunjungan ini dengan kebaikan-kebaikan. Semoga membawa manfaat untuk masyarakat, bagi kita semua. Amin ya robbal Alamin,” harap KH Mutawakkil. (*Cont:AbdRohimMawardi) 4.1/5 - (15 votes)
4 April 2015
Seni & Budaya
هذه القصيدة يا وارد الأنس Lirik Sholawat : Ya Waaridal Unsi Wahai yang datang membawa kebahagiaan يا وارد الأنس والأفراح فی السحر أزحت ما بفؤادي من لظی الگدر Yâ wâridal Unsi wal afrôhi fissahari, azahta mâ bifu-âdî min ladhôl kadari Wahai pembawa kebahagiaan dan kabar gembira disaat dini hari. Engkau pengikis semua kotoran hatiku. ناشدتك الله هل جزت العقيق وهل مررت بالأرض ذات الماء والشجر Nâsyadtukallâha hal juztal ‘aqîqo wa hal marorta bil ardli dzâtil mâ-i wasysyajari Kudendangkan kepada Allah sebuah lagu untukmu, Apakah engkau melewati Al-Aqiq dan apakah kamu melewati tanah yang berair dan pepohonan? أرض بها سحب الإفضال ممطرة مخضرة الترب بالأعشاب والزهر Ardlin bihâ suhubul ifdlôli mumthirotun mukhdlorrotit-turbi bil a’syâbi wazzahari Bumi dimana awan keutamaan turun deras, menyuburkan tanah menumbuhkan rerumputan dan bunga-bungaan. بهاالمسرة والأفراح دائمة يافوز سکانها بالفوز والظفر Bihâl masarrotu wal afrôhu dâ-imatun yâ fauza sukkânihâ bil fauzi wadh-dhofari Disana ada tempat yang selalu menjadi taman hiburan. Aduhai sangat beruntung penghuninya dengan mendapat kebaikan dan kesuksesan. إنی لأذکرها يوما وبي حزن فيرحل الحزن من قلبى مع الضجر Innî la-adzkuruhâ yaumân wabî hazanun fayarhalul huznu min qolbî ma’adl-dlojari Sesungguhnya aku selalu mengenangnya ketika aku dalam kesedihan. Maka semua kesedihan dalam hatiku pun hilang seketika. حوت حبيبا به الأکوان عاطرة يضوع رياه فی سهل وفی وعر Hawat habîbân bihil akwânu ‘âthirotun bidlû’u royyâhu fî sahlin wa fî wa’ari Karena disitu ada kekasih Allah yang mengharumkan seluruh alam. Yang melangkahkan kakinya di jalan nan mudah maupun sulit. برا سخيا تقيا سيدا سندا يضيئ في الگون لأهل الگون گالقمر Barrôn sakhiyyân taqiyyân sayyidân sanadân yudlî-u fîl kauni li ahlil kauni kâl qomari Orang yang baik, murah hati, bertaqwa, pemimpin dan sandaran. Yang menyinari alam ini bagaikan rembulan bagi seluruh alam. فرد الجلالة بحر الجود إن تره فی حالة الجود تلقی الجود گالمطر Fardal jalâlati bahrol jûdi in tarohu fî hâlatil jûdi talqôl jûda kâl mathori Tunggal keagungannya, lautan kemurahannya , bila kau melihatnya dalam kebaikannya, maka kau kan temukan kebaikannya bagaikan hujan yang lebat. أصل السيادة بل عين العناية بل روح الهداية لب اللب من مضر Ashlas-siyâdati bal ‘ainal ‘inâyati bal rûhal hidâyati lubbal-lubbi min mudlori Pusat kepemimpinan, sumber pertolongannya, bahkan pusat hidayah dan intisari dari keluarga Mudhar. زين الوجود وخير الخلق من شرفت به البرية من باد ومن حضر Zainal wujûdi wa khoirol kholqi man syarufat bihil bariyyatu min bâdin wa min hadlori Dialah perhiasan alam nyata dan sebaik baik makhluq , yang menjadikan semua makhluk menjadi mulia, baik yang jauh ataupun yang dekat. عنه الجمادات أضحت وهي مفصحة وقد أتی مدحه فی معظم السور ‘Anhul jamâdâtu adlhat wahya mufshihatun wa qod atâ mad-huhu fî mu’dhomis-suwari Benda yang keras pun berbicara dengan lisan yang fasih, dan telah banyak sanjungan untuknya dalam surat surat Al-Quran. محمدا خير خلق الله قاطبة وسيد الجن والأملاك والبشر Muhammadân khoiro kholqillâhi qôthibatan wa sayyidal jinni wal amlâki wal basyari Namanya Muhammad dan dialah sebaik baik ciptaan Allah seluruhnya. Pemimpin golongan jin, para malaikat dan manusia. ياسيدی ياحبيب الله ياسندي ويا ملاذی ويا رکني ويا وزري Yâ Sayyidî yâ habîballâhi yâ sanadî wa yâ malâdzî wa yâ ruknî wa yâ wazarî Duhai pemimpinku, kekasih Allah , wahai sandaranku, pandangan mataku, tiang dan tempat berlindungku. ويا غياثی ویاگهفي وياثقتي وياسروري ويا روحي ويا وطري Wa yâ ghiyâtsî wa yâ kahfî wa yâ tsiqotî wa yâ surûrî wa yâ rûhî wa yâ wathorî Duhai penolongku, tempat berteduhku, wahai kepercayaanku. Wahai kesenanganku, ruh ku dan tujuanku. أنت الغياث لمن ضاقت مذاهبه وخير من يرتجی في العسر واليسر Antal ghiyâtsu liman dlôqot madzâhibuhu wa khoiru man yurtajâ fîl ‘usri wal yusuri Engkaulah tempat pertolongan bagi orang yang sempit tempat bersandarnya. Dan sebaik baik manusia yang kami harapkan saat susah dan saat senang. وأنت أکرم من فی الگون والسبب الأقوی لنيل المنی والفوز بالظفر Wa anta akromu man fîl kauni wassababul aqwâ linailil munâ wal fauzi bidh-dhofari Dan engkaulah manusia paling mulia di alam semesta, dan penyebab (perantara) yang menjadikan aku kuat dalam mencapai cita cita dan keberhasilan dengan sukses. Sumber pecintahabibana.wordpress.com 5/5 - (1 vote)
26 Maret 2015
Seni & Budaya
کل القلوب Kullul qulûb Setiap hati کل القلوب الی الحبيب تميل Kullul qulûbi ilâl habîbi tamîlu Setiap hati yang cenderung mencintai sang kekasih (Nabi Muhammad saw) ومعي بذلك شاهد Wa ma’iya bidzâlika syâhidun Padanya terdapat tanda شاهد ودليل Syâhidun wa dalîlu ..tanda dan bukti أما الدليل إذا ذگرت محمدا Ammad-dalîlu idzâ dzakartu Muhammadan Tandanya, adalah ketika kumenyebut nama Nabi Muhammad (saw) صارت دموع العاشقين تسيل Shôrot dumû’ul ‘âsyiqîna tasîlu Mengalirlah airmata orang yg terdendam rindunya هذا رسول الله Hâdzâ Rosûlullâh Dialah Rasulullah (saw) هذا رسول الله Hâdzâ Rosûlullâh Dialah Rasulullah (saw) هذا المصطفی Hâdzâl Mushthofâ Dialah insan yang terpilih هذا لرب العالمين خليل Hâdzâ lirobbil ‘âlamîna kholîlu Dialah kekasihnya Allah, Tuhan semesta alam 4.1/5 - (28 votes)
11 November 2014
Seni & Budaya
Padamu negeri kami berjanji… Padamu negeri kami berbakti… Padamu negeri kami mengabdi… Bagimu negeri jiwa raga kami… Selamat Hari Pahlawan Mengutip kata soekarno “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” -soerkarno (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961 ). Teruntuk para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan indonesia sejak 17 agustus 1945 ,doa dan terimakasih atas jasa – jasa kalian …. Selamat hari Pahlawan, 10 November 2014 “Selamat Hari Pahlawan, Perjuangan Belum Berakhir!” “Rawe-rawe Rantas, Malang-malang Putung, Merdeka Atau Mati!” “Perjuangan melawan penjajah memang sulit, namun perjuangan menghadapi dirimu sendiri adalah lebih sulit.” “Darahmu tumpah di Tanah Pusaka, jiwamu mengawal tegaknya Indonesia, Engkau pahlawanku, engkau kusuma negaraku!” “Jika rasa takut dalam kebaikan tidak hilang, maka yakinlah bahwa kemajuan hanyalah angan semata.” “Apakah yang bisa kita lakukan dihari ini, demi untuk membalas jasa-jasa pahlawan kita?, ya yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan berkarya untuk kebesaran Indonesia.” “Aku tidak bisa memberikan hadiah buat kau pahlawan namun sebuah puisi hari pahlawan ku ucapkan kepadamu.. Kau pahlawan engkaulah bapak dan ibu kami kau pahlawan yang rela mati demi negara dan anak cucukmu kau pahlawan yang dengan kau Indonesia merdeka.” “Darahmu tumpah menyuburi tanah Pusaka, Jiwamu senantiasa mengawal tegaknya NKRI, Engkau pahlawanku, engkau kesumah negaraku.” “Demi negeri kau korbankan waktumu demi bangsa rela kau taruhkan nyawamu maut menghadang didepan kau bilang itu hiburan nampak raut wajahmu tak segelintir rasa takut semangat membara dijiwamu taklukkan mereka penghalang negeri hari-harimu diwarnai pembunuhan, pembantaian dihiasi bunga-bunga api mengalir sungai darah disekitarmu bahkan tak jarang mata air darah itu muncul dari tubuhmu namun tak dapat runtuhkan tebing semangat juangmu bambu runcing yang setia menemanimu kaki telanjang tak beralas.” “10 November 45, arek-arek Suroboyo membuktikan kesetiaan kepada NKRI, menyumbang darah dan nyawa untuk kelangsungan hidup Indonesiaku, sudah selayaknya generasi sekarang membalas jasa pahlawan dengan berkarya nyata untuk kemajuan NKRI.” Sumber : 1 Sumber : 2 Rate this post
2 September 2014
Umum
Seni & Budaya
Tapal Kuda, adalah nama sebuah kawasan di provinsi Jawa Timur, tepatnya di bagian timur. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Terdapat tiga pegunungan besar di kawasan tersebut yakni Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Pegunungan Iyang (dengan puncak tertingginya Gunung Argopuro), dan Dataran Tinggi Ijen (dengan puncak tertingginya Gunung Raung). Tapal kuda merupakan wilayah subkultur di Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang pemberontakan. Penghuni tapal kuda mayoritas adalah etnis Madura. Meski ada minoritas etnis Jawa, namun pengaruh Madura yang sangat kuat menyebabkan karakter budaya di wilayah ini lebih beraroma Madura. Orang-orang tapal kuda juga sangat identik dengan Islam. Lebih spesifik lagi, Nahdatul Ulama. Pada masa Majapahit, tapal kuda masuk menjadi wilayah Majapahit Timur. Sedangkan pada masa Mataram, tapal kuda disebut Blambangan. Keberanian luar biasa adalah karakter masyarakat tapal kuda. Konon, menurut Pramudya Ananta Toer di Probolinggo, Majapahit pernah direpotkan oleh pemberontakan Minak Djinggo. Selain Majapahit, VOC juga mendapat kesulitan di sini. Untung Suropati, anak Bali yang diasuh Belanda dan akhirnya diburu oleh tuannya sendiri itu memperoleh dukungan yang amat kuat di sini, hingga akhirnya sanggup membangun kerajaan di Pasuruan. Di Pasuruan, ada cerita rakyat yang populer dengan sebutan ” Sakera ”, pembangkang kompeni di ladang tebu Pasuruan yang kemana-mana membawa Clurit. Banyak pula beredar cerita-cerita tentang pahlawan rakyat : Pangeran Situbondo yang patungnya bisa ditemui di Alas Malang, Panarukan( sekarang Situbondo ) dan Pangeran Tawang Alun di Jember. Disamping itu potensi wisata yang ada di kawasan ini ternyata juga tidak kalah menarik, bahkan sangat luar biasa jika dikembangkan dengan lebih serius. Antara lain : • Kawasan Taman Nasional Tengger-Semeru (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang) • Taman Nasional Meru Betiri (Jember & Banyuwangi) • Taman Nasional Kawah Ijen (Bondowoso & Banyuwangi) • Taman Nasional Baluran (Situbondo & Banyuwangi) • Prigen, Nongkojajar, Ranu Grati (Pasuruan) • Pantai Bambang, Ranu Pane, Ranu Klakah, Gunung Semeru dll (Lumajang) • Pantai Bentar, Gunung Lamongan, dll (Probolinggo) • Pantai Pasir Putih (Situbondo) • Bukit Arak-Arak, Situs purbakala (diseluruh Bondowoso), Gerbong Maut dll (Bondowoso) • Pantai Watu Ulo-Papuma (Jember) • Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Sukomade, Pantai Plengkung, Situs Puputan Bayu, Watu Dodol, Desa Wisata Osing dll (Banyuwangi) Secara tradisional, kawasan Tapal Kuda merupakan kawasan yang diwarnai nuansa keislaman yang kental. Nahdlatul Ulama mempunyai akar yang sangat kuat diwilayah ini, kendatipun mistisme juga ditemukan utamanya di Banyuwangi. Tahun 1998 wilayah ini pernah diguncang gangguan keamanan dengan isu dukun santet yang menewaskan beberapa puluh jiwa yang terdiri dari warga biasa dan ulama, terutama di Banyuwangi dan mencekam hampir seluruh kawasan Tapal Kuda selama beberapa waktu, dan sampai sekarang siapa dalang dari semua itu masih merupakan tabir gelap yang belum terpecahkan. Kendatipun berada di pulau Jawa, namun mayoritas penduduk Tapal Kuda adalah masyarakat Madura atau berbahasa Madura. Tapi anehnya mereka banyak yang enggan disebut Madura dan lebih suka disebut sebagai orang pendhalungan atau campuran, dikarenakan nenek moyang mereka yang merupakan pembauran antara etnis Jawa dan Madura, atau orang Jawa yang ‘dimadurakan’ sebagaimana orang Jawa yang ‘dimelayukan’ di Malaysia. Sedangkan etnis Jawa sendiri lebih banyak menghuni kawasan selatan Tapal Kuda, utamanya Lumajang, Jember Selatan dan Banyuwangi Selatan. Bahkan uniknya kebanyakan penduduk Tapal Kuda tidak mengerti bahasa Jawa. Sedangkan komunitas lainnya adalah Masyarakat Budaya Osing yang menghuni kawasan tengah Banyuwangi, Masyarakat Tengger di wilayah Bromo, kelompok kecil etnis Bali di wilayah Banyuwangi dan tentunya suku Tionghoa dan Arab yang tersebar dikota-kota utama kawasan itu. Sedangkan ditinjau dari segi kebudayaan, budaya yang dominan sudah pasti budaya Madura yang akan tetapi memiliki beberapa perbedaan dengan budaya Madura di tanah leluhurnya. Kebudayaan Jawapun terbagi antara budaya Arekan (Jawa Timuran) dan Mataraman yang terpusat dipantai selatan. Sedangkan masyarakat Tengger dan Osing membentuk budayanya sendiri. Namun yang paling populer adalah kebudayaan masyarakat Osing yang sangat berwarna karena pengaruh Jawa-Madura dan Bali yang kuat, dan menjadi ikon khas bagi Jawa Timur, seperti Gandrung Banyuwangi hingga Banyuwangi dijuluki sebagai Kota Gandrung dan banyak seni budaya lokal yang tidak dijumpai didaerah manapun di Jawa. Wayang Topeng berbahasa Madura dan Ludruk berbahasa Madurapun juga populer di Tapal Kuda selain kesenian-kesenian bernafaskan Islam. Sumber: 4.5/5 - (2 votes)
25 Agustus 2014
Seni & Budaya
Ilustrasi Santri :v Puji syukur kepada Yang Maha Kuasa yang membuatku pernah menjadi santri. Terima kasih kepada temanku, si Unung, yang mengiming-imingiku menjadi santri. Terima kasih juga kepada ibu bapakku yang menyebabkan aku menjadi santri. Tidak lama aku menjadi santri, cuma dua tahun. Perlu aku bersyukur sebab sekarang merasakan beruntungnya menjadi santri. Aku bersyukur dalam sejarah hidupku pernah mengalami kehidupan pesantren. Terasa banyak gunanya. Dan tentu saja punya kisah yang tak dimiliki anak-anak kota yang tak mengenal pesantren. Kuakui, sebelumnya sering malu kalau orang lain mengetahuiku pernah jadi santri. Kadang sering mangkir pernah jadi santri. Tapi belakangan malah bangga. Aku bangga sebab punya pengalaman hidup yang lebih dari anak-anak kota pada umumnya. Dari pesantren memang tak sebarapa banyak ilmuku. Soalnya aku nyantir cuma dua tahun. Sementara santri lain bisa sampai belasan tahun. Waktu Belanda dikalahkan Jepang, sekolah-sekolah tutup. Anak-anak menganggur. Si Unung, teman sebangku di sekolah, ikut kakaknya nyantri di pesantren P. Ketika pulang, ia menceritakannya dengan menarik. Katanya, mengaji di pesantren lebih cepat ketimbang ngaji di Ajengan Enoh, di Kampung. (Aku dan si Unung mengaji di Ajengan Enoh). Lalu timbul keinginanku menjadi santri. Semakin bertambah setelah mendengar ceramah Ajengan Ma’mun ketika Rajaban.* “Sekarang kebanyakan manusia memburu harta dunia seolah-olah akan hidup selamanya. Padahal maut tak diketahui kapan datangnya, bisa besok, bisa nanti, tak ada yang tahu. Saudara-saudara, ilmu itu cahaya, al-ilmu nurun. Orang tak berilmu ibarat di dunia gelap tak tahu jalan yang harus ditempuh. Itulah sebabnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap mukmin. Tholabul ilmi faridlotun ‘ala kulli muslimn wa nuslimatin…” begitu kata Ajengan Ma’mun. Niatku semakin bulat untuk ke pesantren. Ibuku tak kurang sepuluh kali mengucapkan alhamdulillah ketika aku mengatakannya. Ia kemudian bercerita ke hampir setiap orang di kampung. Lalu para orang tua ingin juga memiliki anak sepertiku, menjadi santri. Aku lupa tanggal persisnya mulai menjadi santri. Tapi tak akan lupa harinya, Rabu. Sebab itu perhitungan kakekku. Menurut dia, mulai mencari ilmu harus dimulai hari Rabu. Aku lupa alasannya, tapi katanya Rabu hari terbaik mulai tholabul ilmi. Tidak seperti Yogaswara dalam Mantri Jero**, ia berangkat ke pesantren sendirian. Keberangkatanku seperti calon haji yang akan pergi ke Makkah. Seperti Purnama Alam*** pergi ke Pesantren Gurangsarak. Berduyun-duyun pengantar. Kedua pamanku mengapit di kiri kananku, ibu, bapak, dan kakek. Beriringan Mang Ihin dan si Uha, tukang kebun dan anaknya. Keduanya memikul perbekalanku dan oleh-oleh buat ajengan. Ajengan menyambut hormat kedatangan rombonganku. Apalagi kepada kakek, ia sangat hormat sekali. Sebab kakekkulah yang dulu menikahkannya. Aku menjadi santri istimewa di pesanten itu. Sampai ditawari, mau tinggal di rumah ajengan atau mau di kobong****. Aku memilih di kobong supaya banyak teman. Kalau di rumah ajengan, takut ketahuan aku tak pintar. Di kobong, aku diberi tempat yang enak. Tak jauh dari jendela. Tempat tidur di atas ranjang. Kopor disimpan di atas. Malam pertama di pesantren aku merasa takut. Mungkin karena belum ada yang kenal. Dan ternyata susah kenal dengan mereka. Santri yang tidur di bawah ranjangku sepertinya sedang sakit. Dia berselimut terus. Ketika orang lain ke masjid, dia masih saja berselimut. Selepas Isya kuberi paha ayam dan nasi timbel. Betapa gembira menerimanya. Santri yang tidur di sebalah kiriku, dari tampangnya saja tampak songong. Di hadapanku, ia membaca Safinah keras-keras. Tambah menyebalkan ketika ia bertanya dengan bahasa Arab, “Man ismuka?” Sespertinya dia menyangka aku tak mengerti sama sekali bahasa Arab. Padahal yang seperti itu aku pernah belajar kepada Ajengan Suganda. Aku menjawab pertanyaan dengan menyebutkan namaku, ia tidak songong lagi. “Kamu pernah ngaji ya?” tanya teman yang tiduran di bawahku, sementara giginya menggerus tulang. “Belum,” kataku. Nah, dengan merekalah aku pertama kali kenal. Pertama si Atok, yang tidur di bawahku. Kedua si Aceng, yang songong, di sampingku, yang bertanya dengan bahasa Arab. Ketika mulai ngaji, aku diperkanalkan ajengan. Para santri, ini Den Anu, putranya juragan Anu, putunya juragan Hatib, di B. Mulai saat itulah aku hidup di pesantren. Cerpen ini diterjemahkan dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia oleh Abdullah Alawi dari kumpulan cerpen otobiografi Dongeng Enteng ti Pesantren. Kumpulan cerpen tersebut diterbitkan tahun 1961 dan memperoleh hadiah dari LBBS di tahun yang sama. Menurut Adun Subarsa, kumpulan cerpen tersebut digolongkan ke dalam kesusastraan Sunda modern sesudah perang. Nama pengarangnya Rahmatullah Ading Afandie sering disingkat RAF. Ia lahir di Ciamis 1929 M. Pada zaman Jepang pernah nyantri di pesantren Miftahul Huda Ciamis. Tahun 1976, ia muncul dengan sinetron Si Kabayan di TVRI, tapi dihentikan karena dianggap terlalu tajam mengkritik. Ketika TVRI cabang Bandung dibuka, RAF muncul lagi dengan sinetron Inohong di Bojongrangkong. * peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ** novel karya Memed Sastrahadiprawira * ** wawacan karya sastrawan R. Suriedireja **** kamar-kamar di pesantren Sunda, gutekan di Jawa 4.2/5 - (9 votes)
3 Agustus 2014
Seni & Budaya
يا تواب تب علينا ۲ ، وارحمنا وانظر إلينا ۲ Yâ Tawwâb Tub ‘alainâ 2x Warhamnâ wandhur ilainâ 2x قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختباري Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî فدعائی وابتهالی ، شاهد لی بافتقاری Fadu’â-î wabtihâlî syâhidun lî biftiqôrî فلهذا السر ادعوا ، فی يساری وعساری Falihâdzâs-sirri ad’û fî yasârî wa ‘asârî انا عبد صار فخری ، ضمن فقری واضطراری Ana ‘abdun shôro fakhrî dlimna faqrî wadlthirôrî قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختياری Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî ياإلهی ومليکی أنت تعلم گيف حالی Yâ ilâhî wa malîkî Anta ta’lam kaifa hâlî وبما قد حل قلبی ، من هموم واشتغالی Wa bimâ qod halla qolbî min humûmin wasytighôlî فتدارکنی بلطف ، منك يامولی الموالی Fatadâroknî biluthfin minka yâ mawlâl mawâlî ياگريم الوجه غثنی قبل أن يفنی اصطباری Yâ karîmal wajhi ghitsnî qobla an yafnâ -shthibârî قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختياری Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî ياسريع الغوث غوثا ، منك يدرکنی سريعا Yâ sarî’al ghoutsi ghoutsan minka yudriknî sarî’ân يهزم العسر ويأتی ، بالذی أرجو جميعا Yahzimul ‘usro wa ya,tî billadzî arjû jamî’ân يا قريبا يامجيبا ، يا عليما يا سميعا Yâ qorîbân yâ mujîbân yâ ‘alîmân yâ samî’ân قد تحققت بعجزی ، وخضوعی وانکساری Qod tahaqqoqtu bi’ajzî wa khudlû’î wankisârî قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختياری Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî لم أزل بالباب واقف ، فارحمن ربی وقوفی Lam azal bil bâbi wâqif farhaman robbî wuqûfî وبوادی الفضل عاکف ، فأدم ربی عکوفی Wa biwâdîl fadl-li ‘âkif fa-adim robbî ‘ukûfî ولحسن الظن لازم ، وهو خلی وحليفی Wa lihusnidhdhonni lâzim wa huwa khillî wa halîfî وأنيسی وجليسی ، طول ليلی ونهاری Wa anîsî wa jalîsî thûla lailî wa nahârî قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختياری Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî حاجة فی النفس يارب ، فاقضها ياخير قاضی Hâjatan fîn-nafsi yâ robbi faqdlihâ yâ khoiro qôdlî وأرح سری وقلبی ، من لظاها والشواظ Wa arih sirrî wa qolbî min ladhôhâ wasysyuwâdhi فی سرور وحبور ، وإذا ما کنت راضی Fî surûrin wa hubûrin wa idzâ mâ kunta rôdlî فالهنا والبسط حالی ، وشعاری ودثاری Falhanâ walbasthu hâlî wa syi’ârî wa ditsârî قد گفانی علم ربی ، من سؤالی واختياری Qod kafânî ‘ilmu robbî min su-âlî wakhtiyârî 4.4/5 - (66 votes)
3 Agustus 2014
Seni & Budaya
گلام قديم لا يمل سماعه Kalâmun qodîmu lâ yumallu samâ’uhu AlQuran adalah kalamullah yang qadim yang tidak ada kebosanan untuk didengarkan تنزه عن قول وفعل ونية Tanazzaha ‘an qoulin wa fi’lin wa niyyati Yang disucikan dari ucapan, perbuatan dan kehendak به أشتفی من کل داء ونوره Bihi asytafî min kulli dâ-in wa nûruhu Dengan Al quran itu aku minta kesembuhan dari segala penyakit dan cahaya Alquran دليل لقلبی عند جهلی وحيرتی Dalîlun liqolbî ‘inda jahlî wa hairotî Itu menjadi petunjuk hatiku ketika aku dalam kebodohan dan kebingungan فيا رب متعنی بسر حروفه Fayâ robbi matti’nî bisirri hurûfihi Wahai Tuhanku, anugrahilah aku dengan rahasia dalam huruf Alquran ونوربه قلبی وسمعی ومقلتی Wa nawwir bihi qolbî wa sam’î wa muqlatî Dan berilah cahaya dihatiku, pendengaran dan mataku berkat Alquran ويارب يافتاح إفتح قلوبنا Wa yâ robbi yâ fattâh iftah qulûbanâ Tuhanku yang Maha pembuka, bukakanlah hati kami وفهم به قلبی علوم الشريعة Wa fahhim bihi qolbî ‘ulûmasy-syarî’ati dan fahamkanlah hati ini dengannya ilmu-ilmu syariat وصل وسلم ياإلهی لمنذر Wa sholli wa sallim yâ ilâhî limundziri Berilah sholawat serta salam ya Tuhanku kepada penyeru (Nabi Muhammad saw) عدد حروف بالقرآن والسورة ‘Adada hurûfin bil qur-âni was-sûroti sebanyak huruf huruf Alquran dan surat~surat. 4/5 - (82 votes)
13 Juni 2014
Seni & Budaya
Crew teater MA Model setelah tampil Genggong-Sebagai salah satu sekolah yang meperhatikan bakat dan kemampuan khusus siswa, MA Model Zainul Hasan mempersembahkan drama yang dikombinasikan dengan musikalisasi puisi yang berjudul “Demokrasi di Negeri Setan”. Drama yang langsung disutradarai oleh Ust. Nur Komari tersebut bercerita tentang burukknya demokrasi di Indonesia yang tidak lagi sesuai dengan tujuan demokrasi itu sendiri. Demokrasi kita saat ini adalah demokrasi wani piro dimana orang yang mampu membeli suara lebih bayak, maka ia yang akan menang. Dalam drama tersebut digambarkan beberapa calon presiden yang akan maju dalam pemilihan presiden di Negeri Antah Berantah melakukan kampanya. Dari lima calon presiden satu calon yang terahir digambarkan memberikan uang duapuluh ribuan sambil berkata “Ini sekedar untuk ganti makan siang, nanti pilih saya ya?”. Dari sepuluh orang perwakilan masyarakat yang mengikuti kampanya terbuka tersebut, hanya satu yang menolak ketika diberi uang makan sambil berkata “Saya tidak mau menerima uang ini, saya pernah mondok di Genggong, dan belajar hadis bahwa sesungguhnya penyuap dan yang menerima suap akan masuk neraka”. “Penampilannya bagus, dan pesannya juga sudah bagus, namun seharusnya sebelum mengucapkan salam penutup salah satu pemeran menyampaikan pesan secara tersurat” ungkap salah satu penonton ketika ditanya tentang penampilan drama ini. (kh) Rate this post
5 Mei 2014
Seni & Budaya
بُشرَ لَــنَا Busyroh Lana Qosidah Busyroh lana ini sangat syahdu dan begitu indah yang menggambarkan kebahagiaan bersama kekasih kita yakni Nabi Muhammad SAW. بُشـرَ لَــنَا نِلنَــا المُنَــى * زَالَ العَنَــاوَافَى الهَــنَا Kebahagiaan bersama kami karena harapan, dan telah hilang kesusahan, lengkap lah kebahagiaan kami وَالدَّ هرُ اَنجَـز وَعدَهُ * وَالبِشــرُ اَضـحى مُعلَـــنَا Dan waktu telah menepati janjinya, dan kebahagiaan tampakan kemuliaan kami يَا نَفسُ طِيبِـى بِا للِّقَا * يَا عَينُ قَــــرِّى اَعيُنَــــا Wahai jiwa bahagialah, yg akan berjumpa dia (Muhammad).. Wahai mata, tenanglah dan tenanglah هَــذَا جَمَــالُ المُصطَفى * اَنوَارُهُ لاَ حَـــت لَنَــــا Lihat! Inilah keindahan al~Mushthofa (Muhamma), Cahayanya memancar menembus jiwa kita يَا طَيبَة مَاذَا نَقُــول * وَفِيكِ قَد حَلَّ الرَّسُـــول Duhai Thoybah (Madinah), apa yang kami katakan? Ketika Rosul telah mendiami wilayahmu وَكُلُّنَـــانَرجُو الوُصُول * لِمُحَـــــــمَّدٍ نَبِيِّنَا Dan kami semua ingin berjumpa dengan Muhammad, Nabi kami يَا رَوضَةَ الهَادِى الشّفِيع * وَصَاحِبَيهِ وَالبَقيع Wahai Roudhoh, Nabi pembawa petunjuk, dan pemberi syafa’at dan kedua sahabatnya serta Baqi’ اُكتُب لَنَــا نَحنُ الجَمِيع * زِيَارَةً لِحَبِيبِنَا Catatlah kami semua, bahwa kami berkunjung kepada kekasih kami (Muhammad) صل وسلم ياسلام ، علی النبی ماحی الظلام Semoga kesejahteraan dan salam, Wahai yang Maha Pemberi keselamatan. tercurahkan atas Nabi pengikis kegelapan والال والصحب الکرام ، ماأنشدت بشری لنا Juga kepada keluarga nabi, para sahabat yang mulia, tatkala disenandungkan pujian ”Busyro Lana” 1/5 - (1 vote)