12 Juli 2022
Umum
Event
Probolinggo, Jawa Timur – Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Allah menyampaikan pentingnya Tripilar Ekonomi Keumatan saat bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir, pada acara Harlah ke 182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Probolinggo, pada Sabtu (20/11/2021). Menurut Kiai Mutawakkil, selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi, dan penggunaan knowledge (pengetahuan). Knowledge-based economy memang penting, karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah, yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam). Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi. “Jadi sudah waktunya kita meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi,” terang Kiai Mutawakkil. Negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam saja. Kiai Mutawakkil mencontohkan negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, namun mereka berhasil mengejar mimpinya dan memenangkan persaingan global. Menurutnya, itu karena negara-negara tersebut menitikberatkan perkembangan ekonominya pada knowledge-based economy. Selanjutnya, Kiai Mutawakkil menambahkan pilar ketiga ekonomi, yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya. “Nah terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy,” ujar Kiai Mutawakkil. Menurut Ketua MUI Jawa Timur, melalui konsep culture-based economy, bangsa Indonesia seyogyanya menjadikan kultur yang dimiliki atau dipraktikkan oleh masyarakat sehari-hari dijadikan sebagai modal penting bagi pengembangan ekonomi. Di sinilah, lanjut Mantan Ketua PWNU Jatim, tripilar ekonomi keumatan menjadi sangat penting dibahas dan disitulah terdapat masyarakat, santri dan pesantren. “Apalagi, jika bicara Indonesia, maka tidak bisa dipisahkan dari entitas dan sekaligus komunitas yang bernama Islam. Pada titik inilah, santri dan pesantren menjadi pilar penting bagi Islam dan umat Islam di Indonesia,” tegas Kiai Mutawakkil. Bagi Kiai Mutawakkil, membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial. Ia meminta pemerintah sebaiknya dan memang seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat. “Mengapa begitu? Selain memiliki rekam jejak yang panjang dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di antaranya di bidang ekonomi, santri dan pesantren memikii modal sosial dan kultural yang besar bagi pembangunan, yakni trust (kepercayaan) yang besar dari masyarakat,” lanjut Kiai Mutawakkil. Kiai Mutawakkil juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada menteri BUMN Erick Thohir yang telah hadir di Harlah ke 182 Ponpes Zainul Hasan Genggong untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada santri dan pesantren tentang tripilar ekonomi umat. Kiai Mutawakkil menyakini Erick Thohir adalah orang yang pas dan penting dalam kaitannya memperkuat tripilar ekonomi keumatan. Karena beliau mempunya rekam jejak yang kuat di bidang ekonomi. Bukan saja sebagai pengamat, tapi juga sekaligus sebagai pelaku usaha ekonomi dengan pengalaman yang panjang, baik di skala domestik nasional maupun global internasional. “Apalagi, posisi beliau saat ini sebagai menteri BUMN punya nilai strategis yang tinggi, karena di tangan beliau letak kebijakan pengembangan ekonomi sektor riil,” jelas Kita Mutawakkil. Kiai mutawakkil juga sempat memuji Erick Thohir sebagai orang yang tidak hanya pengalaman, namun juga orang sabar dan tabah ketika diterpa isu negatif seputar pengadaan vaksin Covid-19 dan tes PCR. Pujian itu disampaikan melalui sebuah pantun. “Naik Delman Menuju Masjid AlbarokahJangan Lupa Mampir di KapasanPak Erik Orang Pengalaman Sabar dan TabahTanda Calon Pemimpin Masa Depan.” (*) Ditulis oleh: Imron Fahim Rate this post
12 Juli 2022
Umum
Event
GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, menggelar haul ke-69 Almarhum Al-Arif Billah KH. Mohammad Hasan Genggong, Kamis (12/5/2022). Cukup banyak ulama yang menghadiri haul yang digelar di Pesantren Genggong tersebut. Salah satunya adalah KH. Mohammad Zuhri Zaini, pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Dalam setiap acara haul, sudah lumrah dilakukan pembacaan tahlil. Pada haul ke-69 KH. Mohammad Hasan, pembacaan tahlil dipimpin oleh Kiai Zuhri Zaini. Tahlil dibaca di akhir acara sebagai penyempurna acara haul. Pembacaan tahlil diikuti oleh ribuan jamaah yang memadati Masjid Al Barokah Genggong, aula, serta halaman Pesantren Genggong. Jamaah membaca tahlil dengan penuh rasa khusyuk dan khidmat. Mereka berharap barokah dari KH. Mohammad Hasan. Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menuturkan, haul dilangsungkan demi mengingat dan mengenang Almarhum Al-Arif Billah KH. Mohammad Hasan. Selain itu, tentu berharap barokah dari Almarhum. “Kita semua yang hadir di haul ini tentu berharap barokah dari beliau Kiai Hasan Sepuh (KH. Mohammad Hasan, red),” tutur Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini. Lebih dari itu, Kiai Mutawakkil berpesan agar para santri, alumni, simpatisan, serta masyarakat umum tak hanya serta merta berharap barokah dari Kiai Hasan Sepuh. “Namun juga mengamalkan akhlak dan amaliyah lain seperti halnya yang dilakukan oleh Kiai Hasan Sepuh,” imbau Kiai Mutawakkil. (*) 5/5 - (2 votes)
12 Juli 2022
Umum
Event
Dokumentasi acara oleh zakamedia Probolinggo, Tanaszaha (Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan) Ranting Krejengan menggelar acara Musker (Musyawarah Kerja) di Pondok Pesantren Robithatul Islam asuhan KH. Hafidz Bisyri, Desa Krejengan. Acara Musker tersebut digelar pada 26/11 dengan mengangkat tema “Khidmah Tanaszaha Untuk Negeri”. Ketua Tanaszaha Ranting Krejengan, Ustad Surur Fadoli dalam sambutannya menyampaikan bahwa Tanaszaha dalam Masa Khidmat 2021-2026 akan ada banyak terobosan. “Akan ada banyak Inovasi, baik dalam hal tata kelola organisasi, Pendidikan, Kepemudaan, Sosial, dan Kemandirian ekonomi, ini semua akan kita godok dalam acara Musker ini. Oleh karena itu, mohon doanya agar kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan” ujarnya Suasana Musyawarah Kerja Tanaszaha Ranting Krejengan Gus Haris saat memberikan banyak pengarahan merasa bangga atas kekompakan pengurus dan Perkembangan Tanaszaha Krejengan. Gus Haris mendorong Tanaszaha untuk berinovasi dan berikhtiar menuju kemandirian organisasi “Saya sering ngobrol dengan Surur ini terkait Tanaszaha, saya sampaikan bahwa Tanaszaha Krejengan ini harus banyak inovasi dan kreasi. Bagaimana Tanaszaha agar Memiliki badan usaha. Karena banyak alumni yang pebisnis, dan ahli dagang. Dan justru ini yang penting. Bahwa Alumni Genggong harus menjadi orang sukses, menjadi orang kaya, kalau bukan kita yang kaya siapa yang akan memberikan kemanfaatan kepada yang lain”. Tuturnya Galeri Foto Bersama Gus Haris juga mejelaskan bahwa Almarhum Al-Arif Billah KH. Hasan Saifourridzal membentuk Tanaszaha ini agar para alumni ini tetap on the track, dan tetap satu wadah, wadah berkumpulnya antara Alumni dan Guru, ataupun antara Alumni dan Alumni. “Tanaszaha dibuat atas dasar cinta, dan saya pesankan kepada para alumni, kalau mau barokah, Syiarkan Pesantren. Dengan cara apa, mondokkan putra putrinya, Syiarkan perkembangan dan prestasi Pesantren, ikuti dan update informasi perkembangan pesantren.” Pungkasnya Berlanjut, Gus Haris juga berpesan agar Tanaszaha Krejengan perlu merangkul Simpatisan dan Alumni yang muda. Alumni yang muda buatkan acara yang millenial, agar mereka memiliki kecintaan kepada Tanaszaha. Turut hadir dalam acara tersebut Dewan Mufattis Tanaszaha Genggong, Gus dr. Haris Damanhury Romly.,M.Kes , Nun Hassan Ahsan Malik,S.Sy.,M.Pd , Ketua Umum DPP Tanaszaha Genggong, Ustadz Dr. Abdul Aziz Wahab,M.Ag , Ketua DPC Tanaszaha Kota Kraksaan KH. Amaruddin Sholeh, Mustasyar Tanaszaha Krejengan KH. Muhammad dan KH. Taufiqurrahman.Pewarta : Ali Imron Editor : Mohammad HendraLay out : Ach Refki AdnanSumber : https://www.tanaszahakrejengan.org/2021/11/gus-haris-dorong-tanaszaha-krejengan.html?m=1 3/5 - (4 votes)
12 Juli 2022
Umum
Event
GENGGONG – Haul Almarhum Almaghfurlaha, Nyai Hj. Endah Nihayati Saif digelar secara terbuka di halaman Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Pajarakan, Probolinggo, pada Jumat (10/06/2022), malam. Haul tersebut dibanjiri oleh ribuan warga dari berbagai daerah. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Para Muhibbin Pesantren Zainul Hasan Genggong padati Acara haul Ibu Nyai Hj. Endah Nihayati Saif Dalam kesempatan itu, hadir langsung Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah, Gus Wahid, KH. Munir Kholili, Habib Hadi bin Ja’far bin Syaikh Abu Bakar, dan segenap Shohibul Bait PZH Genggong. Pada haul kali ini, seluruh santri, alumni, dan simpatisan telah menghatamkan Alqur’an sebanyak 53 kali, pembacaan sholawat sebanyak 467.347 kali, dan pembacaan Surat Al-Ikhlas sebanyak 433.073 kali. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Ustadz Rozin Pramana saat melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an Putra Sulung Almarhum Nyai Hj. Endah Nihayati Saif, Nun Moh. Wahid Zamzami menuturkan, sifat-sifat tauladan dari almarhumah patut diteladani oleh santri dan alumni. Sebagai Pengasuh santri putri, Nyai Hj. Endah ini dikenal sebagai pribadi yang sabar dan penyayang santri putri. “Beliau juga dikenal disiplin dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu,” ungkap pria yang akrab disapa Nun Zhemy itu. Nun Zhemy mengaku banyak menerima pelajaran dan nasihat berharga dari almarhumah. “Beliau dawuh, ‘Ingat, Nak. Dimanapun kamu berada, sesibuk apapun jangan pernah meninggalkan Sholat lima waktu,” tuturnya. Foto : Genggong Nusantara I Kominfo KH. Munir Kholili, Gus Wahid dan KH. Moh. Hasan Zidni Ilman Sebagai putra, Nun Zhemy berharap amal kebaikan almarhumah selama di dunia menjadi jariyah. “Beliau sangat tekun mendidik para santriwati. Beliau sangat menyayangi para santriwati melebihi putranya sendiri. Sekitar 25 Tahun beliau mengabdikan diri kepada para santriwati. Bahkan saat sakit beliau masih menyempatkan untuk berfoto satu persatu dengan para santriwati diacara Haflatul Imtihan ke 86, semoga segala dosanya diampuni dan amal baiknya diterima oleh Allah,” harap Nun Zhemy Foto : Genggong Nusantara I Kominfo Suasana Haul Ibu Nyai Hj. Endah Nihayati Saif Kepada para hadirin yang hadir, Nun Zhemy menyampaikan banyak terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengikuti rangkaian acara haul tersebut. “Atas nama keluarga Ummi Nyai Hj. Endah Nihayati Saif memohon maaf tiada batas bila ada kekurangan dalam hidangan, dan segala macamnya,” ucapnya.Pewarta : AchradEditor : Hasan Djazuli Rate this post
13 Februari 2022
Umum
Event
GENGGONG- Ribuan onthelis atau pecinta sepeda tua, meriahkan Onthel Goes to Pesantren yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (13/2/22) pagi. Sedikitnya, 4.000 onthelis dari berbagai daerah, baik dari Kabupaten Probolinggo hingga luar wilayah Jawa Timur, nampak antusias ‘ngontel’ bareng. Onthel Goes to Pesantren kali ini, merupakan gelaran ke 6 di PZH Genggong. Dewan Penasehat Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Jawa Timur, Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes mengatakan, Onthel Goes to Pesantren merupakan ajang silaturahim untuk mempererat tali persaudaraan antar para pegiat sepeda tua. Apalagi, kegiatan itu kembali digelar setelah sempat vakum selama 2 tahun. “Itulah uniknya onthel, mereka sekelompok orang yang tidak hanya gemar dalam olahraga tapi juga mencintai budaya sehingga dalam acara ini banyak peserta memakai kostum budaya lokal dari masing-masing daerah. Ada juga peserta dari Bandung hingga Banten,” kata Gus dr. Haris. Gus dr. Haris menambahkan, penggemar sepeda tua sangat jauh berbeda dengan goweser. Onthelis, menurutnya, lebih sederhana dan sangat perduli kepada sejarah sehingga berbagai macam kostum khas daerah pun menghiasi saat mereka mancal bareng. “Onthel Goes to Pesantren merupakan satu-satunya even berskala nasional yang digelar di pesantren, itu hanya di Genggong. Para onthelis ini lebih mengutamakan kebersamaan, setelah ngontel bareng mereka langsung menaruh sepedanya untuk bersilaturahmi,” ungkap keponakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah ini. Ketua Umum Kosti Nasional, Purnomo Sugeng Raharjo, menyebut, Onthel Goes to Pesantren kali ini berbarengan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kosti ke-14. Ia berharap, event-event serupa terus digelar untuk menjaga kearifan lokal sekaligus mempererat tali persaudaraan antar komunitas onthel. “(Ponpes Genggong) ini merupakan satu-satunya pesantren yang memiliki hubungan erat dengan onthelis. Terimakasih Gus Haris, dan Kosti Jawa Timur untuk event yang juga jadi ajang mempererat tali silaturahmi setelah 2 tahun terkendala Covid-19,” tutur Purnomo. Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, mancal sepeda kuno massal ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta wajid menjaga jarak, memakai masker dan tidak berkerumun. (des) Rate this post
2 Februari 2022
Umum
Event
GENGGONG – Juara lomba foto on the spot di even Genggong Go Green Carnival 2022 telah ditetapkan oleh dewan juri. Pemenang lomba ini adalah Tino Nur Riyadi, warga Perumahan Kademangan Asri E-15 Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Hasil jepretan fotografer 27 tahun ini dinilai sebagai yang terbaik dari ratusan karya foto kiriman para peserta. Obyek foto hasil jepretan Tino adalah jejeran pesepeda yang melintas di ruas jalan aspal di tepi sungai yang bersebelahan dengan areal persawahan. Jejeran peserta dengan beragam jenis sepeda kayuh itu tampak apik karena kompak mengenakan jersey kegiatan yang berwarna hijau. “Foto ini punya fokus yang tepat. Pengambilan gambarnya, komposisi warnanya, maupun momennya cukup tepat,” ujar Yantonius, koordinator dewan juri lomba foto Genggong Go Green. Yantonius mengatakan, foto yang diabadikan Tino memenuhi kriteria paling komplit daripada foto jepretan ratusan fotografer lainnya. “Kesesuaian fotonya dengan tema Genggong Go Green paling pas,” kata fotografer yang tinggal di Kabupaten Pasuruan ini. Selain Tino, dewan juri juga menetapkan juara 2 dan juara 3. Peserta yang meraih Juara 2 adalah Lukman Hakim, pelajar MA Zainul Hasan 1 Genggong. Sementara juara 3 adalah Syaiful Bahri, warga Dusun Brukan 2 RT/RW 006/002 Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo. “Juara 1, juara 2, dan juara 3 akan mendapat hadiah berupa uang tunai. Hadiah akan diserahkan di acara Muktamar Kopi pertengahan bulan Februari nanti,” ujar Hasan Jazuli, panitia lomba foto. Ayex, sapaan karib Hasan Jazuli mengatakan, panitia juga menyediakan 7 hadiah hiburan untuk 7 peserta dengan karya foto yang masuk nominasi pemenang. Peraih 7 hadiah hiburan dimaksud diperkenankan untuk menghubungi nomor 0852 3333 3324 terkait penerimaan hadiah. “Total ada 10 hadiah yang kami siapkan. Ada 3 hadiah uang tunai untuk juara 1, 2, dan 3, dan 7 hadiah hiburan. Khusus 7 hadiah ini bisa diambil mulai hari Jum’at sampai Minggu, 4 – 6 Februari 2022. Silakan hubungi nomor yang tercantum,” terang Ayex. (*) Juara 1: Tino Nur Riyadi Juara 2: Lukman Hakim Juara 3: Syaiful Bahri Nominator: Aisyah Nominator: Agus Sulistiono Nominator: Moh. Yusuf Nominator: Syamsuddin Zahid Nominator: Sholehuddin Nominator: Syamsuddin Gulu Nominator: Sony Wahyu Wirawan 5/5 - (1 vote)
30 Januari 2022
Umum
Event
GENGGONG– Sekitar 5.000 pesepeda atau goweser, meriahkan Genggong Go Green (G3) Carnival 2022 yang digelar di Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (30/1/2020) pagi. Menariknya, kampanye hidup sehat ini menyediakan beragam hadiah menarik bagi peserta yang beruntung. Peserta dari berbagai daerah sudah menyesaki halaman P5 pesantren sejak pukul 6.00 WIB. Satu jam kemudian, peserta dilepas mengelilingi jalanan beraspal di kawasan pemukiman hingga jalanan setapak pedesaan, lalu kembali ke garis finish di halaman pesantren. Beberapa unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memeriahkan Genggong Go Green Carnival 202. Diantaranya Plt Bupati Probolinggo, A. Timbul Prihanjoko, Kepala Kejari Kabupaten Probolinggo David Palopo Duarsa hingga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah. Inisiator Genggong Go Green Carnival 2022, Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes mengatakan, G3 kali ini merupakan event yang digelar ketiga kalinya. Pada tahun 2021 kemarin, event tahunan ini tidak digelar seiring masifnya penyebaran pandemi Covid-19. Dalam kategori gowes, lanjut Gus dr. Haris, begitu ia disapa, terdapat tiga jalur yang ditempuh peserta. Yakni jalur Road Bike, Mountain Bike (NTB) dan Funbike. Dalam tiga kategori ini disediakan berbagai hadiah. Selain tiga sepeda motor, juga sepeda gunung, kulkas hingga televisi melalui undian kupon. “Kemarin digelar ‘Penanaman 1000 Pohon’ dan ‘Program Sampah to Berkah’, karena Go Green ini otomatis kita juga berbicara tentang sampah, bagaimana mengelola sampah, bagaimana kita juga memperlakukan alam dengan baik. Lha ini yang kita edukasikan kepada seluruh komunitas sepeda,” kata Gus dr. Haris. Gus dr. Haris menambahkan, sudah selayaknya bersepeda dijadikan salah satu budaya atau gaya hidup. Sejak awal digelar, tepatnya pada tahun 2018 lalu, Genggong Go Green Carnival juga telah dibentuk bersama Bike to Work Indonesia. “Bahkan sejak lima tahun yang lalu, kami telah memiliki pesantren cabang yang seluruhnya bersekolah dengan sepeda, sambil mencoba menggalakkan kembali Bike to School di kalangan remaja, belajar sambil lalu menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh,” ia menambahkan. Selain itu, menurut Gus dr. Haris, ajakan untuk bersepeda bersama bertujuan mengajak pola hidup sehat. Sehingga, menurutnya, bersepeda kedepannya tidak hanya menjadi sarana olahraga melainkan jadi budaya. “Kita berharap, bersepeda tidak hanya jadi sarana olahraga saja, tapi juga menjadi budaya dan gaya hidup, seperti bekerja dengan bersepeda dan sebagainya. Karena di samping baik dengan polusi juga untuk kesehatan kita semuanya,” tutur Gus dr. Haris. Diketahui, Genggong Go Green Carnival 2022 merupakan even ketiga sejak digelar kali pertama, 2018 silam. Kemudian even kedua dihelat pada awal Maret 2020 lalu. Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, Genggong Go Green Carnival kali ini, digelar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pelepasan ribuan peserta Genggong Go Green langsung dilakukan oleh Plt Bupati Probolinggo, A. Timbul Prihanjoko. Sementara Pengasuh PZH Genggong sekaligus Ketua MUI Jawa Timur, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah memimpin doa sebelum peserta berangkat dari garis start. (che) 5/5 - (1 vote)
29 Januari 2022
Umum
Event
GENGGONG– Genggong Go Green (G3) Carnival akhirnya resmi dibuka di Halaman P5 Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (29/1/2022). Pembukaan event ini dikemas dengan penanaman ribuan bibit pohon di sekitar Desa Karangbong Kecamatan Pajarakan. Pembukaan event tahunan itu dihadiri oleh Inisiator Genggong Go Green, Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Probolinggo, David P. Duarsa, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nur Jayadi dan sejumlah pejabat lainnya. Dalam kesempatan itu juga, dilakukan pemotongan pita oleh sejumlah undangan pejabat, sebagai simbol dibukanya festival Genggong Go Green Carnival 2022. Kemudian dilanjutkan dengan aksi penanaman ribuan pohon oleh sejumlah komunitas pecinta alam hijau, santri, mahasiswa, PC GP Ansor Kota Kraksaan dan komunitas pencinta alam lainnya. Ada sekitar 1.600 bibit pohon yang ditanam di sekitar Desa Karangbong dan area Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong. Penanaman dilakukan serentak oleh para pegiat dan pecinta lingkungan tersebut. “Mari kita jaga lingkungan kita, karena alam ini bukan warisan dari nenek moyang. Melainkan titipan dari anak cucu kita,” kata Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes dalam sambutannya. Penanaman tersebut, lanjut beliau, merupakan harapan jangka panjang. Semua bibit yang ditanam saat ini, tidak bisa langsung dinikmati hari ini juga. Melainkan untuk puluhan tahun ke depan. “Jika tidak untuk kita, setidaknya bisa dinikmati hasilnya untuk anak cucu kita,” ungkap tokoh muda yang akrab disapa Gus dr. Haris itu. Ia berharap, Desa Karangbong itu dapat menjadi ‘Green Field Project’. Sehingga nantinya juga bisa menjadi percontohan untuk desa-desa lainnya di Kabupaten Probolinggo. “Dalam project ini, akan ditanam satu rumah satu pohon. Serta masyarakat akan dibina dan diberikan edukasi oleh pegiat lingkungan. Sehingga nantinya, jika pepohonan di hutan terus berkurang, kita bisa terselamatkan oleh pohon yang ditanam di depan rumah,” Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong ini menambahkan. Selain penanaman seribu pohon ini, Genggong Go Green Carnival 2022 Kabupaten Probolinggo ini, akan juga menggelar bersepeda bersama. Gowes bareng itu akan dilaksanakan sebagai agenda puncak yang dilaksanakan di Halama P5 PZH Genggong. (che) Rate this post
28 Januari 2022
Event
GENGGONG– Genggong Go Green (G3) Carnival kembali digelar di Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Event tahunan itu bakal dilangsungkan akhir pekan ini, Sabtu-Minggu (29-30/1/22). Genggong Go Green Carnival merupakan kampanye hidup sehat melalui bersepeda (gowes) dan sejumlah kegiatan peduli lingkungan. Pada 2021 lalu, event ini tidak terselenggara seiring masifnya penyebaran Covid-19. Dalam kategori gowes, terdapat tiga jalur yang bisa ditempuh peserta. Yakni jalur Road Bike, Mountain Bike (NTB) dan Funbike. Start-finish terletak di satu titik, yakni di halaman P5 pesantren. Dalam kategori ini, disediakan berbagai hadiah menggiurkan bagi peserta. Selain 3 unit sepeda motor, juga tersedia sepeda gunung, kulkas hingga televisi, yang diundi melalui sistem kupon. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Probolinggo, tokoh milenial dan ulama, dijadwalkan ikut ‘mancal‘ bareng dalam kegiatan ini. Tidak terkecuali Ketua Majelis Ulama (MUI) Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. Sehari sebelumnya, Sabtu (29/1/22), terdapat Penanaman 1000 Pohon dan Program Sampah to Berkah. Sasaran penanaman pohon adalah area sekitar pesantren, pemukiman warga hingga jalur gowes Genggong Go Green Carnival. Selain goweser, santri dan masyarakat umum, komunitas pecinta lingkungan hingga mahasiswa, juga akan terlibat. Dalam kesempatan itu, juga diselenggarakan bazar, musik akustik dan bincang-bincang bertema lingkungan. “Kami ingin menumbuhkan kebiasaan kepada masyarakat untuk senantiasa berpola hidup sehat dan bersih. Salah satu contoh hidup sehat yakni dengan rajin berolahraga, seperti bersepeda,” kata inisiator Genggong Go Green Carnival, Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes. Tokoh muda yang akrab disapa Gus dr. Haris ini menambahkan, pihaknya sudah cukup lama mengkampanyekan bersepeda sebagai salah satu budaya atau gaya hidup. Sejak awal digelar, Genggong Go Green Carnival pun juga telah dibentuk bersama Bike to Work Indonesia. “Bahkan sejak 5 tahun yang lalu, kita telah memiliki pesantren cabang yang seluruhnya bersekolah dengan sepeda, sambil mencoba menggalakkan kembali Bike to School di kalangan remaja,” tutur Gus dr. Haris. Genggong Go Green Carnival 2022 merupakan event ketiga setelah pertama digelar pada Juli 2018 lalu. Kemudian event kedua, dihelat pada awal Maret 2020 lalu. Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, Genggong Go Green Carnival kali ini, akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (che) 5/5 - (1 vote)
30 November 2021
Umum
Event
Galeri Foto dokumentasi By : Tim Cyber Faan Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Madrasah Tsanawiyah Zainul Hasan (MTs. Zaha) Genggong melalui pengurus OSIS melakukan penanaman pohon di Bukit Dami, Desa Tigasan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo pada Ahad (28/11). Kegiatan ini juga untuk memperingati hari Penanaman Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November 2021. Sebanyak dua puluh santri yang didampingi oleh beberapa Asatid melakukan penanaman pohon rambutan di sekitar bukit. Kegiatan tersebut juga didampingi oleh Pengelola Bukit Dami. Ada puluhan pohon yang ditanam oleh para santri. Galeri Foto dokumentasi By : Tim Cyber Faan Selain penamanan pohon, para santri juga mendapat materi edukasi tentang peduli lingkungan oleh tim pengelola Bukit Dami. Mereka diberi penjelasan tentang pengenalan jenis pohon, fungsi pohon bagi kehidupan, sampai dampak limbah plastik bagi bumi. Pak Wahyudi sebagai pemateri mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh OSIS MTs. Zaha. “Sangat bagus, ya. Ada siswa yang peduli terhadap lingkungan seperti ini. Artinya kegiatan yang dilakukan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan juga bumi.” Jelasnya. Galeri Foto dokumentasi By : Tim Cyber Faan Ustad Barokallahufik sebagai koordinator kegiatan berharap agar para santri bisa menerapkan apa yang sudah dilakukan di Bukit Dami. “Harapannya agar santri nanti juga bisa membawa pengaruh positif tentang pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkunga kepada teman-temannya.”Ungkap beliau. Gus/RyPewarta : Tim Cyber Faan Editor : Alfin Fikri, HMLay Out : Ach Refki AdnanSumber : https://www.mtszaha1.sch.id/3253/lestarikan-lingkungan-santri-mts-zaha-tanam-pohon-di-bukit-dami Rate this post
1 Desember 2020
Umum
Event
YOGYAKARTA – Alumni Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong yang berdomisili di Yogyakarta berkumpul dalam kongres Limagoya (Lingkar Mahasiswa Genggong Raya), Jum’at (27/11/2020). Agendanya adalah pergantian kepengurusan. Namun ada yang istimewa. Sebab selain pergantian pengurus, kongres juga memutuskan pergantian nama organisasi alumni Genggong. Foto bersama Nun Alex & Pengurus DPP Tanaszaha Alumni Genggong yang berdomisili di Yogyakarta, awalnya berteduh dalam organisasi bernama Lingkar Mahasiswa Genggong Raya (Limagoya). Di kongres tersebut, namanya diganti menjadi Tanaszaha (Ikatan Alumni Santri Pesantren Zainul Hasan) Genggong Yogyakarta. Pergantian nama ini dilakukan untuk melaksanakan perintah Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah yang dituturkan dalam acara EXPO Kampus Nasional 2020, Januari lalu. Kala itu, Kiai Mutawakkil menyatakan bahwa nama resmi organisasi alumni Genggong adalah Tanaszaha. Foto bersama Nun Alex & Pengurus DPP Tanaszaha 2 Sejak saat itu, alumni Yogyakarta sadar bahwa perlu adanya perubahan dalam sisi nama organisasi. Perkara mengganti nama tentu bukan hal mudah. Terlebih lagi, Limagoya telah berusia 14 tahun sejak dibentuk pada tahun 2006. Namun sebagai santri, alumni Yogyakarta memutuskan untuk mengikuti perintah Pengasuh Pesantren. Dalam kongres, Muhammad Ilyas, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terpilih menjadi ketua. Ilyas menyatakan akan berusaha memimpin organisasi dan para alumni Yogyakarta dengan baik. “Semoga Tanaszaha bisa membawa kami lebih dekat dengan Para Pendiri dan Muassis Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong,” harapnya. Sehari setelah kongres, dilakukan pengukuhan pengurus Tanaszaha Yogyakarta Raya sekaligus pembacaan istighotsah, Sabtu (28/11/2020). Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Tanaszaha Dr. Abdul Aziz Wahab M.Ag hadir bersama jajaran pengurus DPP Tanaszaha. Doktor Aziz memberikan sambutan di acara tersebut. “Mahasiswa dan pemuda sekarang harus mempunyai karya, terlebih dalam bidang ilmiah. Sebab dengan hal itu pula kalian mampu mengharumkan nama besar Genggong,” pesan Doktor Aziz Wahab. Selanjutnya dilakukan pengukuhan pengurus Tanaszaha Yogyakarta Raya. Para pengurus dibai’at oleh Pengasuh Pesantren Genggong Nun Hassan Ahsan Malik S.Sy M.Pd. Nun Alex, sapaan karib ulama muda ini juga memberikan ceramah untuk memotivasi pengurus dan para alumni Yogyakarta. “Nama Tanaszaha adalah nama pemberian dari Guru kita, Almarhum Al-Arif Billah K.H Hasan Saifouridzall. Nama Tanaszaha ini memiliki makna dan arti yang suci. Proses pembuatan nama ini juga begitu suci,” terang Nun Alex. Kepala MA Zainul Hasan 1 Genggong ini mengungkapkan, sebelum memutuskan nama, KH. Hasan Saifouridzall bertirakat dan beristikharah. Tujuannya adalah untuk kebaikan organisasi di masa mendatang. “Setelah Limagoya diganti dengan Tanaszaha, arah alumni Genggong yang tinggal di Yogyakarta semakin jelas. Kiblatnya juga jelas ke Genggong. Semoga hal ini menjadi sebab kita mendapatkan Syafaat kelak,” tutur Nun Alex. (*) Editor: Abdur Rohim Mawardi Rate this post
6 November 2018
Umum
Event
Pameran Beras Analog Khas SMAU Haf-Sa Zainul Hasan Genggong di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur GENGGONG – SMA Unggulan (SMAU) Haf-Sa Zainul Hasan Genggong adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang mewakili kabupaten Probolinggo dalam pameran pendidikan yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sekolah menengah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong ini adalah salah satu dari 28 lembaga pendidikan negeri-swasta yang direkomendasikan mengikuti pameran tersebut. Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan Seminar Nasional Pendidikan Karakter Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0 yang bertema “SMA Maju Bersama..! Hebat Semua..!” Pada Senin (05/11/2018) di Hotel Shangrilla, Surabaya yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Banyak sekolah yang menampilkan produk-produk unggulan dari sekolah dan potensi daerah masing-masing. Stand SMAU dalam pameran ini membawa produk-produk yang dibuat peserta didiknya. Diantranya, smart home, smart lamp, program e-learning, kriya dan beras analog. Dari beberapa produk yang dipajang, Banyak dari pengunjung yang tertarik pada beras analog, salah satu produk SMAU yang akan dilombakan di Thailand awal Januari 2019 mendatang. Ketertarikan pengunjung pada beras analog karya siswa SMAU ini karena disamping bahannya yang mudah ditemukan, juga karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan, khususnya penderita diabetes dan kangker. Seperti yang dikatakan Nanik Nor Laila, siswi kelas XI saat mempresentasikan beras buatan khas SMAU ini pada pengunjung. Ustadzah Yenny Rahma, S.Pd, mengatakan, Beras analog dari tepung suweg dan tepung daun kelor ini Memiliki indeks glikemik 53,5. Menurutnya, beras ini bermanfaat untuk mengontrol kadar gula dalam darah, mengandung senyawa fenolik dan serat tinggi. “Cocok untuk di konsumsi oleh penderita diabetes, beberapa penyakit kanker, dan sebagai pangan alternatif program diet,” akunya. Kepala sekolah, ustadz M. Inzah, M.Pd.I mengatakan, beras analog khas siswa SMAU ini diminta untuk dipatenkan dan di produksi untuk umum oleh kepala cabang dinas (cabdin) pendidikan Jawa Timur Kabupaten-kota Probolinggo, Dra. Sri Yuliasih, M.M. “Katanya bu cabdin segera di patenkan dan diproduksi agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas,” akunya. Ustadz Inzah menambahkan, konsep stand SMAU menonjolkan nuansa pesantren seperti foto kiai, buku karangan ketua yayasan, dan hasil karya bimbingan bakat minat (bbm). “Sekolahku keren, sekolahku asli produk pesantren. Ini yang kita kenalkan pada masyarakat luas seperti yg tertera pada banner stand,” jelasnya. (Fid) “ 5/5 - (1 vote)
17 Juli 2018
Umum
Event
GENGGONG – Juara lomba foto on the spot di event Genggong Go Green telah ditetapkan oleh dewan juri. Pemenang lomba ini adalah Jamaluddin, warga Desa Karangpranti, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Hasil jepretannya dinilai sebagai yang terbaik dari puluhan foto kiriman para peserta. Obyek foto hasil jepretan Jamaluddin adalah sejumlah peserta ontel yang melintas di sebuah jembatan layang di rute Genggong Go Green. Jejeran peserta dengan sepeda kayuh itu tampak apik karena kompak mengenakan jersey kegiatan yang berwarna hijau. “Fokusnya tepat, sudut pengambilan gambarnya juga tepat. Komposisi warnanya serasi,” ujar Hendhy T Purnomo, salah satu juri lomba foto. Hendhy mengatakan, foto yang diabadikan Jamaluddin memenuhi kriteria paling komplit daripada foto jepretan puluhan fotografer lainnya. “Kesesuaian fotonya dengan tema Genggong Go Green paling pas. Cukup apik,” kata salah satu fotografer senior di Probolinggo ini. Dua juri lainnya, Zaenal Arifin dan Abdur Rohim Mawardi juga sependapat dengan penilaian Hendhy. Di lembar penilaian juri, jepretan Jamaluddin mendapat nilai tertinggi di antara hasil jepretan peserta yang lain. “Setelah diakumulasi nilai juri satu dengan juri yang lain, foto yang ini mendapat nilai tertinggi,” ujar Zaenal Arifin. Panitia lomba foto menetapkan 6 pemenang di lomba tersebut. Juara 2 dan juara 3 lomba masing-masing diraih peserta Muhammad Zainuri dan Irfan Fathullah. Lalu, ada 3 nominator yang ditetapkan juri. Mereka adalah Dimas Suprayitno, M Eko, dan Nur Fitra. Terkait penerimaan hadiah, para pemenang lomba akan dihubungi via ponsel oleh panitia lomba foto. Sebaliknya, pemenang diperkenankan menghubungi panitia dengan menghubungi nomor 085233333324. (*) JUARA 1: Jamaluddin JUARA 2: Muhammad Zainuri JURA 3: Irfan Fathullah NOMINATOR: Dimas Suprayitno NOMINATOR: M. Eko NOMINATOR: Nur Fitra 4/5 - (11 votes)
15 Juli 2018
Event
SELAIN mendidik para santri dalam pembentukan karakter mulia dan religius, komunitas pesantren juga semakin giat mengkampanyekan pelestarian lingkungan. Seperti kegiatan Genggong Go Green ini, sebuah event cinta lingkungan yang mengajak masyarakat untuk bersepeda bersama sebagai upaya hidup sehat dan mengurangi polusi udara. Ribuan pegiat sepeda akan memadati halaman P5 pesantren Zainul Hasan Genggong, sebagai lokasi utama event ini. mulai dari sepeda kuno (onthel), sepeda santai (funbike), sepeda balap dan sepeda gunung (roadbike), hingga becak gowes. Event yang akan dilaksanakan besok hari Ahad (15/7/2018) ini, merupakan event skala nasional. Ada 3 kategori dalam event ini, sepeda onthel, sepeda funbike dan roadbike, dan becak gowes. Pada setiap kategori tersebut, telah disediakan hadiah utama 3 umrah gratis, dan ratusan hadiah hiburan lainnya. Genggong Go Green, merupakan kampanye hidup sehat yang dilakukan komunitas pesantren, untuk mengajak masyarakat lebih mencintai alam dengan menjaga kelestariannya. Penggunaan sepeda dan gowes bareng ini, dilakukan sebagai sosialisasi mengurangi polusi udara yang dikeluarkan akibat penggunaan kendaraan bermotor serta limbah industri. (yex) Rate this post
10 Juli 2018
Event
MENJAGA lingkungan hidup menjadi tugas bersama. Termasuk, kalangan pesantren. Karenanya, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo, juga ambil bagian untuk ikut menjaga lingkungan dan menyelamatkan bumi dari kerusakan. Melalui Genggong go Green, Pesantren Zainul Hasan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan bersih. Serta, berupaya mengedukasi masyarakat dalam memilah, mengolah, hingga mendaur ulang sampah menjadi hal-hal yang lebih bermanfaat. Serta, berupaya menjauhkan pola pikir, bahwa hidup di pesantren identik dengan sesuatu yang kumuh, penuh sampah dan penyakit kulit. Sudah saatnya dunia pesantren tampil sebagai tempat yang sangat bersih dengan perilaku santri yang go Green. Menjaga lingkungan, penghijauan, dan kebersihan di manapun berada. Di samping itu, juga berusaha menanamkan mindset kepada masyarakat, guru, dan khususnya para santri untuk membiasakan bersepeda sebagai gaya hidup (bike to work). Agar, kiranya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dalam kegiatan sehari-hari. Ini juga sebagai upaya mengurangi efek rumah kaca dan polusi udara. Selain itu, kegiatan Genggong go Green mengajak masyarakat untuk lebih banyak bergerak dan berolahraga dengan bersepeda. Tema “Pokok’e Mancal” kali ini dipilih sebagai upaya mengajak masyarakat untuk hidup jauh lebih sehat, baik dengan sepeda balap, MTB, sepeda onthel, maupun becak gowes (bukan bentor). Biro Kepesantrenan Pesanren Zainul Hasan Genggong, telah membagikan sepeda dan rak parkir sepeda kepada seluruh lembaga pendidikan dan pondok cabang di bawah naungan Pesantren Zainul Hasan Genggong. Pemberian sepeda dan rak parkir itu juga dibantu dari bank BNI selaku supporting dalam upaya go Green. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pengajar harus sehat dan bugar. Baik para kiai, gus, maupun guru-guru yang terkait. Begitu simpul-simpul di masyarakat bergerak dengan hidup sehat, insya Allah masyarakatnya akan mengikuti dengan sendirinya. Semoga acara ini barokah dan selalui diridhoi Allah SWT. (*) 5/5 - (1 vote)
22 Juni 2018
Umum
Event
GENGGONG– Beragam persiapan dilakukan santri dan alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, untuk menyambut Haul Almarhum Al Arif Billah K.H. Moh. Hasan Genggong ke-63. Salah satunya dengan melakukan Gerakan Mengaji untuk Sang Guru. Gerakan ini dilakukan dengan mengkhatamkan Alquran, membaca surat Al Ikhlas, dan salawat khidlir sebanyak mungkin. Harapannya, semua pahala dari kegiatan ini untuk dihadiahkan kepada Al Marhum Kiai Moh. Hasan. “Khotmil Quran, pembacaan surah Al Ikhlas, dan salawat khidlir ini dilakukan untuk mengajak kebaikan dan juga mengharap barokah dari yang dihauli,” ujar Kepala Bagian Kediniyahan Biro Kepesantrenan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ustad Ach. Rosuli Zaid. Gerakan Mengaji untuk Sang Guru ini dilakukan setiap menjelang haul almarhum Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong. Setiap acara, dipastikan ada ratusan kali hataman Alquran, ribuan bacaan surat Al Ikhlas dan salawat dilakukan santri dan alumni. “Banyak juga simpatisan yang ikut melakukan gerakan ini. Karena, gerakan ini sifatnya berlaku untuk umum. Terutama, bagi mereka yang benar-benar berharap barokah dari shohibul haul,” ujar pria yang baru saja melepas masa lajagnya ini. Diketahui, tahun ini haul Almarhum Al Arif Billah Kiai Moh. Hasan Genggong, akan digelar di Masjid Jamik Al Barokah Genggong, Senin (25/6/2018), mulai pukul 08.00 WIB. Ribuan alumni dan simpatisan dari seluruh penjuru negeri ini sudah menyatakan siap hadir dan membawa rombongan. Memang, haul Kiai Moh. Hasan Genggong selalu menarik minat masyarakat untuk hadir. Dengan karomahnya yang sudah dikenal luas, banyak para habib, ulama, umara yang hadir bersama ribuan masyarakat. Mereka memenuhi masjid dan halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong. Sedangkan, hasil Gerakan Mengaji untuk Sang Guru ini biasanya dibacakan dalam acara haul. Karenanya, setiap santri, alumni, dan simpatisan yang melakukan gerakan ini diminta mengonformasikan hasilnya kepada panitia paling lambat Senin (25/6/2018), pukul 06.30 WIB. (*) 3.7/5 - (3 votes)
18 Mei 2018
Umum
Event
https://www.sellcompare.co.uk/apple/phone/Apple_iPhone_8_64gb Powered by flickr embed. 1.2/5 - (4 votes)
7 Mei 2018
Event
Registrasi klik DISINI 5/5 - (1 vote)
15 Maret 2018
Event
Pengumuman
Ayo Ikuti!! Turnamen Futsal Se Kabupaten Probolinggo di SMK Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Dalam rangka memeriahkan hari Jadi, SMK Hafshawaty Zainul Hasan Genggong akan mengadakan turnamen FUTSAL antar SMP/MTs sederajat se-kab. Probolinggo dengan tema “Tunjakkan Bakatmu, Jadilah Juara”. Turnamen ini akan diadakan pada 28-31 Maret 2018 yang bertempat di Lapangan futsal SMK Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Turnamen ini rencananya diikuti oleh 32 sekolah tingkat SMP sederajat dengan biaya pendaftaran GRATISSSSSSS!!!!. CP Pendaftaran: ustad Didik :085 233 085 951 ustad John :085 351 072 280 TOTAL Hadiah Rp. 5 .000. 000, -00 dan Tropi plus Beasiswa Pendidikan senilai Rp. 1.200.000 per tahun per siswa untuk tim juara. Buruan Daftar..! 4/5 - (2 votes)
7 Maret 2018
Umum
Event
Youtube video with Wix.com here Powered by flickr embed. Rate this post
12 Februari 2018
Umum
Event
Pengurus Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur resmi dilantik sekaligus menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta), Ahad (4/2) di SMP 5 Genggong. Menariknya, dalam kegiatan yang diikuti oleh 70 orang peserta ini juga dilakukan ikrar pengurus oleh para pengurus baru. Ikrar ini pada intinya adalah komitmen untuk bersama-sama membesarkan organisasi dan membentengi para generasi muda dengan kegiatan positif dengan tetap berpegang teguh kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). “Kegiatan ini digelar untuk merefresh kepengurusan dan memberi semangat baru bagi kader baru di internal organisasi IPNU khususnya PK IPNU Zaha Genggong,” kata Ketua PK IPNU Zaha Genggong. Sementara Ketua PC IPNU Kota Kraksaan Khairul Imam meminta supaya kader yang baru agar tetap menjaga NKRI dan berhaluan pada Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) demi menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan isu di media. “Saya berpesan kepada kader yang baru dilantik agar selalu bersemangat dalam menjalankan organisasi dan selalu bersinergi dengan MWCNU dan GP Ansor agar selalu bisa bekerja sama,” katanya. Imam berharap untuk seluruh kader baik dari kepengurusan maupun yang di Makesta agar selalu belajar, karena IPNU itu mengajari agar selalu haus ilmu dan tidak lupa ditanamkan jiwa berjuang demi ummat dan bangsa dengan cara menjaga NKRI dan berhaluan pada Ahlussunnah wal Jamaah. “Saat ini banyak yang akan merongrong negara kita, baik dari ketahanan, isu terkini sampai media. Terakhir adalah bertakwa, sebagai santri NU kita agar selalu tidak lupa untuk menunaikan kewajiban kita sebagai ummat Islam,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni) Rate this post
25 September 2017
Umum
Event
PERSIAPAN: Panitia bagian konsumsi tampak sibuk mencincang daging untuk dihidangkan pada acara haul K.H. Sholeh Nahrawi. GENGGONG– Beragam persiapan haul Almarhum Al Arif Billah K.H. Sholeh Nahrawi, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, terus dimatangkan. Tak hanya dari segi acara, panitia juga menyiapkan konsumsi untuk para jamaah. Dalam acara yang akan digelar pada Senin (25/9/2017) itu, panitia akan menyiapkan 3.000 nampan nasi. Setiap nampan nasi ini bisa dinikmati oleh empat sampai lima orang. Ribuan nampan nasi ini akan disebar di 45 pos dengan masing-masing pos minimal 60 nampan. Selain “nasi nampan” panitia juga menyiapkan 540 nasi bungkus. Namun, ratusan nasi bungkus ini khusus santri yang bertugas menyebarkan ribuan nasi nampan. Di sisi lain, panitia juga menyiapkan air mineral masing-masing 10 dus di setiap pos. Demi memenuhi hidangan ini, panitia sampai menyembelih seekor sapi dan 65 kambing. Kepala Seksi Konsumsi Panitia Haul Almarhum K.H. Sholeh Nahrawi, Ustad Nawi Aswari mengatakan, dari 45 pos penempatan nasi nampan itu ada 8 koordinator. “Sedangkan, setiap kelompok (setiap pos) terdiri 12 orang plus ketua dan koordinator,” ujarnya. Ribuan nasi nampan itu akan mulai didistribusikan dari dapur utama ke setiap pos mulai pukul 07.00 WIB. Setiap kelompok petugas nantinya, akan langsung membawa nasi nampan ke setiap posnya. “Pos 1 sampai 18 untuk muslimin dan pos 19 sampai 45 muslimat,” ujar Nawi. (arz) 1/5 - (1 vote)
23 September 2017
Umum
Event
JAKARTA – Dewan Pengurus Cabang Tanaszaha (Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan Genggong) Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) akan kembali menggelar kegiatan haul ke-62 Almarhum Al-Arif Billah KH. Mohammad Hasan Genggong. Kegiatan tersebut akan digelar pada hari Sabtu, 23 September 2017 malam, dimulai pada pukul 20.00. Eldy Alfi Rudy, ketua panitia haul mengatakan, kegiatan akan dilangsungkan di komplek DPR RI Kemanggisan, Pal Merah Jakarta Barat. Shohibul bait Pesantren Zainul Hasan Genggong yang akan hadir pada haul di antaranya adalah Nyai Hj. Malika Balqis, Nyai Hj Endah Nihayati, Nun Hassan Ahsan Malik, Neng Hasanatud Dzaraini beserta keluarga. “Kami mengundang para alumni pesantren yang tinggal di wilayah Jabodetabek, juga masyarakat umum untuk menghadiri haul Almarhum Kiai Hasan Sepuh,” terang Eldy. Pada haul, seluruh hadirin akan bersholawat bersama ribuan jamaah Majelis Nurul Mustofa pimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf. Haul tahun ini bertema “Tanaszaha Jabodetabek Bersholawat Bersama Majelis Nurul Musthofa dalam rangka haul ke-62 KH. Mohammad Hasan Genggong”. Eldy mengungkapkan, haul digelar untuk berdoa bersama dan mengenang kembali sejarah hidup Kiai Hasan Sepuh di kalangan alumni dan juga masyarakat umum. Sebab menurutnya, Kiai Hasan Sepuh adalah sosok ulama yang cukup disegani tak hanya di Probolinggo saja. “Beliau adalah salah satu ulama kesohor yang cukup disegani di seluruh Indonesia. Banyak kisah-kisah tentang kepribadian Kiai Hasan Sepuh yang patut kita teladani bersama,” terangnya. Selain itu, Tanaszaha setempat juga menjadikan kegiatan haul sebagai sarana syiar Islam di kawasan Jabodetabek. “Sekaligus memperkenalkan Tanaszaha kepada masyarakat umum. Kami berharap kehadiran masyarakat Jabodetabek pada haul ini,” terang Eldy. Sementara itu, Shohibul bait Pesantren Zainul Hasan Genggong sekaligus pembina Tanaszaha Jabodetabek Ning Ghina Nafsi mengatakan, haul digelar dengan sejumlah tujuan. “Tidak ada niat lain selain mencari barokah dari Kiai Sepuh. Kedua, haul ini sebagai sarana bagi para alumni Pesantren Genggong untuk berkumpul dan bersilaturahim dengan sesama alumni yang lain,” ungkap Ning Nana, sapaan karib putri dari Nyai Hj Malika Balqis ini. Selain itu, Ning Nana mengungkapkan bahwa tujuan haul juga untuk memperkenalkan Pesantren Genggong kepada masyarakat Jakarta. “Begitupun juga kepada tokoh-tokoh yang ada di Jakarta, juga kepada para habaib yang ada di Jakarta,” terang Ning Nana yang tinggal di Jakarta ini. Ning Nana bersyukur karena persiapan haul ini berjalan cukup lancar. Sebagai contoh, ketika panitia mengundang Habib Hasan bin Ja’far Assegaf berikut Majelis Nurul Musthofa untuk membaca sholawat di haul. “Alhamdulillah beliau menyanggupi. Padahal untuk mengundang beliau, setidaknya undangan harus disampaikan setahun sebelumnya (karena padatnya jadwal),” ungkap Ning Nana. (eem) 5/5 - (1 vote)
23 September 2017
Umum
Event
JAKARTA – Sejak beberapa tahun terakhir, haul Kiai Hasan Sepuh di Jakarta rutin digelar tiap tahun. Dari tahun ke tahun, pelaksanaan haul semakin membaik. Terutama karena semakin banyak masyarakat yang hadir. Shohibul bait Pesantren Zainul Hasan Genggong Ning Ghina Nafsi selaku pembina Tanaszaha Jabodetabek cukup bersyukur atas kelancaran kegiatan haul rutin tersebut. “Barokah Kiai Hasan Sepuh benar-benar terasa. Sejak haul pertama kali digelar sampai haul kali ini, alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” terang Ning Nana, sapaan karib beliau. Menurut putri dari Nyai Hj Malika Balqis ini, Jakarta berbeda dengan daerah-daerah lain dalam banyak aspek. “Lingkungan dan masyarakatnya kompleks,” ungkap beliau. Ning Nana mengatakan, sebenarnya banyak majelis Rasulullah yang aktif di Jakarta. Namun di tempat tinggal beliau di Jakarta, kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa jarang digelar. “Sehingga untuk menggelar kegiatan seperti itu, proses izinnya lumayan sulit.” ungkap beliau. Namun, secara perlahan pandangan masyarakat sekitar mulai berubah. Mereka mulai akrab dengan kegiatan pengajian maupun majelis-majelis Rasulullah. Termasuk hadir untuk meramaikan kegiatan haul Kiai Hasan Sepuh. “Barokah itu tidak bisa dijelaskan pengertiannya, kecuali ketika kita masing-masing sudah merasakan apa itu barokah. Saya berharap para alumni dan hadirin pada kegiatan haul mendapat barokah dari Kiai Hasan Sepuh,” harap Ning Nana. (eem) 4.6/5 - (5 votes)