11 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Momentum penuh hikmah, mengenang sosok ulama karismatik yang tidak hanya berjasa dalam bidang pendidikan dan dakwah, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Haul ke-35 Almarhum Al-‘Arif Billah KH. Hasan Saifourridzall digelar pada Selasa malam (27/05/2025), di Masjid Jami’ Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong. Ribuan jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari para ulama, habaib, pejabat, santri, alumni, dan simpatisan hadir memadati kawasan area pondok pesantren demi mengharap barokah Sang Guru, utamanya Shohibul Haul Almarhum Al-‘Arif Billah KH. Hasan Saifourridzall. Acara diawali dengan pembacaan Maulid Nabi oleh Hadrah Al Hasanain Genggong, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan manakib KH. Hasan Saifourridzall yang dibawakan langsung oleh Gus dr. Moh. Haris, M.Kes., Bupati Probolinggo sekaligus cucu pertama Almarhum Al-‘Arif Billah KH. Hasan Saifourridzall. Dalam manakibnya, Gus Haris mengajak para hadirin meneladani sosok kakeknya, KH. Hasan Saifourridzall, melalui untaian pantun yang penuh makna dan nuansa cinta kepada ulama: Jalan-jalan ke Pasar Pajarakan,Mampir sebentar beli tape manis,Haul ini bukan hanya kenangan,Tapi bukti cinta yang tak pernah habis. Pantun tersebut menjadi pembuka yang menggugah suasana majelis, menyampaikan bahwa haul bukan sekadar kenangan tahunan, tetapi wujud cinta sejati kepada para pendahulu yang telah berjuang lahir dan batin untuk agama dan bangsa. Gus Haris juga menegaskan bahwa KH. Hasan Saifourridzall adalah pejuang sejati yang semangat kebangsaannya telah tumbuh sejak masa muda. “Beliau lahir 28 Oktober 1928, bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda. Ini bukan kebetulan, karena sejak muda beliau aktif dalam barisan pejuang pasukan Ansoruddinillah hingga Hizbullah,” ungkap Gus Haris. Tak hanya sebagai ulama dan pejuang, KH. Hasan Saifourridzall dikenal pula sebagai seniman, politisi, bahkan akademisi. Sosoknya yang santun, sederhana, dan penuh cinta kepada orang tua menjadi teladan bagi santri dan masyarakat umum. “Nilai birrul walidain sangat kuat dalam diri beliau. Keluar ke musala saja beliau pamit dan mencium kaki sang ibunda,” ujar Gus Haris. Acara dilanjutkan dengan ceramah agama oleh KH. Ahmad Chalwani Nawawi, Ra’is Jam’iyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah. Dalam tausiah-nya, KH. Chalwani mengingatkan jamaah tentang pentingnya adab, keikhlasan, dan kekuatan ruhani para pejuang Islam, khususnya kalangan pesantren. “Dalam bahasa Arab, kata haul itu bisa berarti tiga makna: kekuatan (power), sekitar (radius), dan tahun. Ini menandakan bahwa haul bukan hanya mengenang, tapi menyalurkan kekuatan spiritual yang memancar luas,” tutur KH. Chalwani. Beliau juga mengingatkan pentingnya etika ziarah, membaca basmalah dan doa perlindungan saat bepergian, serta bahaya meninggalkan majelis ilmu. “Dalam sebuah hadis diungkapkan bahwa apabila seseorang tidak mengaji selama 40 hari, akan datang dua penyakit di dalam dirinya, yaitu kerasnya hati dan mudah terjerumus dosa besar,” tegasnya. KH. Ahmad Chalwani Nawawi turut menyinggung peran besar kalangan pesantren dalam perjuangan melawan penjajah. “Yang paling berani menentang penjajahan Belanda di Tanah Jawa adalah para santri. Lihatlah Pangeran Diponegoro atau Ontowiryo, mereka adalah santri yang berani angkat senjata karena cinta tanah air,” ujarnya penuh semangat. Setelah ceramah agama dibawakan, selanjutnya pembacaan Yasin yang dibacakan oleh KH. Moh. Hasan Maulana dan pembacaan tahlil yang dibacakan oleh KH. Moh. Hasan Zidni Ilma dan ditutup dengan doa bersama yang kembali dipimpin oleh KH. Ahmad Chalwani Nawawi, dengan membaca doa tawasul sebagai penegasan bahwa semangat perjuangan, ilmu, dan keteladanan KH. Hasan Saifourridzall terus hidup di hati para hadirin yang hadir. (Zaka/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Haul KH Mohammad Hasan Genggong di Probolinggo tahun ini terasa sedikit berbeda. Di tengah lautan santri dan jamaah yang larut dalam doa dan zikir, tampak sekelompok orang berseragam sederhana, membawa alat kebersihan. Mereka bukan tamu, bukan pula panitia inti. Mereka adalah “Tim Sapu Bersih” yang dipimpin langsung oleh Ustaz Bogel, bagian dari perlengkapan Pesantren Zainul Hasan Genggong. Begitu rangkaian haul selesai, tim ini tak menunggu aba-aba. Dengan sigap, mereka menyisir seluruh area acara, dari lapangan utama hingga lorong-lorong sempit di sekitar pondok. Sapu lidi, karung plastik, dan semangat gotong royong menjadi senjata utama mereka untuk memastikan lingkungan kembali bersih seperti sediakala. “Ini sudah menjadi tradisi kami setiap ada kegiatan besar pondok. Kami ingin menjaga kebersihan sebagai bagian dari nilai-nilai pesantren,” ujar Ustaz Bogel saat ditemui di sela-sela kegiatan bersih-bersih. Menurutnya, tim sapu bersih bukan hanya bertugas teknis, tapi juga membawa pesan moral kepada para santri dan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Kami ingin menunjukkan bahwa selesai acara bukan berarti selesai tanggung jawab. Justru di situlah pengabdian dimulai,” ungkapnya. Dengan gerakan cepat namun teratur, tim ini menyulap area yang sebelumnya penuh jejak ribuan orang menjadi kembali rapi. Tak ada teriakan, tak ada keluhan. Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan. “Kami bekerja dalam senyap, tapi harapannya bisa berdampak luas. Ini bagian dari pengabdian kami kepada pesantren dan masyarakat,” tutup Ustaz Bogel. (Jhon/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
Event
Genggong Nusantara – Gus Haris membacakan manaqib shohibul haul pada haul ke-71 KH Moh Hasan, Sabtu (20/04/24). GENGGONG – Ada hal unik saat peringatan haul Al-Arif Billah KH. Moh. Hasan yang ke-71 di Masjid Al Barokah Genggong. Gus dr. Haris menghadirkan sebuah puisi elok saat membacakan manaqib shohibul haul pada Sabtu (20/04/24). Gus dr. Haris, M.Kes memang terkenal sebagai salah satu shohibul bait yang sering kali mengekspresikan berbagai hal melalui seni. Ya Wali, Malaikatku (Ibu), dan Tahajjud merupakan salah satu dari banyaknya lagu originalnya yang berhasil memikat hati pendengarnya. Puisi yang digubah sedemikian syahdu itu beliau bacakan di hadapan KH Zulfa Mustofa, KH Zuhri Zaini, segenap shohibul bait dan para ribuan hadirin yang memadati lokasi. Menurut beliau, puisi tersebut beliau dedikasikan untuk sang Murobbi yang telah membimbing dan membina masyarakat. Genggong Nusantara – Gus Haris membacakan manaqib shohibul haul pada haul ke-71 KH Moh Hasan, Sabtu (20/04/24). “Puisi ini sebagai kesimpulan dari (manaqib) sosok Kiai Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin,” jelas putra Ning Sus itu. berikut puisi beliau: Di sunyinya malam bulan terang bersinarcerminan cahaya sang guru yang bercahaya terpendam‘kan selalu melekat di hati umatdan selalu menerangi jiwa-jiwa yang pekatKiai Hasan penuh khidmat dan cintaseperti embun pagi yang menyejukkan jiwaseperti mawar wangi yang menyedapkan rasabimbingannya bagai mata air yang jernihmengalir membasahi setiap hati yang haus aroma surgadi pesantren ini, kiai Hasan berdiriistiqomah dalam khidmatnya cintadoa-doa selau mengalir dari bibirnyamenyentuh langit menghadirkan damai di bumitak perah lelah, tak pernah pudar penuh semangat dan selalu berpendarkiai hasan, penjaga kebenaran dan keadilandalam kesederhaannya, namanya kan selalu bersinar terangbagai cahaya, di kegelapan malam membawa harapan bagi yang padamyaa kiai hasan, nama yang diukir dalam hati setiap umatengkaulah tauladan, engkaulah cahayaengkaulah panutan hingga akhir zaman. (Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
Sejumlah masyarakat tampak khusu’ saat menghadiri Haul Kiai Hasan Genggong, Kamis (10/04) | Genggong Nusantara GENGGONG – Lautan manusia tumpah ruah dari Masjid Jami’ Al-Barokah Genggong hingga pondok putri Hafshawaty Induk, Kamis (10/04/2025). Mereka datang dari berbagai daerah untuk menghadiri haul KH. Moh. Hasan bin Kiai Syamsuddin bin Kiai Qoyyiduddin—ulama karismatik yang dikenal sebagai tokoh penting Nahdlatul Ulama sekaligus wali yang disegani.Haul tahunan ini bukan sekadar seremoni keagamaan. Bagi ribuan jemaah yang hadir, ini adalah momentum spiritual untuk menadahkan tangan, mengharap berkah dari sosok yang dipercaya memiliki karomah dan kedalaman ilmu yang langka. Masyarakat memadati halaman PZH Genggong saat Haul Kiai Hasan Genggong, Kamis (10/04). | Genggong Nusantara KH. Hasan Genggong dikenal sebagai pribadi zuhud yang sejak muda telah menapaki jalur keilmuan hingga ke Tanah Suci, menimba ilmu di Mekkah dan Madinah. Ketokohannya mulai bersinar sejak berguru pada Kiai Kholil Bangkalan, salah satu ulama besar Nusantara yang juga guru dari para pendiri NU. Sejak itu, cerita tentang karomah dan kewaliannya menyebar luas di tengah masyarakat.Namun, pengaruh Kiai Hasan tak hanya berhenti di ranah spiritual. Ia juga dikenal sebagai penjaga tradisi lokal di tengah arus modernisasi yang kian deras. Di tangannya, adat istiadat leluhur tetap terjaga, diwariskan lintas generasi tanpa kehilangan relevansi. Sejumlah program sosial dan kegiatan amal turut mengukuhkan kiprahnya sebagai tokoh masyarakat yang peduli dan merangkul semua kalangan.“Beliau seperti pelita,” kata salah satu jemaah, “yang menerangi jalan bahkan setelah tiada.”Jejak perjuangan dan kebijaksanaannya terus hidup, bukan hanya dalam catatan sejarah pesantren, tapi juga di hati masyarakat yang setia mengenangnya. Haul Kiai Hasan bukan hanya ajang mengenang, melainkan bukti bahwa nilai-nilai luhur tak lekang oleh waktu. (Kak) 5/5 - (1 vote)
27 hari yang lalu
Umum
SURABAYA – KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah selaku Ketua Umum MUI Jatim menegaskan pentingnya mengawal spiritualitas media sosial dalam sebuah kegiatan silaturahim dan konsolidasi, Selasa (02/04/2024) di kantor MUI Jawa Timur, Surabaya. Menurut beliau, ulama memiliki peran penting dalam membantu pemerintah dalam melaksanakan amanah kepada masyarakat dengan baik. Kegiatan yang mengusung tema MUI Mengawal Spiritual Media Sosial ini juga dihadiri oleh ketua umum pusat KH. Anwar Iskandar dan seluruh pengurus MUI se-Jawa Timur. Selain itu, hadir juga jajaran TNI, Polri, dan Forkopimda di seluruh Jatim. Kiai Mutawakkil juga menegaskan, ulama dalam hal ini MUI mesti berupaya menjaga dan memelihara umat dengan baik. “Sebagai khodimul ummah, MUI berupaya menjaga dan memelihara umat melalui argumen dan narasi keagamaan, serta menghindarkan umat dari pesimisme dalam menghadapi kompleksitas kehidupan,” jelas pengasuh PZH Genggong itu. Beliau juga menyoroti hubungan baik antara ulama dan umara di Jatim yang memberikan penanganan cepat terhadap masalah sosial. “Relasi yang baik ini harus kita syukuri dan pertahankan. Kondisi dan kemapanan tatanan sosial seperti ini harus dipertahankan untuk menjaga ketertiban sosial di tengah arus media sosial yang semakin kompleks,” jelasnya. (Kak) 5/5 - (2 votes)
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Madrasah Aliyah Islamiyah Syafi’iyah (MAIS) Paiton mengadakan kunjungan studi banding ke Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong pada Rabu (07/05/2025). Acara ini berlangsung di Aula KH. Moh. Hasan, Pondok Pusat PZH Genggong. Kunjungan ini menjadi bagian dari program silaturahmi media yang bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada para siswa/i MAIS dalam memahami dunia media digital pesantren. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekaguman pihak MAIS terhadap kualitas dan konsistensi tim media Genggong Nusantara dalam menyampaikan informasi dakwah dan pesantren melalui media sosial. Dalam kegiatan tersebut, para siswa-siswi mendapatkan pemaparan langsung perihal media digital dikelola secara profesional oleh Genggong Nusantara unit kreatif dalam bidang media sosial yang berada di bawah naungan Biro Kominfo PZH Genggong. Pimpinan Kominfo Pesantren Zainul Hasan Genggong, menyambut baik kedatangan rombongan MAIS. Ustaz Fakhrur Rizky menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangun pengembangan media digital santri serta mendorong semangat kreatif di era media sosial. “Kami berharap silaturahmi ini tidak hanya menjadi kunjungan, tapi juga membuka ruang pembelajaran praktik langsung yang bisa terus dikembangkan oleh santri-santri MAIS,” ungkapnya. Lebih lanjut, ia menawarkan mereka untuk melihat langsung proses Genggong Nusantara bekerja dan eksekusi lapangan. “Kami terbuka akan hal itu,” tambahnya. Kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif dan pemaparan proses produksi media digital. Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya seputar dunia media digital, desain grafis, penyuntingan video, serta pengelolaan media sosial. “Hampir rata-rata dari kami ini belajar secara otodidak, baik desain maupun editing vidio dan lain-lain. Ini dikarenakan rasa ingin tau yang besar, utamanya dalam bidang pengembangan media digital,” ucap Ustaz Kukuh saat memaparkan materi. Wakil dari salah satu Ustaz pendamping siswa-siswi MAIS mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan hangat dan pembelajaran yang sangat bermanfaat. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi pemantik semangat para santri MAIS untuk terus belajar dan berkembang di bidang media digital yang islami, edukatif dan menarik. (Zaka/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Langit Genggong berpendar dalam cahaya, menyambut ribuan santri, alumni, dan masyarakat yang membanjiri Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kamis (13/2). Haflatul imtihan ke-93 bukan sekadar perayaan, melainkan momentum yang mempertemukan berbagai generasi santri dan alumni, memperkuat syiar Islam, serta meneguhkan peran pesantren dalam membangun karakter bangsa. Ustadz Azkalakum Zakiyullah, S.Pd., ketua panitia haflatul imtihan, menegaskan bahwa setiap elemen dalam logo acara memiliki makna mendalam. “Di logo haflatul imtihan ini terdapat simbol rukun iman, rukun Islam, serta ikon menara pesantren sebagai lambang kebangkitan ilmu dan dakwah,” kata Ustadz Aka saat diwawancarai pada Jumat (14/2) dini hari. Tema “Perayaan: Khidmah Santri untuk Negeri” mencerminkan komitmen pesantren dalam melahirkan generasi yang siap mengabdi, baik dalam aspek keagamaan maupun sosial. Haflatul imtihan bukan hanya seremoni tahunan, tetapi juga manifestasi kecintaan santri terhadap ilmu dan perjuangan membangun bangsa. Lebarannya Kaum Santri: Ajang Silaturahim dan Nostalgia Bagi santri dan alumni, haflatul imtihan adalah lebarannya kalangan santri. Acara ini menjadi momen sakral dalam menjalin silaturahim dengan shohibul bait, para masyayikh, keluarga besar pesantren genggong, serta sahabat seperjuangan. “Haflatul imtihan bukan sekadar perayaan, tapi juga momentum bagi santri dan alumni dalam menjaga hubungan baik dengan guru, meski mereka sudah berada di luar,” ujar pria yang akrab disapa Ustadz Aka, pada Jumat (14/2) dini hari. Di antara lautan manusia yang hadir, ada wajah-wajah penuh rindu. Alumni dari berbagai daerah datang, mengenang masa-masa indah mereka saat mondok. Mereka kini tersebar di berbagai bidang, mulai dari pendidik, pemimpin, hingga pengusaha sukses. Namun, satu hal yang mereka pegang teguh: rasa cinta terhadap pesantren yang telah membentuk karakter akhlakul karimah dan keilmuan mereka. Momen istimewa dalam Haflatul Imtihan ke-93 tahun ini adalah terpilihnya salah satu shohibul bait, Gus dr. Muhammad Haris, M.Kes. sebagai bupati Probolinggo. “Beliau adalah keluarga Genggong, sebentar lagi akan memimpin Kabupaten Probolinggo. Hal ini membuktikan bahwa kaum santri tidak hanya bisa menjadi ulama, tetapi juga pemimpin bangsa,” ujar Ustadz Aka. Keberhasilan kalangan pesantren dalam menempati posisi strategis di pemerintahan menegaskan bahwa pesantren adalah kawah candradimuka bagi pemimpin berintegritas, yang siap mengabdi untuk negeri. Haflatul Imtihan: Manifestasi Nyata Khidmah Santri untuk Negeri Di tengah gegap gempita perayaan, Haflatul imtihan ke-93 kembali menegaskan bahwa pesantren bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, tetapi juga lembaga pendidikan yang menempa santri menjadi insan berkontribusi bagi agama dan negara. “Santri dan alumni menjunjung tinggi nilai akhlak, menjaga hubungan baik dengan para masyayikh keluarga besar Genggong, serta mengabdikan diri untuk masyarakat,” pesan Ustadz Aka. Bukan sekadar tradisi tahunan, Haflatul imtihan adalah bukti nyata khidmah santri dalam membangun peradaban. (Jhon/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong, Minggu (9/3) malam, dalam malam puncak Lailatul Qiro’ah sekaligus Haul Almarhumah Al Arifah Billah Nyai Hj. Himami Hafshawaty. Suasana penuh khidmat terasa sejak selepas salat isya, ketika lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari panggung utama. Sejumlah qori nasional dan internasional turut menghidupkan acara ini, di antaranya H. Abdullah Fikri asal Jawa Barat, Ustadz Mahfudz Aziz dari Lumajang, dan Lailatul Mubarokah asal Gresik. Tak hanya itu, tausiah penuh hikmah dari KH. Imam Hambali, mubalig asal Surabaya, semakin menambah keberkahan momen sakral ini. Haul Nyai Hj. Himami Hafshawaty: Mengenang Sosok Pendidik Penuh Kasih Haul ini menjadi pengingat akan sosok Nyai Hj. Himami Hafsawati, figur yang dihormati atas dedikasinya dalam dunia dakwah dan pendidikan Islam. Bahkan dilansir dari situs berita Times Indonesia, Nyai Hafsa pernah menegur santri putri yang bernyanyi lantang pada malam hari. Alih-alih menegurnya dengan keras, Nyai Hafsah justru mengirimkan kulak pisang kepada santri putri tersebut melalui seorang abdi dalem. “Beliau penuh kasih sayang, tak kenal lelah membimbing santri agar menjadi pribadi yang berakhlak dan berilmu,” ujar Muhammad Luthfi, salah satu alumnus. Gus Haris Tekankan Pentingnya Menjaga Tradisi Islam Bupati Probolinggo, dr. Gus Haris, yang juga bagian dari keluarga besar PZH Genggong, hadir dalam acara ini dan menyampaikan pesan penting. “Semoga kita selalu dalam keberkahan dan terus menjaga warisan budaya Islam agar tidak punah,” tuturnya di hadapan ribuan jamaah. Beliau juga mengapresiasi lomba musik patrol yang menjadi bagian dari tradisi pesantren sejak era KH. Muhammad Hasan Hafidzul Ahkam (Nun Atong). “Patrol bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana dakwah dan kebersamaan. Ini harus terus kita lestarikan,” imbuhnya. Komitmen Pemerintah dalam Pendidikan Agama Selain itu, Gus Haris menegaskan dukungan pemerintah dalam memperkuat pendidikan agama di Probolinggo. “Kami ingin setiap anak memiliki bekal ilmu agama yang kuat. Pendidikan baca tulis Al-Qur’an akan menjadi kurikulum wajib,” tegasnya. Acara yang sarat dengan makna ini ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan kemajuan bagi masyarakat Probolinggo. Dari Genggong, gema ayat suci membahana, meresap ke dalam hati, mengingatkan kebesaran-Nya. (Jhon/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Hujan deras tak menyurutkan semangat ribuan santri dalam menyambut kedatangan dr. H. Mohammad Haris Damanhuri Romly, M.Kes., Bupati Probolinggo, di Pesantren Zainul Hasan Genggong, pada Jumat (28/2). Gemuruh selawat menggema dari para santri, menambah syahdu suasana penyambutan beliau yang segera dikalungi bunga. Kedatangannya menjadi momen penting setelah mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Setibanya di lokasi, beliau langsung menuju maqbaroh pendiri pesantren, KH. Moh. Hasan Genggong, untuk berziarah. Seusai ziarah, beliau langsung memberikan pesan inspiratif kepada para santri yang tengah menunggu petuahnya di Masjid Al-Barokah. “Hidup adalah perjalanan yang penuh tantangan. Jangan takut punya cita-cita tinggi, karena dari impian besar itulah kita bisa tumbuh dan belajar,” ujar pria yang akrab disapa Gus Haris di hadapan para santri. Beliau juga mengingatkan bahwa kesuksesan bukan hanya soal pencapaian materi, tetapi lebih kepada manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat. “Menjadi sukses bukan sekadar tentang harta, tapi bagaimana kita bisa memberi manfaat untuk orang lain,” lanjutnya. Dalam kesempatan itu, Gus Haris berbagi pengalaman pribadinya. Ia mengaku sejak kecil tidak pernah bercita-cita menjadi bupati. “Dulu saya ingin menjadi arsitek, bukan politisi. Tapi hidup ini penuh kejutan, dan kita harus siap menghadapi perubahan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kebaikan,” tuturnya. Lebih lanjut, Gus Haris menegaskan bahwa jabatan yang diembannya saat ini bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. “Menjadi bupati bukan tentang kehormatan pribadi. Ini soal bagaimana kita bisa menjalankan pemerintahan yang benar dan membawa manfaat bagi masyarakat,” katanya. Beliau juga mengapresiasi perjuangan para relawan, masyarakat, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam perjalanan politiknya. “Keberhasilan ini bukan milik saya sendiri, tapi hasil kerja keras banyak orang. Saya hanya bagian kecil dari perjuangan besar ini,” ujar Gus Haris dengan nada haru. Setelah memberikan sambutan, Gus Haris langsung menuju kediaman utama untuk bertemu sang ibunda, Nyai Hajah Diana Susilowati Saifourridzall. (Jhon/Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
Event
Genggong Nusantara – KH Moh Hasan Mutawakkil bersama shohibul bait lainnya mendampingi KH Zulfa Mustofa. GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong menggelar peringatan haul pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong sekaligus pejuang Nadlatul Ulama, KH Moh Hasan di Masjid Al Barokah Genggong. Haul yang ke-71 ini diisi dengan ceramah agama Wakil Ketua Umum KH Zulfa Mustofa pada Sabtu (20/04/2024). Dalam ceramahnya, beliau menerangkan kiprah kiai Hasan dalam membina dan membimbing masyarakat sangat besar. Menurutnya, kiai Hasan memang terkenal dengan harokah atau pergerakannya dalam memperjuangkan bangsa dan negara.“Ulama NU memang terkenal dengan 4 aspek: aspek keilmuan; aspek keaswajaan; aspek kemasyarakatan; aspek kebangsaan,” terangnya kepada hadirin. Genggong Nusantara – KH Zulfa Mustofa memberikan sambutan di Haul KH Moh Hasan ke-71, Sabtu (20/0424). Puluhan ribu hadirin memadati halaman pesantren hingga merayap ke jalanan depan pesantren. Meski begitu, para hadirin tetap mengikuti haul dengan khidmat lantaran ada tarop sepanjang jalan yang menghalangi dari terik panas matahari. Padatnya warga yang hadir membuat banyak simpatisan yang turut menyiapkan makanan dan minuman gratis di berbagai titik lokasi di luar area pesantren. Makanan itu disajikan untuk para warga yang hendak hadir ke haul. Sajian makanan itu didapatkan dari gotong royong para simpatisan di luar panitia haul. Mereka menyiapkannya atas dasar kepedulian dan mencari berkah dari sang pendiri pesantren. (Kak) Rate this post
27 hari yang lalu
Umum
GENGGONG – Haflatul Imtihan ke-93 Pesantren Zainul Hasan Genggong kembali digelar dengan penuh kemeriahan, Rabu (12/02). Acara yang diselenggarakan di halaman PZH Genggong ini menjadi momen istimewa bagi seluruh santri, alumni, simpatisan dan masyarakat sekitar yang antusias menyaksikan berbagai rangkaian kegiatan. Pre-opening resepsi puncak haflatul imtihan kali ini menyajikan penampilan-penampilan yang variatif. Santri lembaga TK/MI/SD di bawah naungan Yayasan Pendidikan PZH Genggong berhasil membuat para hadirin terpukau dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’annya, qosidahnya, hingga puisinya. Tidak sampai disitu, grand opening yang dikemas dengan ciamik mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para hadirin. Berbagai atraksi lainnya dan nyanyian merdu dari tim paduan suara santri puteri menambah sempurna jalannya acara. Selain pentas seni, haflatul imtihan juga menjadi ajang unjuk prestasi santri dalam berbagai bidang. Berbagai prestasi akademik dan non-akademik berhasil diraih para santri dalam periode setahun ini. Keberhasilan santri PZH Genggong tidak hanya kompetisi tingkat nasional. Beberapa santri dari lembaga SLTA atau perguruan tinggi di bawah naungan yayasan pendidikan PZH Genggong juga meraih prestasi tingkat internasional. Menanggapi hal tersebut, Nyai Hj. Idhom Umi Athiyah dalam sambutannya membeberkan perjuangan asatidz dan shohibul bait dalam membina dan membimbing santri.“Ini menandakan kejayaan santri Pesantren Zainul Hasan Genggong. Santri berprestasi yang tetap menjunjung tinggi akhlaq al-karimah. Prestasi dan tawadlu’, tawadlu’ dan prestasi,” ungkap Ibunyai Kiki. Lebih lanjut, beliau meminta wali santri untuk tetap memberikan semangat kepada putera-puterinya. “Jangan berhenti belajar, minimal sampai sarjana,” pesan beliau. (Kak) Rate this post
15 April 2025
Umum
GENGGONG – Dalam menyiarkan konten-konten islami terkait aktivitas pesantren ke khalayak umum secara efektif, Pesantren Zainul Hasan Genggong berikhtiar membuat akun sosial media yang berjalan sudah sejak lama, berikut username dan linknya:Telegram Channel: https://t.me/pzhgenggongInstagram: Instagram YouTube: youtube.com/pzhgenggongFanspage: facebook.com/pzhgenggongTwitter: twitter.com/pzhgenggong Rate this post
10 Maret 2025
Umum
GENGGONG – Pesantren Zainul Hasan Genggong menggelar haul Nyai Hj. Himami Hafshawaty pada Minggu (09/03) sore hari. Kegiatan yang dipusatkan di Aula Pesantren ini dihadiri santri, alumni, simpatisan, dan masyarakat luas. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., menuturkan, ibunda beliau, shohibul haul, merupakan ibunda sekaligus istri yang baik selama hidupnya.“Selama hidup al-marhumah ummi tidak pernah berbicara dengan oktaf lebih tinggi dari abah (KH. Hasan Saifurridzal),” ungkap ketua umum MUI Jawa Timur tersebut. Selanjutnya, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., membuka acara dengan memimpin pembacaan tawassul dan surat Alfatihah. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Surat Yasin oleh Habib Hadi Bin Syeh Abu Bakar Bin Salim. Sedangkan tahlil dan doa dipimpin oleh KH. Zuhri Zaini, pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Usai acara, para hadirin tidak segera beranjak dari tempat duduk. Pihak pesantren secara rutin menyediakan menu buka puasa setiap tahun karena acara tersebut bertepatan 10 Ramadhan. Sembari menunggu adzan magrib, Nun Ahsan Hassan Malik dan KH. Moh. Hasan Naufal yang turut hadir memimpin pembacaan shalawat barzanji karya Sayyid Zainal ‘Abidin Ja’far bin Hasan bin ‘Abdul Karim al-Husaini asy-Syahzuri al-Barzanji. (Kak) Rate this post
1 Maret 2025
Umum
Genggong – Hujan deras tak menyurutkan semangat ratusan santri dalam menyambut kedatangan dr. H. Mohammad Haris Damanhuri Romly, M.Kes., Bupati Probolinggo, yang juga merupakan keluarga besar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, pada Jumat (28/2). Peristiwa penyambutan berlangsung meriah. Begitu beliau tiba di pesantren, beliau dikalungi bunga. Gemuruh shalawat menggema dari para santri, menambah syahdu suasana meski cuaca tak bersahabat. Kedatangannya menjadi momen penting setelah mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Setibanya di lokasi, beliau langsung menuju Astah, persemayaman pendiri pesantren, Kyai Haji Mohammad Hasan Genggong, untuk berziarah. Kemudian melanjutkan memberikan sambutan di Masjid Al Barokah. Dalam sambutannya, beliau memberikan pesan inspiratif kepada para santri agar tidak takut bermimpi besar dan terus berjuang dalam menjalani kehidupan. “Hidup adalah perjalanan yang penuh tantangan. Jangan takut punya cita-cita tinggi, karena dari impian besar itulah kita bisa tumbuh dan belajar,” ujar pria yang akrab disapa Gus Haris di hadapan para santri. Beliau juga mengingatkan bahwa kesuksesan bukan hanya soal pencapaian materi, tetapi lebih kepada manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat. “Menjadi sukses bukan sekadar tentang harta, tapi bagaimana kita bisa memberi manfaat untuk orang lain,” lanjutnya. Dalam kesempatan itu, Gus Haris berbagi pengalaman pribadinya. Ia mengaku sejak kecil tidak pernah bercita-cita menjadi bupati. “Dulu saya ingin menjadi arsitek, bukan politisi. Tapi hidup ini penuh kejutan, dan kita harus siap menghadapi perubahan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kebaikan,” tuturnya. Lebih lanjut, Gus Haris menegaskan bahwa jabatan yang diembannya saat ini bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. “Menjadi bupati bukan tentang kehormatan pribadi. Ini soal bagaimana kita bisa menjalankan pemerintahan yang benar dan membawa manfaat bagi masyarakat,” katanya. Beliau juga mengapresiasi perjuangan para relawan, masyarakat, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam perjalanan politiknya. “Keberhasilan ini bukan milik saya sendiri, tapi hasil kerja keras banyak orang. Saya hanya bagian kecil dari perjuangan besar ini,” ujar Gus Haris dengan nada haru. Setelah memberikan sambutan, Gus Haris langsung menuju kediaman utama pesantren untuk bertemu sang ibunda, Nyai Hajah Diana Susilowati Saifourridzall.(Jhon) Rate this post
23 Februari 2025
Umum
PROBOLINGGO – Dua santriwati SMA Zainul Hasan 1 Genggong, Mala Fauziya dan Sofrina Alifiya, berhasil meraih juara pertama dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh DEMA Fakultas Syariah & Humaniora Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. Kemenangan ini menjadi kebanggaan bagi sekolah mereka sekaligus menegaskan konsistensi keduanya dalam dunia akademik dan penelitian. Prestasi ini tidak diraih dengan mudah. Ustadz Muhammad Rizqil Hidayat, M.Pd.I, pembina mereka dalam perlombaan ini, mengungkapkan bahwa kedua santriwati tersebut telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa selama proses persiapan. “Dua santri itu memang berada dalam kelompok yang saya bimbing dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diadakan oleh DEMA Fakultas Syariah UNZAH. Selama beberapa hari sebelum lomba, kami mempersiapkan banyak hal, mulai dari penulisan karya ilmiah hingga pembuatan video presentasi. Alhamdulillah, mereka akhirnya bisa meraih juara pertama,” ujar pria yang biasa disapa Ustadz Rizqil pada Sabtu (23/2). Kemenangan ini bukan kali pertama bagi Sofrina Alifiya dan Mala Fauziya. Sofrina pernah menjadi finalis dalam ajang karya tulis ilmiah tingkat internasional dan bahkan mendapat penghargaan di Jepang pada tahun 2024. Sementara itu, Mala Fauziya juga memiliki rekam jejak prestasi yang mengesankan, termasuk keikutsertaan dalam berbagai lomba, seperti pidato bahasa Arab dan kompetisi akademik lainnya. Menurut Ustadz Rizqil, keberhasilan mereka bukan hanya hasil latihan intensif menjelang lomba, tetapi juga karena semangat dan tekad yang telah mereka pupuk sejak lama. “Mereka memang anak-anak yang luar biasa, bukan hanya karena latihan, tetapi juga karena mereka memiliki tekad kuat dalam menggapai impian. Saya berharap semangat ini terus mereka salurkan dalam hal-hal yang bermanfaat, khususnya dalam bidang keilmuan,” tambahnya. Beliau juga menekankan pentingnya menulis sebagai sarana untuk memastikan ilmu agar tidak lekang oleh waktu. “Apa yang tertulis akan abadi, sementara apa yang hanya terucap akan berlalu bersama angin,” pungkasnya. (Jhon) Rate this post
23 Februari 2025
Umum
KRAKSAAN – Madrasah Aliyah Zainul Hasan 1 Genggong mencatat sejarah baru dengan menggelar wisuda ke-11 program unggulan di Gedung Islamic Center Kraksaan. Acara yang berlangsung pada Sabtu (22/2) ini menjadi semakin istimewa karena untuk pertama kalinya diadakan di lokasi prestisius tersebut, dengan konsep megah namun tetap menjaga kekhidmatan. Penggunaan videotron, tata panggung yang elegan, serta dekorasi mewah semakin menambah kemegahan acara tanpa mengurangi suasana sakral dan penuh haru. Sebanyak 237 santri dinyatakan lulus dan diwisuda dalam acara ini, menjadikannya sebagai angkatan terbesar dalam sejarah Program Unggulan MA ZAHA 1 Genggong. Wisudawan berasal dari tiga program unggulan, yaitu: tahfidzul qur’an terdiri dari 19 santri (10 putra dan 9 putri), dengan salah satu lulusan berhasil menghafal 30 juz; tahqiqul qiroatil kutub sebanyak 78 santri (50 putra dan 28 putri); dan prodistik sebanyak 140 santri (32 putra dan 108 putri). Tahun ini juga menandai berbagai pencapaian penting, yakni tahun ke-11 prodistik, tahun ke-8 Ttahqiqul qiroatil kutub, dan tahun ke-7 tahfidzul qur’an , yang menunjukkan komitmen madrasah dalam membangun generasi unggul di berbagai bidang. Wisuda ini didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Madrasah Nomor 532/II.ZH/MA.01/A12/II/2025, yang menetapkan kelulusan berdasarkan hasil munaqosyah atau tugas akhir. Ketiga program unggulan MA ZAHA 1 Genggong memiliki kerja sama strategis dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi ternama, di antaranya: Tahfidzul Qur’an bekerja sama dengan Jam’iyah Qurro’ Wal Khuffadz. Tahqiqul Qiroatil Kutub menggandeng UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Prodistik bermitra dengan Universitas Negeri Malang. Turut hadir dalam acara ini, ketua Yayasan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Al-Mukarrom KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., beserta shohibul bait Pesantren Zainul Hasan Genggong, para pimpinan dan asatiz MA ZAHA 1 Genggong, serta wali santri yang menyaksikan langsung momen bersejarah ini. Hadir pula sejumlah tokoh, di antaranya Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo, H. Samsur, S.Ag., M.Pd.I.; Ketua Jam’iyah Qurro’ Wal Khuffadz PCNU Kota Kraksaan, Habib Anis bin Hamid Al-Habsy; Kepala Biro Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ustaz Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag.; serta perwakilan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Negeri Malang, Prof. Muslihati, S.Ag., M.Pd. Dalam laporannya, kepala madrasah Nun Ahsan Maliki, S.Sy., M.Pd., mengapresiasi seluruh wisudawan atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam menyelesaikan pendidikan di program unggulan ini. Beliau menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara santri, guru, para instruktur program, serta dukungan penuh dari para wali santri. “Kami berharap para wisudawan tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga menjadi pribadi yang berakhlakul karimah serta bermanfaat bagi masyarakat. Kepercayaan para orang tua adalah amanah bagi kami. Semoga capaian santri tidak membuat mereka cepat puas, melainkan menjadi motivasi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, sebagaimana yang telah dilakukan oleh senior mereka, Prof. Dr. Muslihati, M.Pd.,” ungkapnya. Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Al-Mukarrom KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., memberikan pesan mendalam kepada para wisudawan agar tetap istiqomah dalam menjalankan nilai-nilai kepesantrenan yang telah mereka peroleh selama menimba ilmu di MA ZAHA 1 Genggong. “Baik yang melanjutkan studi di kampus di bawah naungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong seperti UNHASA, UNZAH, dan STIH maupun yang menempuh pendidikan di luar pesantren, tetaplah istiqomah dalam menjalankan nilai-nilai dan amaliah sebagaimana yang telah diajarkan di pesantren ini. Istiqomah adalah kunci dalam menjaga keberkahan ilmu. InsyaAllah, Allah akan menjadikan mereka manusia yang mulia dan meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat dengan keberkahan para muassis,” tuturnya. Acara yang berlangsung khidmat ini ditutup dengan doa oleh Nun Ahsan Qomaruzzaman, yang menambah keberkahan bagi para wisudawan dan seluruh hadirin yang hadir. Dengan keberhasilan pelaksanaan wisuda ke-11 ini, MA ZAHA 1 Genggong semakin menegaskan posisinya sebagai lembaga pendidikan unggulan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mencetak generasi berkarakter dan berdaya saing tinggi di berbagai bidang. (Ali/Jhon/Kak) Rate this post
14 Februari 2025
Umum
GENGGONG – Ketua Yayasan Pendidikan PZH Genggong KH. Moh. Mutawakkil Alallah, S.H., M.M. memberi arahan kepada wali santri saat Rapat Akbar Wali Santri, Kamis (13/02) siang. Di halaman pesantren, kiai Mutawakkil tekankan keyakinan wali santri atas proses belajar santri di pondok. Menurut ketua umum MUI Jawa Timur itu, perjuangan santri dalam menimba ilmu tidak hanya membutuhkan bekal materi dari orang tuanya saja. Tapi tirakat orang tua maupun santrinya sendiri sangat berperan juga.“Pemuda yang tidak mempunyai keyakinan maka dia tidak ada apa-apanya,” kata Kiai Mutawakkil mengutip salah satu bait nazham imrithi, karya Syekh Yahya Syarafuddin al-‘Imrith asal Mesir. Tidak hanya itu, wakil rais syuriyah PWNU Jatim 2024-2029 itu juga membeberkan bahwa keyakinan mesti sejalan dengan komitmen dan konsistensi. Menurutnya, keberkahan ilmu akan didapat dari istiqomah santri dalam menimba ilmu.“Istiqomah bisa melahirkan keramat dan barokah, ” ungkapnya mengutip maqolah ulama. Rapat akbar wali santri ini merupakan salah satu rangkaian acara haflatul imtihan PZH Genggong yang dimanfaatkan kepala lembaga yang berada di bawah naungan YPPZH melaporkan berbagai kegiatan yang telah direalisasikan selama satu tahun lalu kepada hadirin, terutama wali santri. Selain itu, para pimpinan lembaga ini juga membeberkan berbagai pembaruan dan prestasi membanggakan di hadapan simpatisan. Acara ini juga dihadiri oleh KH. Moh. Hasan Zidni Ilma, KH. Moh. Hasan Naufal selaku kepala MTs Zaha 1 Genggong, Nun Ahsan Maliki, S.Sy., M.Pd. selaku kepala MA Zainul Hasan 1 Genggong, Gus Lukman Qoyyiduddin Hasanul Bolqiah kepala SMA Zaha 1, Nun Moch Ahsan Ramadhani Cakra Dirgananda kepala sekolah MI Khalafiyah Syafi’iyah Zaha, M. Inzah, M.Pd.I, kepala SMAU Haf-Sa Zaha, Ahmad Muzammil, M.P.d.I kepala SD Zaha, Andiy J. Mushthafa, S.H., M.Pd kepala SMK Zaha dan para shohibul bait maupun pimpinan lembaga lainnya. (Kak) 5/5 - (1 vote)
13 Februari 2025
Umum
GENGGONG – Haflatul Imtihan Putri ke-93 Pesantren Zainul Hasan Genggong sukses digelar dengan meriah pada Rabu (12/2) malam. Bertempat di halaman pesantren, acara ini mengusung tema “Khidmat Santri untuk Negeri.” Panitia yang diketuai oleh Ustadzah Alfiatun Hasanah, hanya memiliki waktu satu bulan untuk mempersiapkan acara ini—jauh lebih singkat dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya memakan waktu tiga bulan. Namun, dalam keterbatasan waktu itu acara berlangsung lebih spektakuler dari dugaan. “Biasanya persiapan haflatul imtihan ini memakan waktu tiga bulan, tapi kali ini hanya satu bulan. Tantangannya besar, tapi alhamdulillah sukses besar,” ujar Ustadzah Lilis Agustin selaku sekretaris 1 saat diwawancarai pada Kamis (13/2/2025) pukul 01.18 WIB. Sejak sore, ribuan santri, wali santri, alumni, dan masyarakat sudah mulai memadati area pesantren. Antusiasme tahun ini bahkan melampaui tahun-tahun sebelumnya. “Justru tahun ini lebih membeludak. Banyak respons positif dari wali santri dan masyarakat sekitar,” ungkap Ustadzah Nely Himami Hafshawaty, penanggung jawab divisi kesenian. Momentum paling berkesan dalam acara ini adalah keterlibatan langsung Ibu Nyai yang turun tangan dalam setiap tahapan persiapan. “Beliau selalu mendampingi, memastikan semuanya berjalan matang. Dari awal sampai akhir, beliau benar-benar terlibat secara langsung,” tambahnya. Khidmat Santri untuk Negeri: Lebih dari Sekadar Perayaan Bukan sekadar acara tahunan, haflatul imtihan juga membawa pesan mendalam. Tema “Khidmat Santri untuk Negeri” mengajarkan bahwa santri harus memiliki peran aktif dalam pengabdian. “Mengabdi itu melayani, dan melayani negeri berarti berkontribusi untuk kemaslahatan bersama. Haflatul imtihan adalah bukti bahwa santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga siap berperan dalam pembangunan bangsa,” jelas Ustadzah Nely. Melihat kesuksesan tahun ini, panitia berharap haflatul imtihan ke-94 di tahun 2026 bisa digelar lebih besar dan lebih terkonsep. “Yang pasti harus lebih kompak. Kerja sama antar panitia penting, komunikasi juga harus dijaga. Tidak boleh ada sekat, semua harus turun tangan bersama,” tegas Ustadzah Lilis Agustin. Dengan semangat kebersamaan dan dedikasi tinggi, Haflatul Imtihan ke-93 menjadi bukti bahwa santri adalah generasi penerus yang tak hanya berilmu, tetapi juga siap berkhidmat untuk negeri. (Jhon/Kak) 5/5 - (1 vote)
27 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Ribuan pesepeda dari berbagai daerah memadati halaman P5 Pesantren Zainul Hasan Genggong, Minggu (26/1). Mereka bersiap mengikuti Genggong Go Green Carnival 2025, ajang gowes tahunan yang kali ini memasuki edisi keenam. Tak sekadar olahraga, event ini membawa misi besar: kepedulian terhadap lingkungan. Dari pagi buta, antusiasme peserta sudah terasa. Mereka datang dengan berbagai jenis sepeda, mulai dari road bike, mountain bike (MTB), hingga kategori fun bike. Panitia menyiapkan tiga rute menantang sekaligus menyuguhkan pesona alam Probolinggo. Peserta road bike diuji dengan jalur menuju Gerbang Wisata Sukapura (GWS) sebelum kembali ke titik awal. Sementara itu, penggemar MTB menjelajah jalur hutan Jokowi yang menantang. Kategori fun bike mengajak pesepeda melintasi jalan kecamatan dari Krejengan–Pajarakan–Kraksaan sebelum kembali ke garis finis. Gus Haris Bupati Probolinggo terpilih menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan langkah awal menuju perubahan yang lebih besar. “Ini acara rutin, sudah ke-6. Ke depan, kita targetkan jadi Probolinggo Go Green. Kita tingkatkan levelnya, kita naik kelas. Bukan hanya bersepeda, tapi juga kampanye lingkungan, kesehatan, dan kebersihan. Harapan besar kita, seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo bisa semakin peduli terhadap alam, terutama dalam hal pengelolaan sampah.” Tutur beliau dalam wawancaranya. Menurutnya, konsep desa tematik yang mulai diterapkan di beberapa wilayah juga sejalan dengan semangat Go Green. Ia berharap, event ini bisa menjadi pemantik bagi warga untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Di tengah ribuan peserta, Goweser bernama Abu, seorang goweser asal Desa Wangkal, menjadi perhatian. Di usianya yang sudah 98 tahun, ia tetap gagah mengayuh pedal, bahkan mengaku sudah bersepeda sejak era Bung Karno. “Lebih enak, lebih sehat. Saya gowes sejak zaman Bung Karno. Sampai dicari Gus Haris dan Habib Mahdi. Umur 98 tetap gowes! Kalau ingin sehat, ya ini, bersepeda. Dulu saya bisa sampai Probolinggo, sekarang rutenya Krejengan.” Tegas Abu dengan Semangat. Di sisi lain, event ini juga membawa berkah bagi pelaku UMKM. Salah satunya Rizal, pemilik Starling (Starbucks Keliling) asal Desa Karangbong. Menurutnya, acara seperti ini membuka peluang besar bagi anak muda untuk berkarya dan mengembangkan usaha. “Dengan adanya UMKM di Genggong Go Green, kita bisa menambah wawasan, membuka peluang bisnis, dan meningkatkan pendapatan. Event seperti ini bukan hanya soal olahraga, tapi juga ekonomi,” ungkapnya. Banyak pedagang lain yang merasakan hal serupa. Dari penjaja minuman, makanan ringan, hingga aksesoris sepeda, semua meraup untung dari ribuan peserta yang hadir. Di tengah kemeriahan event, kepedulian terhadap lingkungan tetap menjadi prioritas. Ust. Bogel, kordinator tim sapu bersih sampah, menegaskan bahwa ajang ini bukan sekadar festival olahraga, tetapi juga gerakan nyata untuk menjaga lingkungan. “Kita ingin masyarakat sadar bahwa menjaga lingkungan itu penting. Dengan bersepeda, kita bisa mengurangi emisi kendaraan bermotor, sekaligus membuat tubuh lebih sehat,” ujarnya. Usai gowes, panitia dan relawan langsung bergerak membersihkan area acara. Tidak ada sampah plastik berserakan, semua tertata rapi. Dengan semangat kebersamaan yang terasa kuat, Genggong Go Green Carnival 2025 ditutup dengan harapan besar. “Insya Allah ke depan, kita tingkatkan. Lebih banyak peserta, lebih banyak rute, dan lebih banyak manfaat untuk masyarakat,” tutup Gus Haris.(An/Rzq) Rate this post
26 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Acara Genggong Go Green Ke-6 resmi dibuka oleh Gus dr. Moh. Haris dalam sesi talkshow yang berlangsung meriah pada Sabtu (25/01/2025) malam. Kegiatan tahunan ini kembali mengusung semangat peduli lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam sambutannya, Gus Haris menekankan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Bupati terpilih Kabupaten Probolinggo 2024-2029 ini mengajak masyarakat Probolinggo untuk lebih sadar akan dampak positif dari perilaku ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan mendaur ulang sampah. “Karena sebenarnya, alam ini bukan warisan nenek moyang kita melainkan titipan anak cucu kita,” ujar Gus Haris. Acara talkshow ini juga menghadirkan berbagai narasumber inspiratif yang membahas topik terkait lingkungan dan kesehatan. Tidak hanya itu, kegiatan ini diramaikan oleh bazar produk ramah lingkungan, pameran hasil karya daur ulang, serta penanaman pohon simbolis sebagai bentuk nyata komitmen menjaga lingkungan. Masyarakat yang hadir tampak antusias mengikuti acara yang penuh inspirasi ini. Genggong Go Green Ke-6 diharapkan dapat terus menjadi penggerak perubahan positif di Probolinggo, menjadikan kota ini lebih hijau dan warganya lebih sehat. Rate this post
26 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Deretan suara lantang berpadu dalam harmoni, menggema di area samping daerah E Pondok SMP, Sabtu (25/1). Lomba paduan suara yang digelar merupakan rangkaian Haflatul Imtihan ke-93 dan menjadi penutup Lomba Akhirussanah. Sebanyak 13 pondok cabang di bawah naungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong turut berpartisipasi, menampilkan yang terbaik dalam kompetisi penuh semangat ini. Ketua panitia Lomba Akhirussanah, Ustadz Alfin Nuri Ramadhan, menyebutkan bahwa lomba ini menjadi salah satu momen yang paling ditunggu dalam perayaan Akhirussanah. “Alhamdulillah, lomba paduan suara berjalan dengan baik. Delegasi dari berbagai pondok cabang tampil maksimal, memberikan penampilan terbaik mereka,” ujarnya. Namun, Ustadz Alfin juga menyoroti beberapa hal yang perlu dievaluasi. “Ke depan, kami berharap ada ketentuan yang lebih jelas soal lagu yang dibawakan. Tahun ini masih bebas, belum ada standar yang ditetapkan. Mungkin tahun depan panitia akan membuat peraturan baru terkait lagu yang wajib dibawakan,” tambahnya. Salah satu dewan juri, Ustadz Muhammad Haikal Irsyam, memberikan apresiasi terhadap penampilan para peserta. Menurutnya, paduan suara dalam Lomba Akhirussanah kali ini merupakan gebrakan baru di pondok putra dan layak dipertahankan. “Ini pertama kali diadakan, dan saya melihat semua santri sudah berusaha menampilkan yang terbaik. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi. Secara keseluruhan, teman-teman santri sudah tampil luar biasa,” katanya. Ahmad Haris, peserta dari Pondok Al Masyhuri yang merupakan siswa kelas 11 MA Zainul Hasan 1 Genggong, berbagi cerita mengenai persiapan timnya. “Kami mulai dengan mencari anggota yang memang punya keahlian dalam mengatur suara satu dan suara dua. Setelah itu, kami latihan intensif supaya bisa menampilkan yang terbaik,” ungkapnya. Dari segi busana, timnya memilih mengenakan baju koko, khas santri. “Karena ini di pesantren, kami ingin tetap mempertahankan identitas. Lagu yang kami bawakan juga bertema perjuangan dan cinta tanah air, seperti Ya Lal Wathon, yang memang menggambarkan kecintaan terhadap negeri dan pesantren,” jelas Ahmad Haris. Ustadz Alfin menetapkan tagline “Lomba Akhirussanah 2024 SAE Sukses” hal ini mencerminkan harapan agar kegiatan ini semakin berkembang dan menjadi wadah prestasi bagi santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Dengan semangat kebersamaan dan kreativitas yang terus tumbuh, lomba paduan suara ini telah menjadi agenda tahunan yang semakin berkualitas. “InsyaAllah, tahun depan bisa lebih baik lagi,” tutup Ustadz Alfin.(An/Rzq) Rate this post
21 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Ajang perlombaan akhirussanah Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tahun ini kembali menyita perhatian. Selama tiga hari, berbagai perlombaan rohani digelar untuk menyambut Haflatul Imtihan ke-93, mempertemukan bakat-bakat terbaik dari 13 pondok cabang. Ketua panitia, Ustadz Alfin Nuri Ramadhan, usai acara pada Selasa (21/1), menuturkan bahwa perlombaan ini menjadi ajang pembuktian santri dalam mengasah kemampuan mereka. “Kita ada tiga lomba. Yang pertama tadi Musabaqah Syahril Qur’an (MSQ), yang kedua Teaterikal Puisi, dan yang terakhir drama. Untuk perlombaan khusus rohani, kita targetkan tiga hari. Semoga saja tidak ada kendala,” jelasnya. Lomba-lomba tersebut dipusatkan di samping Daerah E Pondok SMP. Para peserta tampak antusias, menampilkan yang terbaik demi meraih predikat juara. Tak sekadar kompetisi, Ustadz Alfin menegaskan bahwa ajang ini juga menjadi batu loncatan bagi santri untuk bersaing di tingkat lebih tinggi. “Kita mengadakan lomba di akhirussanah ini supaya ketika ada event nasional atau internasional, kita bisa mengirimkan delegasi dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong sendiri,” tambahnya. Penampilan Out of the Box, Juri Dibuat Terkejut Dewan juri, Ustadz Hudel Ghadafi, M.Pd., menilai bahwa tahun ini ada peningkatan kualitas dari para peserta. Ia bahkan menyebut beberapa penampilan cukup mengejutkan dan memicu reaksi tak terduga dari penonton. “Salah satu contohnya adalah penampilan dari Pondok Raudhatul Hasaniyah 1. Awalnya saya kira bukan teaterikal puisi, tetapi setelah dikaji lebih dalam, justru di sanalah makna filosofisnya muncul. Teaterikal puisi itu bukan hanya soal intonasi dan akulturasi, tetapi juga bagaimana bahasa disampaikan dalam tafsiran metaforis,” urainya. Menurutnya, ada peserta yang menampilkan visualisasi melalui bayangan seperti perwayangan. Hal ini dinilai sebagai inovasi yang mampu menghidupkan suasana. “Reaksi penonton juga luar biasa, ada yang heran, ada yang kagum. Ini poin penting dalam seni pertunjukan,” tambahnya. Sementara itu, penampilan dari daerah B M.A.K masih mengusung tema yang kental dengan nilai-nilai agama dan adab. “Mereka tampil hebat dengan alur cerita yang kuat. Kalau yang lain menurut saya masih dalam tahap biasa saja. Tapi saya mengingatkan, juri itu bukan Tuhan, jadi tetap ada subjektivitas dalam penilaian,” katanya sambil tersenyum. Peserta Akui Persiapan Minim Di sisi lain, beberapa peserta mengaku menghadapi tantangan dalam persiapan. Seperti yang diungkapkan Afdan, santri kelas 11 SMA Unggulan Hafsyawaty. “Sebenarnya persiapan lomba ini mendadak. Waktu yang kami punya hanya sekitar satu hari. Kemarin seharusnya sudah latihan, tetapi karena cuaca tidak mendukung, jadwal terus mundur. Untungnya, saat cuaca mulai bersahabat, kami bisa langsung latihan meski dengan waktu yang terbatas,” ujarnya. Meski demikian, semangat santri dalam mengikuti lomba tidak surut. Harapan besar pun disampaikan oleh Ustadz Alfin Nuri Ramadhan agar ke depan, bakat-bakat santri ini bisa terus berkembang dan tampil di ajang yang lebih besar. “Terus semangat berlatih. Untuk yang sudah juara, ini baru langkah awal. Masih banyak kesempatan untuk berkembang dan membawa nama pesantren ke tingkat internasional,” pungkasnya.(An/Rzq) Rate this post
14 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Ahmad Taufik, S.Pd., M.Si., memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Expo Campus National 2025 yang digagas oleh Tanaszaha se-Nusantara. Acara yang berlangsung di GOR Damanhuri Romy PZH Genggong pada Minggu, (12/01/2025) ini diikuti oleh seluruh santri-santriwati kelas XII SLTA se-Genggong Raya. Prof. Ahmad Taufik yang hadir sebagai speaker talkshow dalam kegiatan ini, menyoroti pentingnya acara seperti ini dalam memberikan wawasan kepada generasi muda tentang peluang pendidikan tinggi di berbagai universitas. “Ini adalah langkah nyata dalam membantu para adik-adiknya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Saya apresiasi, ini expo campus terbesar di Probolinggo,” ungkapnya. Pada hari kedua ini, hadir juga Muhammad Zakaria Drajad Dahlan, S.Ag sebagai opening speech, Hasan Abdul Bar sebagai moderator talkshow, dan para masyayikh PZH Genggong. Sementara itu, ketua panitia Expo Campus National 2025, Karim Maknun, bersyukur atas terselenggaranya acara rutin ini.“Sekarang ini keempat kalinya. Berkat doa dan support guru-guru kita ashabul bait PZH Genggong, dan semangat seluruh panitia acara ini bisa terselenggara di PZH Genggong, Alhamdulillah,” ujarnya (Kak) Rate this post
11 Januari 2025
Umum
GENGGONG – Puluhan santri Madrasah Diniyah Ta’limiyah (MADITA) Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong mengikuti pelatihan Kaifatusholli (pelatihan tata cara salat), Jumat (10/1). Pelatihan yang menggunakan panduan dari buku Praktik Ubudiyah karya Madrasah Hidayatul Mubtadiin, Pondok Pesantren Lirboyo, ini dipandu langsung oleh KH Ahsan Qomaruzzaman, M.Pd. Kegiatan yang digelar di Genggong Dalem Timur (DALTIM), kediaman KH Ahsan Qomaruzzaman, berlangsung di lantai dua dan diikuti oleh santri kelas III Takhassus-SMA serta kelas VI SMA. Dalam pelatihan tersebut, KH Ahsan Qomaruzzaman, atau yang biasa disapa Nun Aka, menekankan pentingnya memahami praktik ibadah yang benar. “Praktik Ubudiyah ini sangat bagus untuk para santri. Sangat diperlukan mulai dari cara mensucikan najis, berwudu, tayamum, hingga tata cara bersuci bagi orang yang menggunakan perban. Mereka juga perlu memahami tata cara salat, baik salat jamak-qashar maupun salat jenazah (tajhizul janazah). Semua itu wajib diketahui oleh santri karena berkaitan dengan ibadah mereka sehari-hari,” jelas Nun Aka. Beliau berharap pelatihan seperti ini terus dilakukan secara berkesinambungan agar para santri benar-benar paham dan tidak mudah lupa. “Kegiatan ini bisa rutin dilakukan setiap tahun. Santri yang sudah mempelajari ini jangan sampai lupa, karena satu kali pertemuan tidak cukup. Harus terus dipelajari dan dipraktikkan agar ilmu ini tetap melekat,” tambahnya. Sementara itu, Ustadz Muhammad Luthfi A., S.H., berharap pelatihan ini dapat menambah wawasan para santri serta mendorong mereka untuk lebih menjaga salat dalam kehidupan sehari-hari. “Pelatihan seperti ini sangat penting agar para santri tidak hanya paham teori, tetapi juga mampu mempraktikkannya dengan benar. Dengan menjaga salat, insyaAllah kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan terhindar dari perbuatan maksiat,” ujar Ustadz Lutfi. Pelatihan yang berlangsung khidmat itu ada sesi tanya jawab. Para santri tampak antusias berdiskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan praktik salat, termasuk membahas persoalan yang kerap menjadi penyebab batalnya salat. Kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh Nun Aka, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan pemberian cinderamata. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya MADITA Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral.(An/Rzq) Rate this post